▬▬▬▬▬▬▬ 00 : 02

599 113 20
                                    

❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜

"Ya, semuanya berjalan sesuai harapan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, semuanya berjalan sesuai harapan kita."

"Bagaimana dengan ujiannya?"

"Jangan cemas, mereka tidak akan kesulitan dengan ujiannya."

"Apa kau yakin? Ujian yang diberikan oleh Administrator itu cukup sulit."

"Ya, aku yakin. Keluarga Jahad... akan percaya bahwa bocah itu sudah mati."

"Lalu bagaimana keadaannya?"

"Komandan RED pasti sedang pergi ke tempat anak itu berada."

______________________________________

Tempat ini gelap. Untung saja [Name] membawa lighthouse-nya, jadi dia bisa dengan mudah melihat dengan jelas. Walaupun posisi utamanya adalah Anima, tapi dia juga cukup mampu menjadi Light-Bearer yang hebat.

[Name] menunduk, menatap Bam yang tengah tertelungkup menahan sakit. Sebagian tubuh dilumuri dengan darahnya sendiri. Kondisinya benar-benar menyedihkan, membuat [Name] sedikit merasa bersalah karena menjadi salah satu penyebab penderitaannya.

"Keadaanmu buruk sekali..." [Name] diam sebentar, kemudian melanjutkan ucapannya, "bagaimana rasanya dikhianati?"

Kini Bam menatap [Name]. "Aku tidak tahu." Dia menggertakan gigi, sementara tangan kiri berada di dada saat merasakan hatinya berdenyut sakit. Perasaan marah dan kecewa yang baru pertama kali dirasakannya. "Aku tak tahu perasaan apa yang ada di dalam hatiku ini. Aku sungguh tak tahu..." mata Bam memanas, "aku harus tahu alasannya... kenapa Rachel mengkhianatiku..." 

[Name] masih diam, memperhatikan Bam yang terlihat hancur di hadapannya. Reaksi Bam sangat wajar, mengingat seperti apa Rachel baginya.

"Ya, Rachel akan menaiki Menara." [Name] mengulurkan tangannya pada Bam. "Ikuti aku, dan akan kuberi tahu semuanya."

Bam menatap uluran tangan [Name], matanya berkilat waspada. Atas pengkhianatan yang baru saja didapat, Bam pasti tidak akan percaya dengannya begitu saja. Ditambah dia hanyalah orang asing yang Bam temui pertama kali.

Mengetahui ini tidak akan mudah, [Name] berjongkok---menyamakan posisinya dengan Bam. Masih dengan tangan yang terulur, dia tersenyum. "Ayo kita menaiki Menara. Seperti yang dijanjikan, apa yang dia inginkan, apa yang kita inginkan, menunggunya di atas sana."

Butuh satu dorongan, butuh satu dorongan lagi agar [Name] bisa membujuk Bam.

"Ikuti aku. Maka aku akan menuntunmu sampai ke puncak Menara...

---Jawaban yang kau inginkan... kau pasti akan mendapatkannya di atas sana."
______________________________________

Lima tahun kemudian...

𝗮𝗽𝗼𝗰𝗮𝗹𝘆𝗽𝘀𝗲 • ᥫ᭡ 𝖻𝖺𝗆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang