percaya

5 1 0
                                    

        Lalu-lalang orang-orang datang dan pergi secara bergantian. Aku duduk pada kursi putih dengan memperhatikan sekitar, para wanita muda dengan gaya kekinian yang sedang asik berbincang dengan kawan sebayanya. Sepasang keluarga harmonis yang sedang tertawa bahagia karna tingkah anaknya yang menggemaskan, atau seseorang yang duduk sendirian mendengarkan musik sembari menunggu jalur kereta selanjutnya.

“Dimane lo?.”
Satu pesan notif masuk melalui hp ku.

“Baru bat naek, lo dimana?.”
Balasku sembari memutar lagu
yang sama secara berulang,

“Gue di stasiun C@w@nx.”
Balas Linka melalui pesan.

“Lah!, gue juga disitu WKWK.”

Kataku tertawa melalui ketikan pesan. Apakah ekspresiku menunjukan hal
yang sama dengan ketikanku ?,
OH TIDAK BESTIHHHH!..

(Sementara itu)

ANJI* SATU GERBONG SIAHH?!!.
Eh astaga!!, maaf-maaf Pak, Bu.”

Teriak Linka yang sontak berdiri karna kaget, dan kemudian meminta maaf pada para penumpang lainnya karna telah mengganggu kenyamanan umum.

WAH SIAL!, GUE KAGET TERUS
TERIAK SAMBIL BERDIRI MALU COK!!
MANA DILIATIN BANYAK ORANG
PLIS MAU JUAL MUKA DIMANA!!.”
Balas Linka melalui personal chat.

“IH MALU-MALUIN LO,
PULANG AJA SANA!! .”
Kataku tertawa kecil,
tunggu tadi aku tertawa?, ah hanya tertawa kecil. TAPI BAGAIMANA
KALO MEREKA MENDENGAR?!!

*suara hati Annora

(Akhirnya Annora terus memperhatikan orang sekitar dengan canggung)

LINKA!!, TANGGUNG JAWAB
GUE JUGA KETAWA SIAL!!.

***

(setelah menyelesaikan beberapa urusan,
Akhirnya mereka memutuskan untuk makan siang.)

“Weh ada St@rbucxx??!!.” Kataku kaget.

“Norak lo Ann!!, dasar anak buku
di ajak ke stasiun liat St@rbucxx
heboh HAHAHA.”
Kata linka tertawa puas sembari
memukul bahu sebelah kiriku.

Ah ya, kalau ku pikir-pikir ini pertama kalinya aku mempercayai seseorang lagi setelah sekian lama. Awalan yang cukup baik namun tetap saja aku di hantui perasaan ragu, apakah kejadian itu akan berulang?.

“WOI!!, bengong mulu buset.
Lo mau makan apaan Ann,
kita udah keliling tiga kali nih.
Berasa lagi tawaf gue.”

(tawaf dalam agama islam adalah kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.)

“Keliling Tawaf tuh tujuh kali,
ngarang lo. Kesana aja dah
siapa tau dapet doorprize.”
Kataku berjalan di depan
karna tidak kuat menahan lapar.

“Bocah, nyarinya gretongan bae.”

        Situasi yang sangat ramai, terutama di kalangan usia sebaya ku. Mereka yang berpergian ke ibukota untuk sekedar nongkrong di caffe atau bermain dengan teman seusia mereka. Sama sepertiku dengan Linka, tapi bedanya aku pergi karna ada urusan yang harus ku selesaikan hari itu juga, memang keras kepala bukan? Huft..

AnnoraksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang