Brighter Day?

799 117 34
                                    

Henlo!

Masih ada yang inget story ini? wkwkwk

Maap ya ay lama beud apdetnya.

Mohon maap apabila ditemukan typo, alurnya tidak jelas atau membosankan karena yang sempurna hanya milik Tuhan.

dan saya ucapkan terimakasih yang banyak pada readers yang di chap sebelumnya pada vote, baca, dan komen. banyak banged wooooy, saya seneng banget ya Tuhan..

banyak juga yang nyariin, tapi kayanya nyariin hao, mommy sama daddy si bukan sama authornya (pundung ceritanya) 

dah lah!

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA!

.

.

.

.

Happy Reading!!!

Sehun yang biasanya pandai berbicara di depan publik kini bungkam setelah menerima pertanyaan tak terduga dari sang beruang. Jongin masih menantinya. Namun, ia tak tahu harus mengatakan apa.

"Sehun?" panggil Jongin lembut, atau lebih terkesan putus asa, "aku benar?"

Netra coklat milik sang vampire bergerak gelisah, "tidak, sayang. Apa maksudmu, hm?" tanyanya balik berusaha menutupi perasaannya. Tenang saja, Vampire Oh ini memiliki berjuta ekspresi untuk menutupi ekspresinya, "Dokter Clara hanya ingin memastikan jika kau bisa menjalani sehari-hari dengan lebih baik."

Jongin menghela napas pasrah. Pensil yang sebelumnya ia mainkan kini telah bergerak lincah di atas kertas putih yang sudah dipenuhi oleh garis-garis yang membentuk design rumah indah bagi Sehun namun biasa saja bagi Jongin. Gerak gerik Sehun yang kentara jelas menutupi sesuatu itu sudah pasti Jongin tangkap. Jongin semakin yakin bahwa ada sesuatu dalam dirinya.

"Aku rindu teman-temanku," lirih Jongin mengalihkan topik enggan berlama-lama dengan suasana aneh yang menyelimuti keduanya. Bibir bervolumenya tanpa sadar maju beberapa senti. Menandakan bahwa sang beruang tengah merajuk.

Sehun mendekati istri manisnya lalu bertumpu di depannya. Kedua tangan indah Jongin bahkan sudah berada dalam genggaman Sehun, merenggutnya dari dunia arsitek si beruang, "kau boleh mengajak mereka berkunjung ke sini, sayang."

Sehun paham. Di sini Jongin tidak memiliki banyak teman karena sang beruang lebih sering di rumah jika tidak pergi bekerja ke Toronto. Teman Jongin lebih banyak di Korea. Lagipula Sehun khawatir jika Jongin bergaul di negara seperti ini, istrinya ini kelewat manis, Sehun takut saja.Halah dasarnya aja posesif.

Bukannya senang, bibir Jongin malah bertambah maju. Mata bulatnya bahkan sedikit berkaca-kaca, "maksudku.. aku rindu bekerja bersama teman-temanku," jurus puppy eyes andalannya di luncurkan.

Sehun mana kuat, kan? sudah tahu sendiri bagaimana bucinnya Sehun itu.

Helaan napas Sehun keluarkan secara perlahan. Sekuat tenaga ia membalas tatapan imut milik sang beruang, "aku tahu... aku paham, bear. Tapi tolong... lakukan ini demi kau, Haowen dan aku, ya? Tahan sebentar saja. Aku akan menjadi pengganti teman-temanmu."

"Aku tidak mau kau menjadi temanku, Sehun. Kau suamiku."

"Iya iya, maksudku, suami sekaligus teman, sahabat, pacar, pasangan, apapun. Kau jangan ragu meminta apapun padaku. Aku pasti akan menemanimu selamanya. Okay?"

Haowen, Daddy, And Mommy! [2] HUNKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang