❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜
"Kau selalu tersungkur, setiap kali aku bertemu denganmu, Viole." [Name] melangkah mendekati Viole yang sedang terkulai lemas di lantai beralaskan tanah. Hari ini juga jadwal latihannya dengan Jinsung, dan seperti biasa, si Tua Bangka itu selalu saja melatih Viole dengan keras.
[Name] berlutut, menyamakan posisinya dengan Viole. "Kau tak boleh mati, sebelum kau membunuh Jahad."
Viole meliriknya sekilas, lalu matanya kembali menatap tanah yang sepertinya lebih menarik dibanding wajah Komandan RED. "Mengapa... kau ingin dia mati?"
"Mengapa... kau sangat ingin mengejar Rachel?" [Name] mengikuti ucapan Viole, mengejeknya.
Mengetahui bahwa Viole tidak bisa diajak bercanda, [Name] meneruskan ucapannya. "Siapa bilang aku ingin dia mati?" [Name] tersenyum, lalu dia mencondongkan tubuhnya, berbisik di telinga Viole. "Tidakkah kau pikir, kita berdua ini mirip?" setelah mengatakan itu, [Name] bangkit dari posisi berlututnya. Kemudian dia melangkah menjauhi Viole.
Spontan, Viole langsung bangkit dan melangkah mengejarnya. "Apa? Apa maksudmu?"
"Di dalam FUG, ada yang memendam perasaan pribadi. Mereka yang membenci ataupun iri pada 10 Keluarga dan Jahad, atau mereka yang ingin mengubah Menara," [Name] manjawab Viole, walau matanya fokus pada pocket yang dipegangnya.
"Seorang Slayer akan menjadi Dewa yang akan mewujudkan mimpi mereka. Kau seharusnya jadi orang yang kelak membunuh orang yang tak bisa dibunuh orang lain," lanjutnya.
"Lalu apa maksud perkataanmu barusan?"
"Tentang kita yang mirip?" kini [Name] balik badan, membuatnya bersitatap dengan Viole.
"Iya..."
[Name] menunduk, menggigit bibirnya. Sementara tangannya mencengkram pocket yang ada di genggamannya. Dia terlihat ingin membuka mulut namun mengatupkannya kembali, terlihat ragu dengan hal yang ingin dikatakan.
Viole terdiam. Bingung harus bereaksi seperti apa, karena ini baru pertama kalinya, [Name] kehilangan ketenangan.
Baru saja Viole ingin membuka mulut, dia dikejutkan dengan perubahan ekspresi [Name] yang kembali tenang. Seolah tidak terjadi apapun, seolah pembicaraan mereka barusan sebatas angin lalu.
"Ayo makan denganku," [Name] tersenyum, "aku habis beli makanan dari restoran yang direkomendasikan oleh Hwaryun."
Viole terlihat ragu, jadi dia tidak merespon ajakan [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗮𝗽𝗼𝗰𝗮𝗹𝘆𝗽𝘀𝗲 • ᥫ᭡ 𝖻𝖺𝗆
Fanfiction❝𝗬𝗢𝗨𝗥 𝗟𝗜𝗣𝗦, 𝗠𝗬 𝗟𝗜𝗣𝗦, 𝗔𝗣𝗢𝗖𝗔𝗟𝗬𝗣𝗦𝗘.❞ 𝐒𝐔𝐌𝐌𝐀𝐑𝐘༄ ╰┈➤ Sebuah pertemuan antara Komandan Divisi Penegak Kerajaan, dan Irregular yang akan membawa perubahan pada Menara. status; 𝗼𝗻...