Betrayer 5

440 82 13
                                    

Siang ini Baek dan Je A pergi ke area proyek pembangunan resort di daerah Daejeon. Sudah hal biasa jika Baek turun langsung untuk mengawasi proyek paling tidak dua minggu sekali bersama Je A. Bagi Baek, meski melelahkan karena waktunya bisa habis hanya untuk perjalanan terasa dibayar karena bisa lebih leluasa bersama Je A di sisinya.

Tapi jadwal kali ini terasa tidak seperti biasanya. Selain cuaca Daejeon yang buruk karena terus turun hujan yang membuat perasaan Baek kesal, sikap Je A yang terasa pasif untuk bertukar suara dengannya dilain masalah pekerjaan juga membuat pria itu berusaha setengah mati menahan amarahnya.

Ya, Baek bisa menebak apa yang melandasi Je A bersikap demikian. Tentu saja mungkin masalah tempo hari yang terjadi di apartemen wanita itu. Jadi, karena keadaan tidak memungkinkannya untuk terus di area proyek yang bisa membahayakan mereka, Baek memutuskan untuk mengakhiri pemantauan pekerjaan.

"Kita pulang besok." Ujar Baek pada Pak Choi sang supir di depan.

Je A menoleh cepat dan menghentikan tangannya yang tengah membenahi blazernya yang basah.

"Cari penginapan terdekat." Lanjut Baek tanpa memperdulikan Je A yang kian menatap protes.

"Besok kau ada rapat siang. Tidak mungkin sempatㅡ"

"Suruh Jihoon membatalkannya. Kau tidak lihat hujannya seperti apa? Mau kita celaka?" Tanya Baek sarkas dan tajam.

"Terserah!" Balas Je A tak kalah sebal.

Konversasi itu di akhiri dengan Je A yang melempar tatapan tajamnya keluar jendela. Meski tidak dapat melihat apapun dengan jelas karena terhalang air hujan yang mengguyur mobil, Je A pikir itu pemandangan yang lebih baik daripada melihat sosok di sampingnya. Sampai kemudian, getar ponselnya mengambil atensi. Tertera nama seseorang yang beberapa waktu lalu sempat bertukar nomor dengannya.

Meski sempat mengernyit heran, Je A menerimanya tanpa tahu bahwa Baek sempat melihat nama siapa yang nampak disana.

"Apa kau ada waktu makan siang denganku? Kebetulan aku baru saja mengunjungi gedung Daehan Corp tepat di sebelah gedung Byun Corp."

Je A mengusap pelipisnya, "Maaf, Seo Hoon~ssi, aku sedang tidak berada di Seoul."

Mendengar nama itu terlafal dari bibir wanitanya membuat Baek semakin menusukan tatapan tajam yang masih tak diindah sang empunya. Entah apakah si pemilik nama memang sama dengan siapa yang Baek pikirakan atau bukan. Tapi yang jelas itu seorang pria dan Baek tidak senang mengetahui.

"Dimana?" Tanya Seo Hoon tanpa basa-basi.

"Aku sedang di Daejeon. Ada pekerjaan disini yang harus kami urus."

"Bersama Presdir Byun?"

Je A tidak langsung menjawab dan membuat Baek berasumsi semakin liar. Dia menganggap Je A seperti enggan terlihat dekat dengan pria lain di hadapan sang pemanggil.

"Ya. Bersama Presdir Byun." Ungkapnya kemudian.

"Sayang sekali." Kata Seo Hoon menyahut, "Besok? Apa bisa?"

"Entah. Kami masih harus disini dan baru kembali besok. Cuaca tidak mendukung untuk kembali malam ini."

"Baiklah. Besok kuhubungi lagi. Boleh?" Tanya Seo Hoon yang membuat Baek menegakkan tubuh menatap Je A terang-terangan seolah berharap wanita itu mengerti arti gestur tersiratnya.

"Hmm, baiklah." Jawab Je A yang sontak membuat Baek membuang pandangannya ke luar jendela dan menyeringai tak habis pikir.

"Siapa Seo Hoon?" Tanya Baek tanpa menoleh.

"Presdir Seo siapa lagi." Jawab Je A tak acuh yang praktis membuat Baek menoleh dengan emosi yang memuncak.

Bahkan keduanya sudah tidak perduli bahwa Pak Choi melirik melalui kaca dengan sorot was-was seakan khawatir akan ada perang dunia ke 3.

Betrayer - Ebook Project (BBH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang