Chapter 2

7.8K 744 166
                                    

"Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf...apa andaㅡ" ucapannya terjeda. Sosok yang baru saja datang itu terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya. Terang saja, pasalnya sosok yang di sana terlebih dulu kini telah memasang wajah kesalnya.

"Kalian yang menginginkan pertemuan ini disini, bukan? Dan kalian malah datang terlambat! Kalian tahu, ini sama saja membuang waktuku percuma! Jadi kau yang bernamaㅡ"

"Maaf, karena kami baru saja mengetahui bahwa mereka mengganti tempatnya dan langsung menuju kesini. Maaf, Tuan!"

"Jadi kau yang akan menjadi modelnya?" Pria itu menatap datar dan kesal pada sosok yang baru saja datang. Karena baginya menunggu adalah pekerjaan yang teramat sangat membosankan.

"Tuan jangan bercanda, saya bukan model yang tuan maksudkan. Uhm, kebetulanㅡ"

Mendengar jawaban dari orang itu, sosok itu pun makin terlihat kesal. Bagaimana mungkin mereka sudah membuang waktunya percuma, lalu datang terlambat dan seseorang yang datang adalah bukan model yang ia maksud. Tanpa bicara panjang lebar pria tampan itu pun sedikit mengendorkan ikatan dasinya. Menatap seseorang yang masih tampak berdiri tak jauh dari pandangannya.

"Itulah mengapa aku bertanya padamu! Jangan katakan kau adalah asisten atau managernya? Lalu di mana orang itu? Jangan katakan bahwa ia ada pekerjaan lain sehingga seenaknya saja membatalkan janji pertemuan. Banyak model sepertinya! Aku bisa menggantinya jika ia berulah!" protesnya.

"Maafkan kami, Tuan. Karena tiba- tiba saja ibunya mengatakan bahwa ia ada gangguan pencernaan. Jadi dokter mengharuskannya beristirahat selama dua atau tiga hari ini. Sekali lagi, maafkan kami. Dan ini kartu nama saya. Kami akan segera menghubungi anda segera setelah ia sudah bisa kembali melakukan kegiatannya. Tuan jangan khawatir, ia bukanlah orang yang lari dari tanggung jawab. Ia sangat profesional, Tuan..."

"Percuma saja! Ia telah membuat moodku semakin memburuk!" Pria berjas itu pun berdiri, hendak meninggalkan utusan sang model. "Aku masih bisa memaafkannya kali ini, tapi jika kedua kali ia melakukan hal yang sama. Lebih baik aku akan membatalkannya!"

Ia pun meninggalkan restoran itu, lalu melajukan mobilnya. Terlihat ia masih sangat kesal, hingga ia pun memutar arah dan melajukan mobilnya ke arah perusahaan sang kakak. Yang bertanya bagaimana bisa ia membawa mobil padahal saat ke kantor ia bersama sang kakak, tentu saja, ia menyimpan satu mobilnya di perusahaan.

Pria tampan itu sudah berada di lobby, dan tampak beberapa orang membungkuk dan memberi hormat padanya. Dan ia hanya tersenyum tipis saja, hingga ia sampai ke sebuah lift yang akan membawanya ke ruangan sang kakak.

Mereka pasti orang baru.

Hingga saat lift terbuka dan berhenti di salah satu lantai, seorang wanita pun masuk. Ia tampak menatap sosok tampan itu lamat, terlihat jelas ia sangat keheranan dan memikirkan sesuatu. Merasa ditatap, sosok pria tampan itu pun menatapnya seolah bertanya ada apa menatapku.

THE MODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang