What's Wrong with Hao?

2.4K 270 38
                                    

Henlo!

Jangan lupa Vote and Comment supaya saya semangat melanjutkan cerita ini dan sebagai bentuk apresiasi kalian akan karya orang lain yaaaa

maklumi typo, maaf kalau membosankan dan alurnya tidak jelas.

saran dan kritik sangat dibutuhkan.

terimakasih.

Happy Reading!

.

.

.

"Akan kuputuskan setelah Haowen ujian," final Sehun mendengar gonggongan samar itu.

Kris menghela napas lega memang, tapi Jongin tahu mertuanya itu belum puas seratus persen.

Jey muncul bersama Haowen di belakangnya yang memegang tali lehernya. Sedangkan tangan kiri Haowen mengenggam es krim bersisa setengah.

Cucu pertama Kris itu datang dengan senyum bahagianya seakan mendapatkan action figure Marvel terbaru edisi terbatas. Seperti kemarin, bocah itu memakai celana dobok hanya kaosnya saja yang berbeda. Hari ini Haowen memakai warna abu-abu sebagai baju gantinya.

Husky berumur itu langsung pergi entah kemana begitu haowen melepas tali pegangannya. Haowen sangat sedih karena Jey sudah tidak seaktif dulu, sekarang yang Haowen harapkan adalah Tuhan tidak menjemput Jey cepat-cepat.

Jey sudah terlalu tua dan kasih sayang yang diterimanya begitu besar. Haowen tidak bisa membayangkan betapa sedihnya ia kalau anjing itu ikut menemani saengnya di istana Tuhan.

"Mana buat grandpa?" tanya Kris sembari menyodorkan kedua tangannya.

Tidak ada lagi keseriusan di sana. Kris sudah dalam mode kakek yang menyayangi cucunya.

Aura gelap Sehun pun sudah memudar. Jongin bersyukur tanpa melakukan apapun putranya itu bisa mengubah suasana tegang yang terjadi sebelumnya.

Haowen merengut. Menatap grandpanya sengit, "grandma tidak bilang grandpa titip ice creamnya."

"Yasudah sini Grandpa minta."

Dengan cepat Haowen menjauhi grandpanya. Mendekat ke mommynya adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Kris mendecih pelan di saat Haowen mengemut ice creamnya tanpa mengubah tatapan sengit padanya. Bocah itu seakan mengatakan "berani kau memintanya, ku laser wajah tuamu itu sampai gosong."

"Hao, orang pelit kuburannya sempit," ujar Kris tak mau menyerah.

"Tinggal besarkan saja petinya supaya tidak sempit."

"Ukuran peti mati itu sama."

"Tidak. Pesan saja yang lebih besar."

"Ck, tidak percaya."

"Grandpa coba masuk dulu ke peti mati. Kalau sempit baru Hao percaya. Badan grandpa kan besar."

Seluruh pasang mata di sana menatap Haowen horror.

Apakah mereka baru saja mendengar Haowen yang secara tidak langsung menyuruh Kris untuk mati?

Terkutuklah lidah tajam keluarga Oh yang menurun dengan baik.

Yang di tatap tidak peduli sama sekali. Ice cream lebih menarik daripada meladeni orang dewasa.

Deheman Kris terdengar menyadarkan semua orang yang masih terpaku akan ucapan Haowen tadi. Dipikir-pikir seram juga kalau petinya nanti benar-benar sempit karena badannya yang besar.

Haowen, Daddy, And Mommy! [2] HUNKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang