18. Lie Again 🔞

903 51 21
                                    

Heejin baru kembali, dia bisa tersenyum karena ga sia sia pergi sama Soobin malam ini. Selain bisa melupakan masalah sejenak dan tertawa, ada pelajaran yang Heejin dapatkan.


Senyumnya menghilang saat melihat Jeno di depan kamarnya, dia melipat kedua tangannya dan raut wajahnya terlihat marah.


Heejin membuka pintunya, Jeno mengikuti dari belakang.


" Lo kemana aja? Gua telefon berkali kali, chat juga ga di jawab. Pergi sama Soobin? "


Dari awal melihat Jeno marah aja Heejin udah kesal, bukan dia yang seharusnya marah. Heejin harus marah karena banyak hal, hubungan mereka banyak berubah terutama masalah komunikasi. Mereka jadi jarang bertukar kabar.


" Iya, gua pergi sama Soobin " balas Heejin.


" Lo sejak kapan sih jadi dekat banget sama dia? "


Heejin menunjuk dada Jeno " Sejak lo ninggalin gua di pantai, sejak lo sibuk sama mantan lo dan sejak dia hadir di antara kita! "


Jeno terkesiap, Heejin semakin menunjukan rasa ga sukanya dengan jelas.


" Gua minta maaf "


" Lo terlalu sering minta maaf tapi ga ada perubahan sama sekali, udah ga ada artinya "


" Jin bedain please, gua harus sama Jiwon karena keadaan. Kalau lo sama Soobin itu karena mau aja - "


Heejin berdecak ga percaya " Lo bener kok, gua sering bareng Soobin karena seneng aja ada yang nemenin sama kaya Jiwon ditemenin sama lo"


Jeno menggelengkan kepalanya, Heejin ga bisa mengerti lagi dan ini batas kesabarannya. Heejin mencoba tenang, mengatur nafasnya dan mengendalikan emosinya.

" Gua nemenin Jiwon itu karnea gua pernah hutang budi Jin, dulu waktu gua kehilangan nenek gua. Dia nemenin dan ada buat gua "


" Kalau dulu gua kenal sama lo, gua bakal lakuin hal yang sama Jen. LO jangan nutup mata jelas jelas Jiwon masih cinta sama lo, dia udah cium lo. Harus sampai kapan lagi gua nunggu? Sampai kalian terbawa suasana dan tidur bareng? "


" Heejin! " Jeno ga suka Heejin semakin lama terus saja menuduhnya aneh aneh.


" Gua udah dewasa, gua bisa jaga diri! Kenapa lo ga bisa percaya sama gua? " Jeno mulai frustasi, pertengkaran mereka ga ada ujungnya.


Heejin semakin kesal, kekesalannya berubah menjadi air mata yang menggenang di bawah matanya.


" Pikirin kalau lo di posisi gua Jen karena lo ga ada di posisi gua, lo ga bisa ngerti rasanya jadi gua. Sabar? Mengerti? Gua udah lakuin itu semua! Enak banget jadi lo harus di mengerti terus "


Air mata Heejin mengalir membasahi pipinya, Jeno menyadari satu hal belakangan ini setiap kali mereka bersama atau bertemu Heejin selalu menangis.

FOURSOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang