Krist membuka matanya perlahan saat matahari sinarnya menembus disela gorden yang menutupi jendela. Ia menatap kearah Singto yang tertidur disampingnya sambil memeluk tubuhnya.
"om.. om Singto..." krist memanggil nama Singto yang masih tertidur lelap.
Singto yang mendengar namanya dipanggil langsung membuka matanya."kenapa Krist? Kamu masih sakit ya? Apa yang sakit,hmm?". Tanya Singto sambil mengelus dahi Krist.
Krist tersenyum lalu menggelengkan kepalanya."engga kok om. Aku udah baikan,Cuma pusing dikit aja."
"mau minum obat?." Tanya Singto dengan suara lembut.
"ngga mau,obatnya pahit." Krist menggelengkan kepalanya.
"kamu harus minum,biar cepet sembuh".
Krist masih keras kepala menggelengkan kepalanya tidak mau."ngga mau om".
Singto mana mau denger rengekan Krist. Walaupun ekspresi Krist berwajah imut ia ga akan luluh
Singto mengambil segelas air putih dan satu tablet obat untuk menghilangan rasa sakit dikepala. "ini ambil,terus kamu minum.". Krist yang mendengarnya langsung menjauh dari Singto sambil menutup mulutnya menggunakan tangan.
Singto menghela nafasnya sebal."Krist cepat minum,kamu mau sembuhkan?''
"tapi aku ngga mau om."
"cepet Krist,waktu saya ngga banyak. Saya harus pergi meeting,saya juga tidak mungkin meninggalkan kamu yang terbaring sakit seperti ini."
Tapi Krist tetep kekeh tidak mau meminum obat itu membuat Singto jengkel. Dengan cepat ia memasukkan tablet itu kedalam mulutnya dan air minum lalu ia berjalan mendekati Krist dan mencium bibir Krist untuk mentransfer obat yang ada dimulutnya ke mulut Krist membuat Krist kaget setengah mati.
Setelah obat itu tertelan oleh Krist ia melepas pagutannya,ibu jarinya mengelap bibir Krist yang basah.
"hwaaa om Singto jahat,aku kan udah bilang ngga mau minum obatnya,tapi kenapa masih dipaksa." Krist menatap Singto dengan sebal.
Singto tersenyum."itu cara saya biar kamu mau minum obat. Jadi harus ditransfer dari mulut saya ke mulut kamu biar kamu telan. Gimana,enakkan?". Tanya Singto dengan jahil.
Blush
Pipi Krist memerah mendengar ucapan Singto."a-apa sih. Mending transfer uang daripada obat." Krist membuang wajahnya kesamping tidak mau menatap Singto karena malu.
Singto terkekeh saat mendengar ucapan Krist."iya,nanti saya transfer kamu uang tapi kamu harus sembuh dulu. Kamu boleh belanja apapun yang kamu mau."
"om janji ngga?." Tanya Krist dengan memicingkan matanya.
"iya saya janji Krist,saya ngga akan bohong sama kamu."
Krist langsung tersenyum lebar mendengarnya. Ternyata begini ya rasanya kalau punya sugar daddy.
"saya mau kerja dulu. Kamu saya tingal diapartment sendirian nggapapa kan?."
Krist menggeleng."ngga mau,aku ikut om aja ya."
"jangan,saya mau kerja. Nanti kalau kamu ikut saya malah gak bisa istirahat. Diruangan saya ngga ada kasur."
Krist mencebikkan bibirnya,kesal."kalau aku ikut nanti om bisa rawat aku juga. Tapi kalau aku ditinggal dirumah sendirian aku takut."
"ngga usah berlebihan,kamu sudah besar."
Krist dengan segala keras kepalanya tetap tidak mau membuat Singto pusing sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY 🔞
Fanfiction"om,om kok kaya raya banget sih. om mau jadi daddy sugarku aja? aku butuh sugar daddy"- Krist "saya masih mudah enak aja dipanggil om-om"- Singto "saya nggak mau kalau tubuh kamu dipegang-pegang sama orang lain kecuali saya. paham?"-Singto "tapi om...