08

500 63 10
                                    

Hari-hari Audrey kini mulai menjauh dari kata bully atau ejekan dari teman-teman sekelasnya, bahkan anak-anak dari kelas lain. Semenjak berteman dengan Theo hidupnya mulai dipenuhi kebahagiaan.

Siska juga tak dapat berbuat apa-apa lagi. Sebelumnya, Audrey tidak bisa berbuat apa-apa seperti mengadu pada guru. Namun, kini dengan kehadiran Theo yang terus mengancam Siska ... hari-hari Audrey pun terasa sangat aman.

"Dasar, pengadu!" Siska menggerutu di saat-saat Theo berusaha untuk melindungi Audrey.

***

Pertemanan Audrey dan Theo tidak hanya menguntungkan Audrey saja, melainkan Theo juga mendapat sedikit balas budi dari Audrey. Misalnya, seperti mengerjakan tugas sekolah. Theo semakin mudah mengerjakan tugas sekolahnya dikarenakan Audrey si Juara Kelas membantunya.

Walau tak satu kelas, Audrey dan Theo semakin hari semakin akrab. Mereka sering bertemu di kantin dan saling berbagi makanan.

"Ngomong-ngomong, Audrey ... kamu punya mama yang baik, ya?" Theo mulai membuka percakapan dengan Audrey saat ini.

Audrey menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?"

"Setiap pulang sekolah, kau selalu dijemput mama-mu, kau pasti bahagia. Aku memperhatikan itu, lho!" ujar Theo sembari meneguk air minumnya.

"Kau hebat, memperhatikan setiap hal tentangku. Namun, tidak baik juga jika kau selalu memperhatikan segalanya tentangku," jawab Audrey.

Theo menganggukkan kepalanya. "Ya ... aku hanya ingin tahu beberapa tentangmu."

"Tentang diriku yang dicap sebagai Anak Haram di sekolah? Kau sepertinya sama saja dengan mereka," ucap Audrey sambil menunduk.

"Bukan begitu, hei." Theo menggeleng. "Aku tidak mungkin seperti mereka dan yang lain, Audrey. Aku ini temanmu, percayalah!" lanjut Theo.

Audrey tersenyum tipis. "Baiklah, aku percaya itu. Mungkin kau benar, kalau aku punya bunda yang baik. Dia selalu mengajariku tentang banyak hal. Namun, walaupun begitu, aku terus bertanya di mana keberadaan ayahku sekarang."

"Jika takdir mempertemukanmu dengan ayahmu, aku yakin kau akan bertemu dengannya," ujar Theo pada Audrey.

***

"Kau butuh uang, ya?" tanya seorang laki-laki pada Vera saat itu. Tubuh Vera tegak seketika. Ia langsung berdiri.

"A-aku benar-benar membutuhkannya. Kau ingin meminjamkan uang padaku, kan?" tanya balik Vera pada pria itu.

"Ku mohon ..."

Laki-laki itu menyeringai tipis. "Aku tidak akan meminjamkan uang padamu, karena aku yakin kau pasti tak akan bisa melunasi hutangmu. Namun, aku punya sebuah jalan keluar untukmu. Jika kau bersedia, kau boleh mendapatkan uangnya."

Vera mengangguk cepat. "Aku akan lakukan apapun. Sekarang, aku benar-benar membutuhkan uangnya, Tuan."

"Kau bersedia untuk memberikan anak untuk keluargaku? Seorang anak laki-laki." tanya pria itu tiba-tiba.

Vera terbelalak. "Apa maksudmu? Anak laki-laki?"

***

"Bagaimana denganmu? Kau masih punya orang tua?" tanya Audrey pada Theo.

Theo mengangguk sebagai jawaban. Keadaan hening sesaat di antara mereka berdua. Hanya terdengar suara anak-anak lain di kantin itu.

Audrey merapatkan kedua bibirnya. "Tetapi, Theo ... aku belum pernah melihat kedua orangtuamu, atau salah satu di antara mereka."

Theo berdiri dan memasukan tangannya ke kantong celananya. "Ya, mereka di luar kota. Aku disekolahkan di sini agar tidak mengganggu pekerjaan mereka di sana. Aku sekarang tinggal di rumah sepupuku."

Audrey mengangguk paham. "Ah, baiklah."

"Ayo, sekarang kita bayar makanan kita," ucap Theo sambil mendekati pemilik kantin tersebut, Audrey pun menyusulnya.

***

"Istriku mandul, dan tak bisa hamil. Jadi, jika kau mau memberi kami seorang anak, maka ... kau pasti mendapatkan uangnya." Sang Pria berujar.

Vera benar-benar kebingungan saat itu. Dia sudah berpikir beberapa kali, tetapi dia masih tidak bisa mengambil keputusan.

"Kau mau, tidak?" Pria itu mengejutkan Vera yang tengah berpikir.

Vera mengangguk dengan cepat. Dia tak berucap sepatah kata pun, tetapi anggukan kepalanya meyakinkan keadaan bahwa dia bersedia dengan perjanjian tersebut.








To be continue :v

Anak Haram [Ver. 02]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang