Semerebak aroma roti dan kopi mulai memenuhi seisi ruangan, pagi yang indah untuk orang-orang yang tidak bermata sendu. Aku pernah menonton pinokio sewaktu kecil, ketika ia berbohong hidungnya akan semakin memanjang bukan?, tapi itu hanyalah kartu anak-anak.
Faktanya manusia berbohong, menutupinnya dengan kebohongan-kebohongan lainnya. Simpanse adalah hewan yang paling cerdas di dunia, tapi ia tidak suka garam untuk tehnya di pagi hari, karna ia lebih memilih memakan pisang di bandingkan memakan saudaranya sendiri.
Ia menutup mulutnya, dari udara yang memaksanya untuk keluar. Meneteskan sebutir air mata yang belum terlelap sama sekali. Pagi yang cerah, untuk peringatan Upacara. Dimana para Siswa dan Siswi menyambutnya dengan gembira.
“Pendusta!.”
“Hey!, siapa barusan
yang memanggilku pendusta?.”
-Ann***
Derap langkah kakinya mulai terlihat cemas, wajahnya memerah dengan deretan gigi bawah mengeraskan rahangnya.
Tangannya mengepal dengan langkah kaki yang lebih besar dibandingkan ukuran bahunya, ia mengendap dengan perlahan dan menghitung mundur tigaa… dua… satu…
“ZOE ANNORA!!.”
Sudah ku bilang kali ini aku mati.“INI JAM BERAPA ANNORA?,
KAMU KIRA INI SEKOLAH PUNYA BAPAKMU?.” ah ya ini Namanya
Pak Bambang, beliau adalah salah satu petugas kebersihan di SMA Terpadu.“Hehe, GUTEN MORGEN PAK BAMBANG.
Bapak lupa?, kan Papah saya juga punya saham di sekolah ini. Berarti Papah saya juga yang punya sekolah.”
Ucap ku sembari menggaruk leher.“Ah iya juga… HEH GUTEN MORGEN-GUTEN MORGEN
ANNORA!, Bapak serius.”
Ucap Pak Bambang yang
mengiyakan kemudian tersadar.“Wohh, saya juga kok Pak.
Coba pak 2 + 2 berapa?.”
Ucapku sembari mengerutkan
dahi dan memberikan pertanyaan.“2 + 2 = 4 lah gitu doang,
loh ANNORA!!! .”“Hehe iya Pak?? .”
Tanyaku sembari cengengesan“Kamu tuh kebiasaan, Bapak mau tanya sama kamu. Kamu itu jatuh cinta sama
sekolah apa gimana si?, INI JAM BERAPA ANNORA? MANA ADA SISWI KE SEKOLAH SUBBUH-SUBBUH BEGINI?. KITA GA LAGI ADA ACARA OSIS ANNORAA!!.” Katanya yang sudah muak bertemu dengan ku, datang setiap hari dan menyapanya di tiap pukul 5 pagi.
“Saya mau numpang tidur
Pak ngantuk.”
Celotehku sambil
menutup mulut.“Loh ke sekolah kok
numpang tidur?!,
ke sekolah tu belajar
bukan numpang tidur!.”Tapi disini setidaknya aku bisa merasakan bagaimana celotehan obrolan, bisa mengukir senyum Pria
dan wanita di hadapan ku sekarangkala matahari yang mulai terbangun dari tidurnya. Seorang wanita dengan tangan yang sangat handal saat memasak di dapur, siapa lagi kalo bukan Bu Keke.
Aroma, rasa semuanya terpadukan menjadi satu sampai mataku terlena dibuatnya. kalo kata Pak bambang..
“Ayank aku,
emang pinter masaknya.”“Hus inget umur,
udah tua masih aja gombal!.”
Olok bu keke sembari
menuangkan nasi.“HAHAHA, Pak Bambang
dulunya jagoan sekolah ya bu?.”
Celetuk ku.“Iya, Bapak itu dulunya
jagoan sekolah.
Dengan predikat terbaik
menjomblo selama 3 tahun.”
Bisik Bu keke.“Opo si Bu, aku denger lohhh..”
Kata Pak Bambang tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoraksa
Teen FictionSeorang remaja yang dipaksa dewasa oleh keadaan yang membutnya harus berdiri di tapak kakinya sendiri. Ia tak pernah berteriak minta tolong atau mengulurkan tangan pada situasi genting sekalipun, baginya mempercayai orang lain hanya akan membuat kep...