Lima belas

210 14 3
                                    

Bagian 15
.
.
.
.
.
.

"Menyukai berkedok ketidaksengajaan"

-Praschisal-

.
.
.

Waktu menunjukan pukul 06.00

Argan yang sudah siap berangkat ke sekolah segera turun ke bawah untuk sarapan bersama mama nya . Kali ini Ayah nya tidak pulang lagi. Di karenakan sedang ada meeting bersama klien di luar kota.

Bagi Argan pagi hari tanpa adanya sang ayah sudah biasa. Tetapi semenjak kepergian sang kakak. Membuat dia merasa bahwa selama ini ayah nya terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan nya. Sampai" waktu dirumah pun dalam 1bln bisa dihitung dengan jari.

"Pagi ma" sapa Argan kepada mamanya

"Pagi sayang, mau makan apa roti/nasi?" Jawab Ritha

"Nasi aja ma. Hmm ayah?" Tanya Argan penasaran, sebenarnya dia sudah tau. Cuman sekedar ingin bertanya aja.

"Ayah belom pulang. Masih ada urusan di luar kota. Why?" Tanya Ritha sambil tersenyum

"Nggak, cuman tanya aja. Sibuk banget ya. Sampai-sampai pulang pun nggak bisa" ucap Argan sambil menaikan satu alisnya.

"Sabar ya nak. Dari dulu kan ayah mu juga gitu. Itu semua juga demi masa depan kamu, udah sekarang makan terus kamu berangkat oke" jelas Ritha sambil tersenyum dan mengusap hangat kepala Argan.

Untungnya masih ada sang mama yang bisa menjadi alasan argan untuk kembali pulang. Sebenarnya keluarga dia tidak ada masalah besar tapi yang sangat disayangkan waktu yang diberikan sang ayah bagi Argan itu kurang. Dari kecil dia selalu kekurangan waktu bersama sang ayah. Apalagi kalo sedang ada acara penting seperti lebaran dan lainnya yang berhubungan kumpul dengan keluarga besar.

Terkadang ada ucapan yang dilontarkan salah satu keluarga besar yang bikin Argan tertekan. Bukan tertekan sih lebih tepat nya sedih.

Seperti contohnya "Argan ayah kamu nggak datang lagi?" "Sibuk banget ya, sampai waktu sehari pun tak bisa ditinggal" "Ayah mu terlalu ambisi gan" . Dan banyak lagi kata" yang bikin mood Argan seketika jelek. Yang tadi nya ingin berkumpul dengan rasa senang. Sampai sana tidak sesuai ekspektasi.

Mungkin dulu sebelum sang kakak meninggal. Dia masih bisa membaur dengan yang lain dibantu sama kakaknya. Tapi sekarang dia lebih memilih sendiri, jika acara diruang tamu dia lebih milih duduk didepan kolam/di dapur.

"Ma, Argan berangkat dulu ya" ucap Argan

"Hati-hati ya sayang. Jangan berantem lagi ya, luka mu masih belom kering walaupun perban udah boleh di copot. Satu lagi kalo mau kemana-mana kabarin mama ya. Jangan tinggalin mama" jelas Ritha

Sambil mencium tangan sang mama dan memeluknya.

"Argan janji akan selalu ada buat mama, seperti janji Argan ke kakak" jawab Argan sambil tersenyum "Argan jalan dulu ya, assalamualaikum" imbuhnya

"Waallaikumusallam, hati-hati" jawab Ritha

------------------------------------------------------

Cerita Cinta ArgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang