(y/n) saat SMP, memiliki banyak teman di kelasnya. Teman dekat? Tidak. Teman yang tulus? Juga tidak.
Mereka hanya memanfaatkan kepolosan (y/n). Seperti menyuruhnya mengerjakan pr, menyuruhnya mengerjakan tugas-tugas teman-temannya, bahkan yang seharusnya piket ada 5 anak, hanya dia yang bekerja di jadwalnya.
Di SMP, adalah masa paling buruk (y/n). Apalagi, fakta pahit yang dia dengar.
⋅⋄⋅ [(y/n) POV] ⋅⋄⋅
"(Y/n), tolong, ya!" seru Akira memberikan tumpukan buku.
"Ini diletakkan ke meja sensei, kan?" tanyaku memastikan petunjuk perintah dari guru tadi. Akira mengangguk, lalu tersenyum dengan jempol diacungkan padaku.
Aku membalas tersenyum dan segera berjalan ke ruang guru.
Satoru sudah pergi bersama beberapa teman-temannya keluar kelas. Ia tahu aku sedang sibuk, jadi dia pergi duluan.
Aku berjalan dan begitu melewati salah satu lorong yang menuju ke koridor kelas 8. Ada suara Satoru yang familiar.
"Apa urusanmu?" tanyanya dengan suara dingin. Aku yang memang dasarnya penasaran, tentu saja berhenti di belokan dan menguping dengan kedua telingaku yang sudah tidak sabar mencuri dengar.
"Kamu suka (y/n), ya?" tanya salah satu orang.
"Apa buktinya?" Satoru membalas judes.
"Ya, habis penasaran aja. Kenapa kamu dekat sama anak itu, kan?"
Satoru sempat terdiam sebentar. Lalu terdengar lagi suaranya.
"Kalian bodoh, ya? Aku tidak suka padanya. Dia itu pendek, polos, terlalu mudah dimanfaatkan, lem—"
Aku cukup syok dengan jawabannya. Karena terlalu terkejut. Kakiku refleks berjalan menjauhi tempat itu. Otakku seakan menyesal memberi perintah untuk menguping.
"Andai, aku tidak pernah mendengar itu!" jeritku dalam hati.
⋅⋄⋅ [Normal POV] ⋅⋄⋅
"Jadi kita sudah berbaikan?"
"Belum!"
Barang demi barang dilempar (y/n) ke belakang, dan ditangkap dengan keranjang belanjaan oleh Gojo. Gojo tidak begitu kewalahan, karena ini kebiasaan (y/n) saat berbelanja.
Berondongan barang itu berhenti. Karena Sang Pelempar juga berhenti. Memandangi satu benda yang begitu menarik. Terlihat imajinasi cahaya dari benda itu, sebab begitu menarik di mata (y/n).
Tapi, itu di rak paling tinggi. (Y/n) menelan ludah. Cemilan yang dia favoritkan mengeluarkan rasa limited edition, yang jika dibayangkan rasanya. Akan semakin sempurna di lidah dari segi tekstur dan rasa.
"Rak ini tidak akan menghentikanku!" semangatnya lalu menggulung lengan bajunya.
Berjinjit berusaha menggapai, sedikit memanjat rak supermarket itu. Namun tak kunjung tersentuh semili pun.
"Nanti jatuh, lho!" peringat Gojo, tak (y/n) hiraukan.
Dan tiba-tiba ...
"Eh?"
Kau tahu, plastik itu terkadang licin. Dan itu adalah yang ia pijak sekarang. Terpeleset? Yap. Dia oleng dan akan jatuh.
Gojo yang melihat tubuh mungil itu akan jatuh dari balik kacamata hitamnya, segera melepas keranjang belanja. Dan menangkap tubuh kecil itu.
"Nakal!" spontan Gojo kesal.
"Ha-habis ..." lirih (y/n) masih memandangi camilan itu. Gojo yang tahu apa yang diinginkan (y/n), segera menurunkan gadis itu dan mengambilkan apa yang ia incar dari tadi.
"Kan bisa minta tolong," ucap Gojo menatap sebal. (Y/n) justru membuang mukanya.
"Kita kan masih musuhan!"
Keadaan seketika hening. Dan dibuyarkan oleh tawa keras Gojo. Bahkan orang-orang yang sedang berbelanja pun ikut teralihkan perhatiannya karena suara Gojo.
"Yakin mau musuhan?" Gojo tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke (y/n).
(Y/n) tertunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Terserah! Aku mau pulang!" Gadis itu mengambil keranjangnya dan segera pergi ke kasih meninggalkan Gojo yang masih tersenyum-senyum geli.
"Imutnya~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Short! || Gojo Satoru Fanfiction
FanfictionBerbeda 30 cm lebih, dalam hal tinggi badan. "Pendek" sudah menjadi panggilan barunya. Padahal namanya (y/n). Padahal jika diingat-ingat, tinggi pria sialan itu saat masih taman kanak-kanak bahkan lebih pendek daripadanya. Namun bisa membalapnya sem...