part 16

256 21 3
                                    

Usia kandungan Sena mulai memasuki bulan ke 5. Keadaan ini membuat Sena mulai kesusahan berjalan terkadang membuat Sena kelehaan dan nafsu makanya terkadang naik turun.

Untuk saat ini Sena lagi berjalan-jalan santai setelah meminta Dian untuk diturunkan di pertigaan jalan masuk gang rumah. Bukan tanpa alasan Sena memilih jalan kaki karena Sena sendiri sangat jenuh dan pengap dirumah terus.

Sena mampir makan di rumah makan Padang yang sejalur dengan arah yang dia tuju. Setelah kenyang Sena melanjutkan lagi hingga dia tak menyadari ada sosok yang sudah lama ingin berjumpa dengan dirinya dan tak sengaja melihat perawakan Sena sedang berjalan sendiri.

"Sena." Panggilnya pelan dengan suara yang bergetar ada kerinduan yang terpancar dari tatapannya. Rasa bahagian dan tak percaya saat di depannya sosok wanita berdiri kaku dengan jarak 2 meter dari arahnya.

Suara itu. Langkah kaki terhenti sejenak saat ingatan akan sosok itu membuat ku jadi merinding bukan takut karena hal berbau mistis. Hanya saya entah mengapa aku tidak suka pertemuan ini.

Sena menarik nafas pelan dan mencoba menenangkan dirinya agar tidak tampak dirinya yang bergitu lemas dan gelisah.

"Iya," jawabnya sebelum berbalik menatap sang lawan bicara.

" Kamu tinggal di sini?" Tanyanya seraya menatap Sena, tapi yang ditatap hanya merunduk terdiam bagaikan patung.

"Sen."

"Kamu pindah ke sini? " Ulangnya lagi.

Jangan gegabah Sena coba tenang dan coba pikirkan suatu hal untuk menyakinkan pria ini agar segera pergi tanpa ada rentetan pertanyaan yang membuat detak jantungnya berdetak tak karuan.

"Sena." Edo tampak bingung dangan gelagat wanita yang di depannya ini yang banyak berubah.

" Aku tinggal di sini." Sena berani mendongak dan menatap lekat sang lawan yang tampak menyembunyikan keterkejutannya.

"Di daerah sini?"

Sena mengangguk cepat.

"Sejak kapan?"

"Sudah lama."

"Lebih baik kita bicara di dalam mobil saja agar lebih enak dan nyaman gak baik bila berdiri seperti ini." Edo merasa kurang nyaman dengan keadaan ini.

Tanpa pikir panjang Sena mengiyakan dan berjalan ke arah mobil yang sedari tadi telah terpakir di pinggir jalan.

******

"Apa yang ingin dibicarakan?"

Pada akhirnya Sena yang memulai pembicaraan ini. Edo mendadak merasa canggung entah karena apa. Dulu dia tidak seperti ini bila berhadapan langsung dengan Sena apalagi dulu Edo terkenal dengan gayanya yang blak-blakan.

"Emm... sebenarnya hanya ingin... ingin tau kabar kamu aja, sih." Edo sedikit gugup seraya menatap Sena yang hanya menatap lurus ke jalan.

"Aku udah tanya keberadaan kamu sama Adel, tapi tetap aja mereka gak memberitahu," lanjutnya lagi seraya mengingat-ingat kejadian itu.

"Buat apa?" Spontan pertanyaan itu yang bisa keluar dari tenggorokan Sena.

Edo terseyum miring. "Gak tau. Mungkin aku sudah tergila-gila sama kamu, " Pungkasnya tanpa melihat betapa raut terkejut wanita yang ada di sampingnya ini hingga dia menoleh menghadap sang lawan bicara.

"Maksudnya?" Sena berterus terang. Seketika dia tidak percaya dengan barusan yang dia dengar.

Sena tau akan hal itu, tapi Sena hanya beranggapan itu hanya gurauan semata dan itu hanya akal-akal permainan Edo.

Rasa Yang Tertunda [ On Going  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang