Bab 1 : Cerry

68.1K 208 0
                                    

Sudah dari dulu aku paling ogah merayakan ultahku. Tidak ada gunanya menurutku. Jika melihat teman-temanku merayakan ultahnya, aku tak keberatan.
Aku selalu ceria  ketika aku diundang menghadiri pesta ulang tahun semua temanku, yang pasti "jajaaaan gratisss"
Es krim, kue kue, minuman, dan banyak hidangan lain.
Saat ini contohnya, salah satu teman sekelasku sedang merayakan ultah di kapal pesiar. Hahaha sialan memang, dasar sultan!
Tapi ...  lagi-lagi ketika aku sudah beranjak beberapa hari ke belakangan di mana tanggal ultahku muncul aku dengan tegas mengatakan bahwa aku tidak sempat untuk mempersiapkan ulang tahunku. Akhirnya mereka paham dan menyerah untuk sekedar mengajak merayakan ulang tahunku.
****
Kenalin namaku Cerry. Entah mengapa namaku tidak jauh beda dengan buah-buahan.  Mungkin ketika aku brojol mamaku makan buah cerry. Mungkin loh yaa?

Aku tinggal sendirian di apartemen yang dikelola mamaku. Sedangkan papa dan mamaku tinggal di Tokyo, dan hanya video call saja komunikasi kami. Sudah tujuh tahun mereka di sana.

Saat ini aku sekolah di Grand Saphire Academy, sebuah sekolah swasta yang di mana muridnya bersekolah dimulai dari dia SD hingga SMA. Bahkan teman-teman sekelasku orangnya itu itu saja dan tidak pernah berubah. Itu mengapa aku dan semua temanku selalu kompak dan berasa memiliki banyak saudara.  Bayangkan jika kamu bersama teman-temanmu berada di kelas itu mulai dari SD kelas 1 hingga SMA kelas 3, gimana tidak eratnya kekompakkan itu?

Intinya aku jauh lebih bahagia jika waktunya pulang sekolah. Aku bisa main dengan temanku. Main ke mana saja.

Oke cukup pengenalannya.

***

"Cerry. Kamu mau ikut ke mall?" Aku menghentikan aktivitas memasukkan peralatan belajarku ke dalam tas saat beberapa teman sekelasku mengajakku. Aku tersenyum sembari menggeleng, "aku capek. Mau pulang saja. Lain kali ya?"

"BRUK"
Aku meletakkan tasku di ranjang tempat tidurku. Aku lantas melepaskan semua seragam sekolahku dan membuang asal ke lantai kamarku. Bra dan cdku kulempar ke keranjang pakaian kotor di sudut kamar. Lalu aku lompat ke ranjang serta menarik selimut dan memejamkan mata.
Tampaknya lelahku menghilang sekejap.

Hingga ...

"Cerry!"

"Cerry!"

"Hei! Bangun!"

Aku membuka mataku. Kulihat di hadapanku sesosok gadis cantik oriental dengan senyuman mengembang di wajahnya yang putih merona. "Bangun pemalas! Aku nungguin berjam-jam lebih di sekolah, taunya kamu sudah pulang! Mana tidur lagi!" Gadis di hadapanku ini terlihat kesal, pipinya ia manyunkan lucu, namun aku tersontak kaget kemudian saat mendengar omongannya.
"Eh! Jam berapa ini?" Aku bangun dari tidurku. Lalu memandang jam dinding. Mataku semakin membola. "Aah festival cosplay!" Aku menjerit. "Telat! Kenapa aku bisa lupa?"

"Cerry. Padahal kemarin aku sudah mengingatkanmu. Kamunya bilang nggak akan lupa. Eh lupa beneran kan?" Nama gadis di sebelahku ini namanya Mochi. Dia gadis keturunan jepang indonesia. Aku sudah sangat dekat dengannya sejak kelas 1 SD. Mochi Isabella, nama lengkapnya.

"Lalu ... lalu kamu jadi ke sana, Mochi?" Tanyaku kecewa dengan penyakit pikunku ini. Mochi tersenyum lalu menggeleng, "apa enaknya melihat acara itu tanpa kamu." Mochi berdiri lalu berjalan menuju jendela, tampak lampu-lampu kota terlihat di luar sana dari jendela apartemenku. Oh sudah gelap ternyata. Mochi lantas menutup tirai jendelaku. "Cerry, aku boleh menginap di sini nggak?" Ia berkata lirih sambil membalik badannya. Dengan bahagia aku lantas berdiri dan memeluknya, "ngapain harus izin sih? Tinggal selamanya aku juga nggak keberatan kok, Mochi! Toh kamu sahabatku yang paliiing ngerti aku."

Mochi menepuk punggungku, "etoo ... arigatou. Tapi Cerry, kayaknya kamu mandi dulu deh, bau acem kamu. Mana bugil lagi kamu peluk akunya. Rada aneh aja.." Mochi terlihat panik saat aku peluk tiba-tiba, aku juga baru sadar tak ada apapun yang menempel di tubuhku, benar-benar polos. Aku tergelak lalu lompat dari ranjang, berlari ke kamar mandi.
Mochi mengikutiku, ia masuk kamar mandi. "Oya aku tadi belikan banana cake, sama lemon squash. Siapa tau kamu belum makan." Ujarnya. Ia kemudian duduk di toilet, aku hidupkan shower yang berada di bathup, ku set air hangat saja yang mengisi bathup-ku. Aku mendekati Mochi yang sedikit melamun.

Naked BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang