jaemin menuntun ketiga saudaranya untuk bersembunyi di tempat yang sekiranya sudah lumayan jauh dari area pertarungan, menenangkan dirinya sendiri dan juga para saudaranya. keadaan mereka sekarang semakin membuatnya tak bisa berpikir jernih.
"kita aman di sini," kata jaemin menginstruksi.
namun baru beberapa menit, suara perempuan menimpanya.
"kata siapa aman? kecuali, jika kau menyerahkan tiga saudaramu padaku."
sial... apa renjun, jeno, dan jisung belum selesai berurusan dengan sisanya? kenapa lama sekali?!
jaemin mengernyit begitu melihat tangan vampir liar itu. di jari perempuan itu, tumbuh kuku-kuku panjang yang tidak dimiliki olehnya dan juga saudaranya yang lain.
"kalian adalah ancaman bagi kami dan wilayah tengah bumi. kami akan terus menyiksa kalian sebagaimana dahulu kalian membuat kami menderita."
satu banding empat. berharap apa? tiga saudaranya saja belum selesai dengan vampir liar lainnya.
mark, haechan, dan chenle juga tidak mau gegabah mengambil langkah. karena bisa jadi mereka akan langsung dicabut nyawanya oleh para vampir itu.
sekuat tenaga jaemin melawan empat vampir itu sendirian. dengan kekuatan mind controlling-nya, dia dapat melengahkan setidaknya dua dari vampir liar itu.
namun secara realistis, jaemin juga sedikit demi sedikit melemah karena serangan yang diberikan mereka padanya. tiga saudaranya di belakangnya menutup mulut mereka begitu tiga vampir mengikiskan jarak untuk bisa bertemu.
"bagaimana ini..." mark frustasi.
jaemin tak sekuat itu untuk menghadapi empat vampir liar seorang diri. dan lagi, mereka memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat darinya. badan jaemin beringsut jatuh ke tanah hanya dengan menatap manik merah darah perempuan yang memimpin kawanannya dalam bertarung dengan jaemin.
tiga vampir liar itu sudah berdiri di depan mark, haechan, dan chenle. menatap dengan nyalang manusia-manusia tak berdosa itu. sementara perempuan yang melemahkan jaemin tersenyum puas, sebenarnya dia cuma ingin menguji vampir-vampir junior itu dalam kemampuan berkelahi.
hingga sampai di menit kedua seusai jaemin menutup matanya, suara nyaring menggema bersamaan di telinga vampir perempuan yang tengah mengulaskan senyum liciknya. gejolak amarah, benci, dan juga haus membunuh terpampang di tiga belah mata huang renjun, lee jeno, dan park jisung yang sudah tampak sehat kembali dengan bantuan obat penetral. mereka murka melihat para saudaranya terkapar lemas tak bertenaga.
"KALIAN, BAJINGAN KEPARAT! MENJAUH DARI SAUDARAKU!"
akan tetapi, sayang. semua sudah terlambat. renjun, jeno, dan jisung datang ketika tiga vampir liar itu tengah melakukan aktivitas serap darah dengan tiga saudaranya dengan nikmat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
