BAGIAN 5 : WARUNG KOPI

226 140 828
                                    

Halo sahabat, maaf banget baru update setelah sekian lama~
Sempet Hiatus karena melahirkan, dan ngurus baby juga. Sekarang mah udah agak sedikit waktu buat wattpad, walaupun kadang-kadang masih harus ngurusin si bocil, kalau dia tidur baru deh gerak cepet main wattpad, mumpung ada kesempatan whehe:v

Maap seribu maap nih ya hehe...



"Sial banget hidup gue!"

"Bajingan tuh cewek, kaparat!" hardik Alzio mencabik meja untuk dijadikan pelampiasan. Ia mengeluarkan kepulan asap dengan cepat, tatapannya memicing melihat kedua temannya itu yang sedang menahan tawa.

Deri menyenggol lengan Yadi untuk segera merespons Alzio. Jika tidak, ia akan menjadi sasaran kemarahan Alzio.

"Gue gak habis pikir sama otak Lolita, bisa-bisanya dia edit foto gue!"

"Tapi editannya keren ya, mulus...." Yadi menimpali, langsung dihadiahi tatapan Alzio yang seperti ingin menelan Yadi hidup-hidup.

"Gak usah ngomong lo kalau bikin gue emosi doang. Bukannya bantuin, malah bikin nyakin pusing!" seru Alzio tidak suka.

Deri melempar batang rokok yang sudah hampir habis, melangkah perlahan menuju meja di depan Alzio, ingin mengambil sepotong roti yang tersedia di sana.

Kedua mata Deri mengintip dari balik sela jajanan yang terpampang di hadapannya, ia mencari seorang ibu-ibu pemilik warung, tidak kunjung ditemukan, ia pun langsung memanggilnya.

"Bu," panggil Deri, tidak lama kemudian muncullah orang yang ia cari. "Kopi satu ya, yang white coffe."

Ibu itu mengangguk, Deri melahap roti yang ada di tangannya, kembali menatap Alzio yang tengah menutup wajah dengan tangannya.

"Jadi gimana? Kalau lo gak nikah, tau sendiri kan apa yang akan lo rasain? Gak ada motor, uang jajan juga pas-pasan," ucap Deri tatapannya tidak putus dari Alzio.

"Jihan udah gak mau lagi ketemu gue, padahal gue mau jelasin semuanya."

"Lo langsung ke rumah dia aja," usul Yadi lalu diangguki Deri sedangkan Alzio tidak merespons.

"Emangnya lo mau nikah sama Jihan?" Deri bertanya.

"Sama siapa lagi? Masa sama nenek lo." Alzio menjawab.

Deri mencibir tidak suka dengan ucapan Alzio, tapi ia menepiskannya. "Lo bener cinta sama Jihan?"

"Nanya mulu, pasti lo tahu jawabannya!" Alzio kesal, bukannya memberi solusi, justru ia malah mendapatkan pertanyaan tidak penting dari Deri. Pertanyaan Deri hanya membuat kepalanya pening bukan main.

"Ya gue cuma memastikan, Zio. Gue bingung aja, lo cinta sama Jihan tapi malah punya hubungan sama Lolita."

Yadi meniup asap rokok di wajah Alzio lalu mencibir, "dasar Zio-nya aja yang beloon!"

Alzio menggaruk kepalanya frustrasi, meninju meja dengan kuat hingga tangannya memerah. Pikirannya kalut sekaligus bingung. Apalagi ditambah temannya yang sangatlah tidak berguna itu, hanya membuat ia semakin terbebani.

Tidak lama muncullah ibu pemilik warung, menyodorkan kopi pesanan Deri. Kepulan asapnya masih sangat terlihat jelas di gelas itu. Deri meniup perlahan lalu menyeruput sedikit-sedikit.

"Gue mau pergi dulu. Mau nemuin Lolita." Ucapan Alzio membuat Deri dan Yadi menoleh bersama.

"Kenapa lo malah ke Lolita, bukannya ke Jihan?" Yadi bertanya dengan bingung.

Teman Sehati [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang