Chapter 1

15 2 0
                                    

Bian terusik dari tidur nyenyaknya ketika silauan cahaya menerpa wajahnya. Astaga, siapa yang dengan beraninya mengganggu tidur nyenyaknya.

Baru saja membuka mulut untuk mengeluarkan suara hendak marah namun urung dilakukannya setelah melihat si pelaku sudah berkacak pinggang di depannya. Siapa lagi yang bisa merusuhi hidupnya selain Si ratu Anya.

"Morning Mr. Kebo." Sapa Anya dengan senyumannya alih-alih terlihat manis justru terlihat seram dimata Bian karena senyuman tersebut diikuti dengan pelototan matanya.

Bian mengacak rambutnya yang sebenarnya sudah berantakan khas sekali orang baru bangun tidur. "Yaelah ganggu aja lu baru aja gua mau ehem ehem sama Angelina Jolie di mimpi."

"Ngeres banget mimpi lu!" Anya terlihat sibuk berjalan kesana kemari memunguti barang-barang milik Bian yang berserakan di lantai. "Ini sejadah sama sarung jangan di geletakin begini aja kenapa si mana banyak banget sampah lagi. Alat buat ibadah tuh dirawat, Biaaaannn."

Mendengar Anya yang terus mengomel membuat Bian justru semakin mengantuk dan malas bangkit dari kasur nyamannya.

Merebahkan kembali tubuhnya ke kasur, membalikkan badannya menjadi telungkup posisi tidur yang paling ia sukai lalu memejamkan matanya kembali dengan santai. Nikmat sekali memang tidur itu.

"AW! Sakit anjir!" Teriak Bian ketika Anya memukul pantatnya dengan sadis. "Kenapa lu pukul pantat seksi gua Anya kalo tergoda bilang dong biar gantian."

"Abis lu ngapain malah tidur lagi? Lu yang minta dibangunin jam 7 sama gua ya semalem, gua udah repot pagi-pagi ke sini lu malah males-malesan tau gini mending tadi ngga usah gua bangunin lu malesin banget sih!" Omel Anya lagi. Kali ini oh sungguh dengan ekspresi yang tidak mengenakan. Benar-benar siaga satu.

Memang betul semalam dia yang meminta perempuan galak ini membangunkannya di pagi hari karena hari ini ada meeting proyek penting di kantornya. Biasanya Bian selalu di bangunkan oleh Mamanya tapi karena mamanya masih di rawat di Rumah sakit untuk proses pemulihan tugas bangun-membangunkannya di turun tahta kan kepada Anya.

Si sahabat oroknya yang sangat dicintai oleh mamanya. Bahkan terkadang Bian bingung anak mamanya itu dia atau Anya, karena terkadang mamanya itu jauh lebih perhatian kepada perempuan galak ini dari pada dirinya.

Sebenarnya Bian tidak sendirian di rumah ada papa dan juga Andin-adiknya-, tapi sang papa setiap pulang kerja hanya mampir untuk makan dan mandi di rumah selebihnya selalu setia menemani mamanya di rumah sakit. Setia sekali memang papanya itu.

Andin? Astaga meminta tolong adiknya untuk membangunkannya di pagi hari itu juga hal yang mustahil mengingat mereka sama kebonya kalau dalam urusan tidur.

Oleh karena itu, Rima-mama Bian- meminta Anya untuk sempat membangunkan Andin dan Bian di pagi hari berjaga-jaga agar kedua anaknya itu tidak bangun kesiangan di hari libur sekali pun. Karena Rima selalu mendisiplinkan anaknya untuk selalu bangun pagi.

Bian langsung terduduk dari tidurnya, "Iya iya ampun. Nih gua bangun nih." Balasnya yang hanya dibalas dengan helaan nafas oleh Anya.

Karena perempuan itu terlihat kembali sibuk merapihkan kamarnya yang baru ia sadari sangat berantakan.

Setelah peristiwa gagal menikahnya entah mengapa Bian merasa lebih malas dari biasanya. Galau mungkin.

"Yan, putus cinta boleh, galau juga boleh." Ucap Anya sambil melipat hoodie yang ia pakai semalam yang sedari tadi teronggok mengenaskan di atas sofa. "Tapi jorok jangan!" Sindir Anya sembari melirik tong sampah kecil di dalam kamarnya yang isinya sudah melampaui kapasitas ukurannya.

Bian hanya meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tidak mamanya tidak Anya semua hobi sekali mengomel. Heran.

"Omelin aja Kak, Andin dukung." Ucap Andin yang kini berdiri di ambang pintu kamar Bian yang terlihat sudah rapih dengan seragam putih abu-abunya.

Give Me Your ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang