STRONGER - 01

22 3 2
                                    

"hati-hati ya... semoga keselamatan selalu mengiringi kalian."

seorang wanita paruh baya itu berkata kepada tujuh pemuda yang kini sudah siap dengan tas mereka masing-masing. dia tengah berdiri di depan ambang pintu rumahnya yang sederhana, menatap para pemuda itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"siap, bunda. mark akan menjaga mereka dengan baik. jangan khawatir," ujar salah satu pemuda yang bersurai hazel itu sambil tersenyum ramah.

"jeno juga akan nurut sama mark hyung dan jaga adik-adik," ujar salah satu lainnya, rambutnya berwarna blonde dan matanya bak bulan sabit.

seorang pemuda dengan rambut hitam yang terlihat paling lugu juga ikut membuka suara. "jisung tidak akan macam-macam, bunda taeyeon!"

"kalau jisung melakukan sesuatu yang aneh-aneh, aku akan segera menghukumnya," timpal yang berambut oranye tua di sebelahnya-chenle-mengundang tawa kecil dari bunda yang bernama taeyeon itu.

"haechan, tolong jangan terlalu sering menjahili renjun ya? mengerti?" tanya bunda taeyeon yang membuat pemuda berkulit tan itu menyengir.

sementara satunya lagi yang dibicarakan, renjun-pemuda berambut panjang hingga menyentuh telinga dengan warna campuran hitam dan blonde itu hanya mendengus pelan.

"jaemin, bunda percaya denganmu. bunda harap kalian bertambah dewasa dan mulai mengurangi perkelahian, karena kalian saudara," nasihat taeyeon tidak ada habisnya, namun tak apa. tujuh pemuda-bersaudara itu menyimak dengan baik pesan terakhir bunda yang telah mengasuh mereka sebelum benar-benar pergi.

"kalian masih bisa bertemu dengan bunda, kok. kebutuhan kalian sudah terpenuhi disana."

mark mengangguk paham, lalu dengan isyarat kepalanya yang menoleh ke arah enam saudaranya, dia mengedipkan mata kanannya. mereka mengerti, tujuh saudara itu berpamitan membentuk barisan seperti deretan kereta. mencium punggung tangan sang bunda dengan sayang, melemparkan senyum senang.

tujuh bersaudara itu tahu bahwa alasan taeyeon mengirimkan mereka pergi jauh darinya karena mereka yang sudah beranjak dewasa. bunda taeyeon ingin anak-anaknya belajar hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

seusai kegiatan cium tangan, mark dan para saudaranya menundukkan kepala.

"kami akan berusaha untuk sering berkunjung ke sini, bunda," katanya.

taeyeon membalas ucapan anak sulung itu dengan anggukan kepala. matanya berkaca-kaca.

"kalian sudah besar..."

taeyeon merupakan seorang wanita paruh baya yang dulu bekerja sebagai pengasuh di sebuah panti asuhan kecil dan juga pemilik dari tempat itu. kemudian, setelah merasa dirinya tidak layak lagi, dia pulang ke kampung halamannya-eunomia-dan membawa tujuh anak yang saat itu masih kecil-dengan suaminya yang sudah wafat beberapa tahun silam. mark berumur enam, renjun, jeno, haechan, dan jaemin lima, chenle empat, dan jisung tiga tahun. dia merawat tujuh bersaudara itu dengan penuh kasih sayang.

entah bagaimana bisa, namun tujuh saudara itu datang kepadanya dengan tidak biasa. mark, yang kala itu masih berumur tiga tahun ditemukan sedang menangis di luar panti. renjun, jeno, haechan, dan jaemin yang genap dua tahun-chenle yang berumur satu tahun-dan si bungsu jisung yang belum sama sekali beranjak satu tahun pun pun mengalami hal yang sama.

sekarang anak-anak yang dirawatnya tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tangguh, kecuali jisung yang terkadang masih bersikap kekanak-kanakan. tapi, justru taeyeon bersyukur karena itu.

lantas, mark membalikkan badan, memunggungi taeyeon yang masih memandang mereka haru. mark berjalan terlebih dahulu di depan, diikuti dengan jeno. chenle dan haechan di tengah, dan renjun jaemin bertugas melindungi adik bungsunya di barisan paling belakang. taeyeon tertawa kecil. menggemaskan.

STRONGER | ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang