Prolog

1.2K 154 16
                                    

Sore ini, tepatnya di kafe bernuansa vintage, ketiga papa muda berkumpul.
Tiga orang dari mereka memasang wajah kesal dan tak bersemangat.

"Kalian berdua seperti orang anemia saja," celetuk satu-satunya nya papa muda yang senantiasa tersenyum.

Oh biar ku perkenalkan lebih dulu, yang baru berbicara adalah Lee Dokyeom, seorang pria yang berprofesi sebagai dokter bedah.

"Diamlah sialan, minum saja pabo-latte tak jelas yang kau pesan itu," kali ini kalimat kasar itu terlontar dari mulut Jung Jaehyun, seorang direktur utama perusahan Jung's Cooperation.

"Tau, dasar tak jelas," imbuh seorang pria paling tinggi diantara mereka berempat yang menjadi hakim di mahkamah agung —Kim Mingyu. Ia menjitak pelan kepala Dokyeom.

"Yak! Kenapa kau memukulku sialan." Dokyeom merespon dengan nada tak suka.

TAK

Bunyi kursi yang ditarik itu seketika membuat tiga pria lainnya kaget dengan kedatangan satu teman mereka lagi.

"Hei, bagaimana kalau kita berempat liburan ke luar negeri? Aku rasanya ingin mati jika terus begini,"

"Hei Jungkook, kenapa tiba-tiba?"

Pria yang baru datang itu—Jeon Jungkook, dia adalah seorang seniman lukis—lebih tepatnya di bidang tatto, yang memiliki 5 cabang di korea.

"Ada apa Jungkook? Apa ada klien tatto menyebalkan lagi?" tanya Mingyu, "Manusia jenis apa lagi yang membuatmu frustasi, eh?" lanjutnya.

"Manusia mengerikan bernama perempuan, cih sialan aku benar-benar tidak tahan dengan Sinb," jawab Jungkook.

"Eh?" respon Dokyeom yang cengo mendengarnya.

"Apa yang dilakukan nyonya Jeon itu sampai membuatmu frustasi?"

Jungkook menarik nafas panjang, "Tingkah Sinb sangat aneh belakangan ini," Jungkook lalu menyesap pabo-latte milik Dokyeom sejenak, "Kalian tau? Tingkahnya persis sama seperti sebelum mengandung Hoin dulu, dia terus mencekokiku hal gila dan menyuruhku membaca kiat-kiat hubungan seks untuk mendapat anak perempuan."

Mingyu dan Jaehyun sekarang saling menatap, sedangkan Dokyeom seakan masih loading mencerna semua kalimat Jungkook.

"Ho? Kiat-kiat mendapat anak perempuan?"

Ketiga papa muda yang lainnya hanya mengabaikan ucapan satu-satunya teman mereka yang paling pintar akademik namun agak lemot itu.

"Seharusnya kita melarang istri kita untuk bertemu." Jaehyun berujar setelah menyesap kopi nya.

"Kau benar Jaehyun, mereka selalu menginginkan sesuatu yang membuat kita repot." Mingyu menyahut.

Dokyeom merasa kesal, kenapa dia merasa hanya dialah yang tidak mengerti topik pembicaraan ini.

"Hei! Kalian mengabaikan ku eoh?"

Mingyu yang kesal sekali lagi memukul kepala Dokyeom, "Yak imma! Kau lupa para istri kita berkumpul bersama minggu kemarin?"

Dokyeom mengangguk tanda ia ingat, namun alisnya masih tertaut, membuat Jaehyun ikut kesal juga, namun karena image nya Jaehyun lebih memilih menahan diri untuk tidak ikut memukul kepala Dokyeom.

Mingyu menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya, "Pada pertemuan itu, istrimu membawa putrimu Hyera," Jungkook dan Jaehyun ikut menghembuskan nafas kesal mengingat dasar dari tindakan agresif istri mereka hanyalah seorang anak kecil tak berdosa.

Wanna New Children [97l boys ft. 98l girls]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang