seiring berjalannya waktu, mark merasakan ada perasaan aneh dengan empat saudaranya sejak peristiwa makan malam kayu bakar beberapa waktu lalu. tapi mark terus memendam itu dan berusaha untuk berpikir positif terhadap renjun, jeno, jaemin, juga jisung.
hal yang mengganjal dalam dirinya adalah empat adiknya itu tidak pernah terlihat ikut ketika mark mengajak mereka makan bersama, atau sekadar menemaninya berjemur di luar ketika matahari sedang terik-teriknya.
empat adiknya selalu berkata bahwa mereka sudah terlebih dahulu mengisi penuh perut mereka, juga sedang malas untuk berjemur karena ingin melakukan aktivitas lain yang menurut mereka jauh lebih penting. dan, kenapa mark tidak mengajak haechan atau chenle saja? toh dua anak itu selalu luang waktunya.
ah! mark ingat. selain urusan makan, empat saudaranya itu juga tidak pernah tampak lelah atau berkeringat, ada saat itu keadaan di dalam rumah terasa gerah. dia, haechan, dan chenle mengeluh terus dan empat saudara lainnya justru tidak terganggu dengan suhu yang meningkat tak normal di dalam rumah.
satu hal penting lainnya, wajah mereka juga terlihat selalu terjaga dan pucat, seolah-olah tidak mengenal lelah. saat malam hari, mereka tidak pernah tertidur duluan dan senantiasa memastikan mark, haechan, serta chenle sudah terlelap nyenyak di alam bawah sadar mereka.
semua terasa berbeda, atau mungkin pikiran mark yang terlalu melayang jauh ke angan yang tak kunjung sampai pada tujuan rasa ingin tahunya, entahlah. mark tidak mau pusing memikirkan hal yang menguras terlalu banyak energinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"LEE HAECHAN, KEMARI KAU!!!!"
suasana di ruang keluarga rumah terdengar ribut dengan bentakan sosok mungil bernyali setinggi langit, siapa lagi kalau bukan huang renjun.
"HAECHAN KEMBALIKAN BUKU GAMBARKU!"
antara renjun dan haechan, mereka tengah berlari-larian seperti permainan polisi dan maling. tentunya renjun yang menjadi polisi dan haechan malingnya. mark sedang sibuk dengan bunga tidurnya siang itu. jeno, jaemin, chenle, dan jisung yang duduk tenang di atas sofa empuk menonton dengan girang pertunjukan kejar-mengejar antar dua saudara itu.
"kalian harus tahu bahwa renjun ini sangat menyayangi para saudaranya," goda haechan yang masih berlari dari ujung ruang keluarga sampai ruang tamu, berputar kembali menuju ruang tamu, ke dapur, dan begitu terus. "renjun menggambar the seven brothers, menuliskan nama mereka dengan tanda heart. sangat manis bukan?"
"SIALAN KAU! KEMBALIKAN BUKUKU!" teriak renjun. kini dia tegak berdiri di belakang haechan sambil memajukan dua belah bibirnya, dengan kedua tangannya yang merapat di samping pinggul kecilnya.
"kenapa berhenti? lanjutkan. tontonan ini sangat menghibur tahu," kata chenle yang membuang napasnya kesal.
renjun menatap chenle tajam. "shut up, you snotty boy!"
melihat renjun yang sedang merajuk membuat haechan jadi tidak tega. "sudahlah, jangan memasang ekspresi itu. aku tidak bisa untuk tidak mengasihanimu."