06

181 53 22
                                    



Sebelum masuk cerita, aku mau ngucapin makasih banyak buat support kalian di part² sebelumnya. Jujur! Komen kalian itu mood banget! Makasih banyak yaaaa ♡

Anw, happy reading~






***




Pukul sepuluh malam, Jaemin memandang jemu langit tak berbintang di atas sana. Memfokuskan pada satu titik cahaya yang mana bersumber dari bulan tak berteman.

Mulai merasa hampa, pemuda Na itu akhirnya memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah. Tidak untuk tidur, melainkan ingin masuk secara gamblang kedalam kamar ibunya guna memastikan sesuatu.

Ceklek!

Aura dingin nan redup seketika menyeruak saat Jaemin buka pintu itu. Lalu masuk dengan santai tanpa takut akan ketahuan oleh sang ibu.

Hei!

Untuk apa takut?

Ia bahkan tahu jika ibunya tidak ada di rumah saat ini.

Matanya menelisik ke setiap penjuru kamar, bermaksud mencari sesuatu.

Tetapi, untungnya itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena setelah menoleh beberapa kali kesana-kemari, sesuatu yang ia cari ditemukan secara cepat.

Paper bag!

Ya, sesuatu yang Jaemin cari adalah paper bag.

Eits... Tapi bukan sembarang paper bag, itu adalah paper bag yang ibunya bawa setelah pulang kerja kemarin.

Bukan tanpa alasan Jaemin mencari benda itu. Karena pada dasarnya, ia memiliki firasat kuat jikalau sesuatu yang ada dalam paper bag itu adalah penyebab utama kenapa rasa janggal nya tak kunjung surut-surut sedari tadi siang.

Saat dibuka, ada beberapa lembar kertas disana. Netra Jaemin dengan jeli membaca setiap kata yang tertera. Namun, tak lama kemudian... Wajah yang awalnya serius kembali datar.

Tidak terkejut, namun tidak menyangka juga.

Tetapi, tak mau mengambil kesimpulan secara cepat, Jaemin lekas membuka ponselnya. Untuk membuka galeri, guna menelisik foto yang Jeno kirim malam lalu pasal plat nomor mobil si korban.

Benar kan!

Ada yang janggal...

Kemarin malam, ia memang rasa tak asing dengan plat nomor itu. Apalagi ditambah tadi siang secara gamblang netranya melihat plat nomor yang sama persis seperti di foto sudah hancur karena ikut terbakar.

Dan sekarang! Jaemin sudah mengetahui semuanya...

Ia sudah sadar, bahwa kejanggalan yang dirasakannya semenjak kemarin malam - berasal dari sana.




Seketika, ucapan Jeno tadi siang kembali terngiang di kepalanya...

"Ya gitu, kalau orang suci sok-sok an mau ngebasmi orang kotor kaya kita. Malah dibasmi duluan yang ada."

Dengan raut wajah biasa, diam-diam telapak tangan Jaemin mengepal dibawah sana. Giginya bergemeletuk tak beraturan, urat-urat ototnya pun kian andil bermunculan.


"Nggak seharusnya Lo ngomong begitu!"



***



Woilah... Satu lagi epilog nih! Cepet banget yak, xixixi :v

Antagonist || Jaemin ft Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang