E19 🍀

1.3K 153 3
                                    

Tepat di depan pintu kamar Gulf dan Mew telah berdiri Phuwin dan juga Alex yang telah bersiap-siap akan pergi ke taman bermain.

"Papa.. Mama... Alex pergi dulu na! Jangan sedih, nanti Alex pulang kok." Ucap Alex dengan sendu.

"Ayo kita pergi sekarang sayang. Papa dan Mamamu sudah mengizinkanmu tadi. Paman sudah mengatakannya kepada Papa dan Mamamu."

"Iya Paman..."

"Kita juga harus bersenang-senang hari ini ya..." Kata Phuwin kepada Alex.

"Iya..."

Phuwin dan Alex kini langsung pergi ke taman bermain. Phuwin tak lupa mengirimkan pesan kepada Gulf dan memberitahu jika dia telah pergi bersama dengan Alex kepada Gulf.

Beberapa Jam Kemudian....

11.00

Hari telah menjelang siang, Gulf baru saja bangun dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Gulf membersihkan tubuhnya sendiri dari sisa-sisa percintaannya dengan Mew. Setelah mandi, Gulf langsung memakai pakaian yang cukup santai untuk di rumah.

Setelah itu, Gulf membawakan handuk dan juga baskom kecil berisi air hangat untuk membersihkan tubuh suaminya yang masih tertidur lelap di atas kasur. Gulf mengusap tubuh Mew dengan perlahan-lahan agar Mew tidak mengganggu tidur Mew.

"Aku bisa melakukannya sendiri ketika aku bangun nanti." Ucap Mew sambil tertidur.

"Apa kau tidur sambil berbicara Phi?"

"Zzzzzzzzz...."

"Aku melakukan ini agar kau tidur dengan nyaman. Aku ingin kau tidur dengan nyaman karena semalam kau tidak tidur." Ucap Gulf.

"......"

"Kau pasti sudah kembali tertidur dengan lelap. Mimpilah yang indah na..." Ucap Gulf sambil mencium kening Mew.

Setelah membersihkan baju-baju dan juga celana-celana yang berserakan di atas lantai. Gulf kini mengambil kondom bekas yang telah terisi sperma yang bergeletakan begitu saja di atas lantai.

"Andai aku seorang wanita, aku mungkin akan segera hamil dengan sperma ini. Sayangnya aku terlahir sebagai seorang pria dengan tubuh yang normal, namun sayangnya aku mencintai seorang pria bukan seorang wanita. Betapa bahagianya bisa memiliki anak dari Phi Mew..."

"Tuhan, bagaimana Engkau menciptakan aku? Ahh, bukan bukan, aku tidak ingin menyalahkan Tuhan. Mencintai atau tidak semua itu adalah pilihanku. Aku tidak boleh menyalahkan Tuhan atas sesuatu yang aku pilih."

"Aku ingin berterima kasih kepada Tuhan karena Kau telah mengirimkan Phi Mew untuk aku, Tuhan." Ucap Gulf

Setelah membersihkan semuanya, Gulf kini keluar dari dalam kamarnya lalu berjalan menuju ke kamar Alex yang telah dibersihkan oleh maid. Di dalam kamar itu Gulf menemukan sebuah surat yang tertempel di jendela.

Hai Tuhan, ini Alex...
Alex mau minta sesuatu sama Tuhan, apakah boleh?
Tuhan, Alex kepingin punya adik yang satu laki-laki dan satunya lagi perempuan.
Apakah Mama mau memberikan Alex seorang adik? Alex takut meminta kepada Mama, jadi Alex minta ke Tuhan aja.
Tolong ya Tuhan, kabulin permintaan Alex.
Alex janji akan jadi kakak yang baik.
Terima kasih Tuhan...

Gulf tanpa sadar mengeluarkan air matanya setelah melihat surat itu. Gulf tidak menyangka jika Alex sangat ingin mempunyai adik. Gulf akan mencoba mendiskusikan hal ini dengan Mew.

Beberapa Menit Kemudian...

Gulf kini sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu kepulangan Alex. Gulf mendapatkan pesan dari Phuwin jika mereka berdua akan segera pulang. Gulf memerintahkan seorang maid untuk memasak makan siang untuk keluarganya.

"Bi, tolong masakkan makanan kesukaan Alex dan Phi Mew na untuk makan siang hari ini..."

"Baik Tuan, apakah ada hal selain ini Tuan?" Ucap Maid itu.

"Tidak ada, sebentar lagi Alex akan pulang ke rumah. Dia pasti belum makan siang. Aku mau saat dia pulang makanan sudah jadi." Ucap Gulf

"Baiklah. Saya permisi, Tuan." Ucap maid itu yang langsung berjalan ke arah dapur.

Gulf menunggu sangat lama sampai pada akhirnya Alex pulang bersama dengan Phuwin. Alex langsung memeluk tubuh Gulf dan memeluk tubuh Gulf.

"Sayang, apakah kesayangan Mama bersenang-senang hari ini?" Tanya Gulf

"Hmmm, Paman Phuwin membelikan Alex gulali, Mama." Ucap Alex sambil melepaskan pelukannya kepada Gulf.

"Phu...." Panggil Gulf sambil menatap tajam ke arah Phuwin.

"Hehe maaf, aku janji aku tak akan membelikannya lagi." Kata Phuwin

"Ma, jangan marahi Paman! Alex suka gulalinya."

"Tapi gigi Alex nanti cepat rusak, sayang. Setelah ini kita gosok gigi na..."

"Baik Mama...." Kata Alex sambil tersenyum

"Lalu apa lagi yang jagoan Mama ini lakukan selama di taman bermain?"

"Bermain mobil-mobilan dan naik ke atas kincir angin raksasa."

"Apakah Alex tidak takut?"

"Tidak Mama, Alex kan hebat."

"Anak Mama memang hebat." Ucap Gulf

"Anak Papa juga hebat." Ucap Mew yang baru saja bangun lalu keluar dari dalam kamar dan turun ke lantai bawah.

"Alex anak Mama..." Kata Alex yang langsung memeluk tubuh Gulf kembali.

"Auwhh dasar!!!" Ucap Mew

Setelah menunggu cukup lama sambil mendengar cerita Alex, makanan pun jadi dan telah terhidang di atas meja makan.  Gulf mengajak Mew, Phuwin, dan juga Alex untuk makan siang bersama. Di saat makan siang pun Alex tak berhenti bercerita.

"Alex tadi bertemu dengan badut, Pa."

"Apakah Alex merasa takut?" Tanya Mew yang sebenarnya sudah mengetahui kalau anaknya itu sangat takut kepada badut.

"Alex menangis karena badut itu Pa. Badut itu sangat menyeramkan sampai-sampai Alex menangis dan memeluk Paman Phuwin." Kata Alex

"Alex memang penakut!" Ejek Mew

"Phi, jangan mengejek Alex seperti itu. Alex akan merasa sedih nanti."

"Baiklah, maafkan Papa na Alex." Ucap Mew kepada Alex.

"Hmmm...." Kata Alex

Setelah makan siang, Phuwin pamit untuk pulang ke rumah. Mew ingin melanjutkan istirahatnya karena masih merasa sedikit mengantuk sedangkan Gulf kini sedang membersihkan tubuh Alex dan menemaninya untuk tidur siang.

Jangan lupa untuk Vote dan Comment ya! Agar aku semangat dalam update cerita. Terima kasih 😘

We and Time 🍀 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang