alice in wonderland : 7

1K 120 1
                                    

Di dunia ini, ada sebuah legenda, kerajaan yang pertama kali berdiri kokoh, yaitu kerajaan wonderland dengan sang ratu yaitu Alice wonderland.

Nama yang aneh bukan?

Sang gadis yang katanya datang dari dunia lain, yang tiba-tiba menjadi seorang yang di hormati dan di segani, dia datang dari sebuah kartu.

Penampilannya dengan surai pirang dan mata birunya, tatapan tegas dan hangatnya, membuat seluruh orang mencintainya.

Pada saat itu, tidak ada kerajaan satu pun, seluruh umat manusia hidup dengan sistem tanpa pemerintahan, hidup mereka hanya di kendalikan oleh iblis atau mahluk immortal.

Sampai alice datang dan memberikan umat manusia harapan, ia lalu membangun sebuah kerajaan bernama wonderland.

Tapi kini, sudah beribu-ribu tahun sejak dahulu, kerajaan wonderland sudah tidak ada lagi. Tak ada yang tahu dimana, bahkan runtuhan kerajaan tersebut. Keturunannya sang ratu, bahkan tak ada yang tahu.

Alice di juluki, sang ratu immortal! Sang dewi dengan hati bak kaca, sang dewi ponselen yang sangat indah, sang malaikat rakyat wonderland, sang pahlawan umat manusia, dia adalah alice de wonderland!

"Ahhh, hanya ini informasi yang kupunya." alice menghela nafasnya, matanya melirik buku-buku yang telah ia baca. Semua tentang ratu dulu sama, tak ada yang berbeda.

Dia menghela nafas sekali lagi lalu berjalan ke kasurnya. Ia lelah, otaknya sepertinya bekerja terlalu keras. Ia memutuskan untuk memejamkan mata untuk beristirahat. Bagaimanapun besok hari ia mengajak anggelina untuk minum teh bersama.

Ada satu hal yang sedikit ia pikirkan. Surai pirang dan mata biru? Bukankah itu ciri yang sangat sama dengannya? Apakah itu ada hubungannya? dan lagi nama dia dan alice disana sama.

~~

"Salam kepada nona muda duke Castlevania, saya anggelina Queensland datang untuk menerima ajakan minum teh anda."

Alice tersenyum ramah, dia membungkuk membalas salam yang di berikan anggelina dengan anggun."terimakasih nona anggelina, saya sangat senang anda inggin menerima ajakan saya. Mari ikut saya ke taman bunga."ucapnya seraya menunjukan arah.

Anggelina mengangguk. Ia berangkat bersama pelayan wanitanya dan satu ksatria pribadinya. Pelayan itu berkenalan dengan lorian, dan berbicara bersama.

Kini alice dan anggelina duduk berhadapan dengan meja yang penuh teh serta cemilan manis.

"Ah saya sangat senang di ajak anda minum teh bersama nona alice, saya sangat tak menyangka hal ini." kata anggelina dengan wajah senangnya.

Alice tersenyum ramah."ahaha, anda berlebihan nona anggelina."ucap alice membuat anggelina menatapnya dengan senyum miring.

Alice yakin kalau anggelina belum sepenuhnya yakin apakah ia layak untuk berteman dengannya atau tidak. Jadi disini, ia akan menunjukan kebangsawaannya dan membuat anggelina kagum.

"Ah, bisa anda hilangkan saja embel-embel nona? Rasanya jadi tidak nyaman bukan?" kata anggelina seraya tertawa canggung.

Alice mengangguk, ia mengambil cangkir teh dan meminumnya dengan anggun dan perlahan. Ia lalu menatap anggelina dengan tatapan yang masih sama, yaitu ramah."ya anda benar, panggil saya alice atau lice saja, dan anda akan saya panggil anggel yang artinya malaikat. Bagaimana?"

"Ya, lebih baik seperti itu." setuju anggelina. Alice tersenyum senang, dia mengambil cookies dan memakannya.

"Oh ya, saat academy nanti, apakah anda sudah tahu bagaimana sistem academy?" tanya anggelina tiba-tiba. Alice langsung tersedak, dia menatap anggelina yang tersenyum miring.

"Masih? Ahh anak ini Inggin mengetes pengetahuanku kah?" batinnya menghela nafas. Alice tersenyum sampai matanya menyipit."tentu saja. Academy nanti, murid baru akan di berikan pengujian apakah layak masuk atau tidak. Jika kau sudah layak, kau akan di tes lagi dengan bola kekuatan dimana kelasmu berada.

Kelas paling tinggi yaitu s, biasanya itu jika murid memiliki kekuatan yang kuat dan mana yang hebat. Sedangkan mereka yang gak punya sihir akan bertarung pedang untuk laki-laki dan yang perempuan akan bertarung lewat status.

Lalu untuk murid yang punya sihir akan di adakan lomba setiap setahun sekali untuk mengadakan siapa murid terbaik tahun itu dan sang murid terbaik akan mendapat gelar sang pangeran sekolah.

Dan disana itu asrama, setiap asrama ada 5 gedung. Gedung rakyat jelata, gedung penyihir ada 2, gedung bangsawan manusia 1, dan gedung para osiscad(organisasi siswa academy)." alice menatap anggelina yang tersenyum senang.

"Wahh anda mengetahuinya, saya senang. Baiklah kalau begitu."anggelina mengulurkan tangannya pada alice membuat alice menatap heran." mari berteman dengan tulus, alice."katanya dengan senyuman manis.

Alice terkejut, namun kemudian ia tersenyum tipis dan menerima uluran tangan itu."ya mari anggel, kita buat semua orang bertukuk lutut untuk kita."

Rencananya berhasil, ia tak bisa tak tersenyum puas. Ia meminum tehnya dengan tangan yang diam-diam terkepal karena senang.

"Hehh, sekarang akan lebih mudah, bukan?"

'~£

Hari mulai sore, anggelina berpamitan pergi dan alice juga memutuskan untuk pergi ke taman danau untuk menikmati suasana sunset kwnya.

Matanya menatap air danau, dia menatap pantulan dirinya."apakah aku adalah, keturunan ratu alice?"tanyanya pada diri sendiri. Namun kemudian ia terkekeh.

Mana mungkin, ia berhalu saja. Matanya melirik ke sebuah pohon tinggi dengan banyak batang serta bunga disana. Matanya membulat sempurna karena terkejut.

Anak laki-laki surai putih dan mata merahnya, ia memakai baju hitam dan duduk di salah satu batang pohon serta tersenyum padanya. Tanda di dahinya sudah dapat membuat alice menatap siapa anak itu.

"Hai, lady alice." sapa oliver dengan senyum manisnya.

Alice membeku, dia menatap waspada oliver."t-tenanglah lady, aku tak berniat menyakiti anda kok. Aku hanya sedang bermain-main di wilayah duke saja."ucap oliver seraya tersenyum melihat kewaspadaan alice.

Alice menatap dengan mata memicing, itu membuat oliver ngeri sendiri.

Catatan : oliver ternyata memiliki mata merah, jadi aku ubah warna matanya.

"Tenanglah lady, aku tak berniat untuk menghancurkan topengmu itu ke seluruh orang." kata oliver seraya menghela nafas.

Alice mulai menuruni kewaspadaanya, dia menatap datar oliver. Tatapannya seperti mengatakan kenapa kau bisa ada di wilayah duke?

"Ah, itu karena aku bilang inggin bermain ke rumah paman xavier, lalu ayah kaser marah karena berpikir aku lebih nyaman di kediaman duke dari pada istana, jadi ia bilang " lebih baik tinggal saja disana kalau kau tak sayang ayahmu lagi" begitu."

Alice menatap sweatdrop, dia jadi semakin berpikir raja itu seperti apa sebenarnya."lalu bagaimana kau bisa ada di desa waktu itu?"tanya alice.

Oliver terlihat berusaha mengingat, ia kemudian tersenyum."ah itu, aku ikut dengan anak pertama duke ke desa itu untuk bermain-main. Eh malah melihatmu. Jadinya aku tertarik dan memerhatikanmu sejak saat itu."terlalu jujur.

Alice dengan kedua rona merah di pipi menatap tak percaya."anak ini bilang memerhatikanku?"

"Saya tertarik karena roti anda enak,resep roti anda." baik, hilangkan pikiranmu alice.

Alice menatap datar oliver lagi."sebaiknya anda kembali ke istana, mengganggu!"kata alice seraya pergi dari sana.

Bersambung.

my skyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang