04. A Long Night

6.3K 590 101
                                    

WARNING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING!

Deru napas Jungkook terdengar tak beraturan dan berlarian mengejar pelepasannya bersama Jihan. Gadis itu sudah berantakan, hanya menyisakan baju kaus yang menempeli tubuhnya. Sedangkan Jungkook sudah total telanjang mengungkung gadis itu dan terus menggerakkan pinggul.

Setiap Jungkook mendorong pinggul, Jihan tidak bisa menahan pekikannya. Cukup sakit, karena Jungkook sebelum melakukannya tidak memberinya foreplay. Biasanya Jihan akan mengamuk bila Jungkook buru-buru seperti ini, langsung ke inti tanpa ada pemanasan.

Namun gadis itu menerima, berulang kali ia mencengkeram kedua bahu Jungkook ketika laki-laki Jeon itu menghentak kasar. "Can you do it slowly?" Jihan berbisik serak.

Salah Jungkook karena tidak melakukan tugasnya dengan baik, jadi Jihan merasa sakit ketika digauli. Jungkook mengangguk singkat, perawakannya dari bawah Jihan terlihat panas. Rambutnya sudah mulai panjang karena belum dipangkas itu terlihat jatuh setiap menunduk untuk melihat penyatuannya.

"Hari ini masa suburmu?" Jungkook bertanya, napasnya terdengar berlarian.

"Keluarkan di luar. It's not you lucky."

Karena biasanya Jungkook berpikir bila Jihan memberikannya tanpa pengaman seperti ini, berarti gadis itu sedang tidak dalam masa subur. Hanya dia yang tahu kapan Jungkook boleh mengeluarkannya sebebas laki-laki itu. Prediksinya selalu tepat.

Dalam kegiatan panasnya itu, Jihan yang memandangi bagaimana kerasnya Jungkook berjuang mengejar pelepasan membuatnya kepikiran lagi tentang perkataan ibunya. Orang tuanya mungkin sudah tahu bila Jihan melakukan hal ini dengan Jungkook-terbukti dengan tinggal bersama. Sudah terjadi juga bagaimana, risiko bila mereka membiarkan anaknya tinggal sendirian pasti seperti ini. Apalagi tahu betapa keras dan bebasnya kehidupan orang-orang kota.

Namun terlepas dari rasa khawatir, orang tua Jihan memang sempat mempermasalahkan hal ini pada Jihan. Segala sesuatu yang kelak tidak bisa dikilah terjadi, Jihan harus bisa menanggung sendiri perbuatannya itu.

Bukan maksud mereka lepas tangan terhadap anak, itu karena Jihan dianggap sudah besar dan bisa mempertanggungjawabkan kesalahan. Dan yang utama, Jihan anaknya bebal dan tidak suka dibantah. Itu yang membuat orang tuanya malas memberitahu lagi, mereka tahu Jihan anaknya sangat berhati-hati dan penuh perhitungan. Yakin bila anaknya bisa mengurus dan mengatur itu.

"Jungkook ..." Jihan mengalungkan tangannya di leher Jungkook, laki-laki itu mencengkeram sisi pinggang Jihan. Alisnya bertaut, bibir bawah yang digigit tak lupa keringatnya yang mulai muncul di ujung hidung dan pelipis.

Dalam kegiatannya, Jungkook sempat mengernyit dalam dengan panggilan itu, terdengar parau dan sedih. Namun kedua tangannya masih tetap setia memegang pinggang Jihan kuat-kuat di saat ia merasa kekasihnya mengatakan hal yang begitu penting. Dilihat dari pandangannya yang kian redup.

"Apa?"

Di sela-sela pekikannya, Jihan menjawab dengan begitu pelan. "Aku ingin kau berhenti merokok."

Perkataan yang menuntut itu tidak membuat laki-laki Jeon itu berhenti dari kegiatan penetrasinya, malah ia semakin kuat menghentak sampai-sampai Jihan berteriak lantaran merasa nyeri.

"Why so suddenly, Honey?" Jungkook tersenyum, lalu mengecup ujung bibir Jihan. "Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Jihan diam, merasakan baju yang masih menempeli tubuhnya ditarik Jungkook. Lalu gadis itu menggeleng saat melihat sirat menuntut sebuah penjelasan dari Jungkook. "No, it just ... just my wish." katanya terdengar buntu.

Raut wajah Jihan ini membuat Jungkook bingung, pun ia pikir Jihan sedang banyak pikiran sebab itu melantur? Mendapat jawaban kurang pasti artinya apa seperti ini, Jungkook nampak tak suka. Namun ia berusaha diam dan meneruskan kegiatannya tanpa menuntut sebuah penjelasan lagi. Dilihat dari ketidakyakinan Jihan berucap, Jungkook tahu kekasihnya belum mau berterus terang akan masalahnya.

Mengambil tindakan selanjutnya, Jungkook kian melebarkan kaki Jihan agar semakin mudah celahnya bergerak. Ia kembali merunduk ke ceruk leher Jihan, dan gadis itu kedapatan berteriak usai merasakan kulit lehernya digigit kasar. Apa saja hal yang dilalui oleh bibir Jungkook, semuanya digigit. Itu tanda bahwa laki-laki itu tengah merasa marah dan tak tahu harus melampiaskan bagaimana.

Seks mereka tidak banyak bicara, hanya sesekali meracau. Dan mendengar perkataan Jihan yang secara tiba-tiba mengatakan itu membuat pikiran Jungkook terbang jauh, tak bisa mengontrol kelakuannya. Malam ini Jungkook cukup kasar melakukan seks.

Ketahanannya mencapai puncak juga cukup lama, melihat Jihan memejamkan mata dan meracau supaya ia bergerak dengan pelan-pelan juga diabaikan. Suara tubrukan kedua paha mereka terdengar cukup jelas menggema di dalam kamar.

Berlangsung selama beberapa menit setelahnya, Jungkook akhirnya keluar. Sedangkan Jihan sudah daritadi tidak kuat menahan. Laki-laki Jeon itu mengatur napasnya, mengumpulkan kembali sisa-sisa energi yang terkuras akibat kegiatan ini. Lututnya terasa pegal, lalu Jungkook melepas tautan mereka. Menarik kondom yang telah penuh itu dari miliknya, mengikatnya agar tidak tercecer dan langsung membuangnya ke tempat sampah.

Jihan masih terkulai lemah di atas ranjang, sebelum ia merasakan badannya diangkat begitu entengnya oleh Jungkook. Gadis itu kaget melihat beberapa menit beristirahat, milik Jungkook sudah kembali tegak.

Jungkook kembali membuka bungkus pengaman dan memasangnya, setelahnya ia menarik Jihan agar menyender di depan dinding kamar. Mengangkat sebelah kaki Jihan agar ada celah bagi Jungkook menyatukan diri.

"Your energy is like a monster, Jeon." Jihan menatap Jungkook yang berusaha memasukkan miliknya. Gadis itu melenguh setelah Jungkook berhasil. Kedua tangannya memegang bahu Jungkook, melampiaskan rasa nyeri yang ia dapat dengan menggores, menekan dan mencengkeram kulit putih laki-laki itu.

Sebelah kaki Jihan berdiri dan sebelah lagi melingkar di pinggang Jungkook. Jari-jari kakinya nampak menjinjit ketika Jungkook menghentakkan pinggang, berulang kali Jihan meringis. Namun selain itu, tak ayal Jihan juga suka dengan yang ia rasakan ini.

"I know you can hold this." Jungkook mengecup pelipis kekasihnya, semakin merapatkan diri agar inti tubuhnya terbenam jauh di dalam Jihan. "I'll be a monster until the sun comes up."

______________

______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[M] No Cig! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang