JHS

1.9K 221 57
                                    

Henlo!

Kangen ndak?!

Ehe

Maaf kalau membosankan ya~

Maklumi typo dan kematiran saya dalam menulis

Jangan lupa Vote dan Comment sebagai bentuk apresiasi anda terhadap karya orang lain!


Happy Reading!

.

.

.

.

"Pelan-pelan," Haowen mengangguk sebelum membuka pintu kamar inap Jaemin.

Silaunya cahaya dari jendela lebar sana menggantikan fungsi sang lampu kamar. Menyinari Jaemin dengan pakaian rumah sakitnya tengah menggendong anak pertamanya bersama Mark yang terbungkus kain bayinya entah apa Haowen tak mengerti, yang jelas Haowen tidak bisa melihat muka bayi Markmin dengan jelas.

Kamar yang sebelumnya sepi semakin hening kala Semua pasang mata di sana menatap ke arah pintu yang terbuka. Di sana Haowen dengan seragam lengkapnya bersama Sehun di belakangnya memasuki kamar. Pemandangan yang familiar bagi ketiga pasang mata di sana.

"Noona," sapa Haowen setengah berbisik mengingat pesan daddynya barusan.

Baik Jaemin maupun Jongin terkekeh melihat tingkah lucu Haowen yang masih seperti anak kecil itu. Sementara Mark sibuk dengan laptopnya, tengah mengerjakan tugas kuliahnya. Mark berusaha menyelesaikan kuliahnya lebih cepat agar leluasa bekerja dan bermain bersama keluarga kecilnya.

Haowen berjalan jinjit saat Jaemin melambai agar Haowen menghampirinya. Sementara Sehun menepuk kepala Haowen sedikit kasar, "Jalannya biasa saja," katanya setelah menutup pintu lalu duduk di sofa. Sehun jadi duduk di antara Jongin dan Mark karena ia tidak mau Mark terlalu dekat dengan istrinya. Bahkan pria Oh tertua di kamar itu melebarkan kedua kakinya agar jarak Mark dan Jongin semakin jauh.

Sofa yang dibuat untuk menampung dua orang itu sekarang diisi oleh tiga pria dewasa. Membuat Mark harus mengalah dan pindah ke single sofa di sampingnya. Tentu saja dengan tatapan tajam Mark yang pasti diabaikan Sehun.

Tatapan Haowen tak teralihkan sedikit pun, tepukan daddynya pun ia hiraukan. Ini kedua kalinya ia melihat bayi secara langsung, sebelumnya hanya lewat tv atau film. Yang pertama kali saja sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Maka dari itu Haowen jadi ragu untuk mendekati Jaemin dan takut mengganggu kedamain si bayi, atau kita sebut, adik barunya Haowen.

"Anyeong, blothel," kata Jaemin dengan logat khas anak kecilnya. Pria cantik itu berusaha agar keponakan suaminya itu bisa melihat bayinya.

Haowen terpaku sepenuhnya pada bayi yang tengah menguap itu. Jemari panjang Haowen mengusap lembut pipi tembam itu yang ditanggapi geliatan pelan khas bayinya, "Kiyeowo," pekik Haowen tertahan.

"Hao sudah cuci tangan?" tanya Jongin berhasil menarik atensi sang putra.

"Belum," sosor Sehun sembari menyandar ke sofa.

Haowen mengerjapkan matanya beberapa kali, "sepertinya Daddy benar," gumamnya.

"Cuci dulu sana! Nanti Jisungie sakit," alasan Jongin saja agar Haowen mau membersihkan diri sehabis pulang sekolah yang pasti berkeringat itu.

Haowen, Daddy, And Mommy! [2] HUNKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang