Bab 4 : So? Are we done yet?

31.5K 180 4
                                    

"Putar botol? Wah kacau ... pasti kamu udah nulis tantangan aneh-aneh di kartu itu!" Tunjuk Kevin. Aku mengangkat bahu tak peduli. "That is a game!"
"Rileks kita nggak masalah dengan kartunya, kok!" Timpal Lina.
"And why u scream too?" Tanyaku datar pada Lina. Lina terkekeh.
Akhirnya botol pun diletakkan di tengah. Kami duduk mengelilinginya. Orang pertama yang memutar botol adalah aku.
Botol berputar. Hingga mengarah ke Maya. Gadis imut itu terkejut. Kami tertawa melihat reaksinya. Tangannya yang lentik mengambil salah satu kartu.
Maya melotot saat membaca perintah di kartunya. Lina merebut kartu di tangan Maya. "Jika kamu cewek tancapkan dildo di miss v kamu sampai kamu dapat giliran lagi. Jika kamu cowok skip!"
Semua heboh kecuali aku. Aku lantas membawakan dildo ke hadapan Maya. Maya protes hebat, namun kami semua memaksanya, bahkan para gadis memegangi gadis imut itu dan Puspa dengan sadisnya membuka bibir miss v Maya dan melesatkan dildo berwarna pink itu ke dalamnya.
"Aaaahhh ssshhh aaahh!!!" Maya setengah menjerit setengah mendesah. Kami terkekeh melihat reaksi Maya. Para laki-laki hanya terpana dan penis mereka berdiri kaku.
"Aahh ahh! T-tega kaliaanhh! Sshh" Maya wajahnya memerah. Ia terlihat pasrah dan duduk mengangkang. Sepertinya ia sudah tak peduli keadaannya dilihat semua teman-temannya. Puspa dengan iseng memutar dildo itu, Maya mendesah dan menepis tangan Puspa. Puspa terkekeh.
"Oke next!! Maya putar botolnya!"
Dengan kesusahan Maya memutar botolnya, dan tak lama moncong botol mengarah ke Kevin. Kami semua memusatkan pandangan ke lelaki paling ganteng di sekolah itu. Kevin dengan masih sedikit shock meraih satu kartu.
"Bacakan dengan keras, Vin!"
Kevin terlihat melotot saat menyadari tulisan apa di kartunya.
"Mainkan penismu di hadapan teman-temanmu sampai kamu orgasme!"
Kami para gadis di ruangan itu bersorak senang. Aku terkekeh geli. Kevin terlihat tak rela. Ia menatap tajam ke arahku. Aku menunjuk sofa kecil. Kemudian Kevin berjalan lemas ke arah sofa tersebut. Kami duduk di hadapan Kevin yang telah bersiap menontonkan aksinya.
Kevin membuka selangkangannya. Matanya ia tutup. Para gadis beberapa menutup matanya, namun beberapa seperti melototi senjata Kevin seolah ingin menggigitnya.
"Penismu lurus banget pin! Hahaha!" Ledek Lina. "Enak nih kalo aku isep!"
Kevin tak peduli lalu mulai memainkan penisnya. Kocokannya yang cepat membuat adik kecilnya itu membesar dan tegang.
"Pelan-pelan vin ntar bisa meluncur loh roketmu, hahahaha!!" Ledek Puspa puas. Kevin diam saja. Ia sepertinya ingin segera menyudahi hal memalukan itu.
"Aaah aaahh ohh!" Tanpa sadar Kevin seperti menikmati permainannya.
"Jangan yang ada masturbasi!" Sergahku ketika ada indikasi temen-temanku ingin ikutan seperti Kevin. "Aku akan mengeluarkan kalian dari permainan."
Lima belas menit lamanya Kevin berusaha orgasme. Keringatnya meluncur deras di tubuhnya yang atletis itu, selama itu pula kami para gadis tak tahan dengan pemandangan menantang itu. Sedangkan para anak lelaki tak ada yang mau melihat apa yang ada di depan mata mereka.
"Aaahh!!! Sshh aaahh!!" Kevin kulihat mulai menegang tubuhnya. Dan itu ada tanda-tanda ia akan orgasme. Lenguhan dari mulut para gadis makin terdengar karena mereka horni. Cih begitu pula denganku, tapi aku berhasil menekan sekecil-kecilnya perasaan sialan itu.
Dan ...
"Aaaaaaahhh!!! Aku keluar!"
Dengan segera aku menutup lubang penis Kevin dengan tisu. Kevin kaget dan desahannya makin keras karena keluar spermanya aku halangi. Tangan kiriku lantas juga membungkam mulut Kevin agar ia tak teriak makin keras.
"Ummmmh mmmh!!"
"Ssst! Are we done yet? No!" Ledekku pada Kevin. Aku lantas menyuruh Lina untuk mendekat. Gadis itu tertawa nakal. Lalu kuminta ia mengoral penis Kevin, sontak semua terkejut, begitu pula Kevin namun ia tak mampu berbuat apapun saat adik kecilnya sudah digenggam erat oleh Lina dan dimasukkannya ke dalam mulutnya.
"Sssluuurrphhh mmmmucch!! Ssluurrphh!"
Penis Kevin dihisap dan disedot-sedot kuat-kuat oleh Lina dengan ganasnya. Mungkin gadis ini melampiaskannya semua karena ia menahan konaknya sedari tadi.
"Mmmhh mmhh mmh!" Aku masih menahan mulut Kevin agar ia tak berteriak terlalu keras hingga ...
"Mmmhh mhhh!!"
Ternyata Kevin orgasme untuk kedua kalinya dan memuntahkan banyak sperma ke dalam mulut Lina.
Kevin langsung lemas. Nafasnya tersengal-sengal. Aku melepaskan bekapan tanganku dari mulutnya.
"S-sialan kamu Cerr.. aaah ahhh!" Kevin terlihat kesal bercampur puas. Aku terkekeh.
Lina pun mencabut mulutnya dari penis Kevin, ia mengusap mulutnya dan menelan sperma Kevin. "Asiin!"
Lina kembali duduk dan mengambil tisu dan mengusap mulutnya yang basah.
Permainan pun berlanjut, namun kulihat Kevin sudah tak sanggup meneruskan permainan, ia tergeletak di karpet dan tidur, penisnya sudah mengecil seperti semut.
Puspa kuminta memutar botolnya dan ... moncong botolnya mengarah ke Ela. Si ketua kelas. Gadis imut paling menggemaskan di kelas kami. Ia terkejut saat dirinya terpilih. Dengan wajah tegang ia meraih kartu, kami menunggu dengan penasaran.
Ia tiba-tiba melempar kartunya dan terlihat lemas. Aku pungut kartu itu lalu membaca keras-keras perintahnya. "Putar botolmu sekali lagi, orang yang yang terpilih harus ML denganmu dihadapan temanmu!"
"Gila! Aku nggak mau! Aku masih mau perawan!" Ela ingin menangis. "Ini permainan paling bodoh yang aku mainin!"
Puspa tiba-tiba memutar botol dan itu membuat kami terkejut, dan botol itu mengarah ke Ajeng, gadis oriental tercantik di sekolah kami.
Dan hal itu membuat Ajeng dan Ela shock seketika.
"See? Perawanmu masih terselamatkan kok!" Tutur Puspa dingin.

-Bersambung-

--------—

Hai ... seru nggak ceritanya? Kalau nggak seru aku udahin aja ceritanya. Kalau seru inbox ya ide gila apalagi tantangan spin bottle ini untuk para pemainnya? Rada mentok soalnya. Hahaha.

Jangan lupa. Tungguin kejutan di cerita ini yaa!! Bubyeee

Naked BirthdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang