Halo...
Alhamdulillah udah konsisten sampai bab 3, semoga terus konsisten update di hari Selasa 😊
Sekarang biar bisa konsisten aku biasain nulisnya tiap minggu dua bab loh. Jadi di minggu-minggu selanjutnya pas mau update aku udah ada bab nya dan udah tinggal publish aja. Kalau kalian, reader yang sekaligus merangkap jadi penulis juga, gimana cara kalian supaya tetep bisa konsisten nulis?
Boleh dong disharing di komentar 😉
Aku tunggu jawabannya ya 😊Btw dari minggu kemarin aku juga nggak sabar buat publish cerita ini wkwk
Meskipun pembacanya belum banyak, tapi aku cukup menikmati proses menulisnya. Alhamdulillah...
Dan seneng banget rasanya cerita ini ada peningkatan tiap minggu 😊
Makasih banyak yaaaOke deh selamat membaca 😊
Eihhh bentar deng, mau ngasih tau kalo judul part ini tuh terinspirasi dari lagu JKT48 yang judulnya Namida no Seesaw Games. Yaa walaupun gaada hubungannya sih. Aku agak maksa aja cocoklogiin judulnya wkwk. Tapi aku rekomendasiin lagunya sih soalnya enjoy banget kalo didengerin.
Oke langsung aja yaa...
-----------------------------------------------------------------
Raka berdiri tepat di depan pintu ruangan BK begitu mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat. Tepat saat pintu terbuka, tatapannya segera beradu dengan sepasang mata yang sudah tak asing di netranya.
Seketika keduanya mematung di tempat. Raka tidak menyangka akan bertemu secepat ini dengan orang yang sekarang berdiri di depannya. Seorang gadis yang telah membuat Raka mengambil keputusan besar dan mempertaruhkan masa depannya sendiri.
Sementara Raka malah memandanginya tanpa berkata apa-apa, gadis itu tampak bingung. Lantas ia bertanya duluan.
"Sori, mau ke Bu Layla?"
Raka berdeham, lalu mengangguk pelan. Seraya memaksakan seulas senyum. Lawan bicaranya pun balas tersenyum.
"Syukurlah, gue kira lo mendadak kesambet." katanya dengan nada bercanda. Seketika suasana antara keduanya mencair. Setidaknya bagi orang di depannya, bagi Raka tidak sama sekali. Raka hanya tersenyum tipis. Matanya dengan cepat terarah ke badgename di seragam gadis itu. Sederet nama yang Raka baca dengan cepat karena tak ingin terlihat aneh atau semacamnya di depan gadis itu. Tidak salah lagi.
"Tunggu di dalem aja, ada ruang tunggunya kok," ucapnya ramah, kemudian berlalu pergi. Raka segera berbalik dan menatap punggung yang semakin menjauh itu. Pikiran Raka dipenuhi dengan berbagai macam emosi yang tak bisa dijelaskan. Yang pasti Raka bingung antara harus marah atau bagaimana melihat kondisinya baik-baik saja setelah menimpakan sesuatu padanya.
Brukk!!!
Sesuatu menabrak punggung Raka dari belakang. Cukup keras sampai terdengar bunyi gemeletuk.
"Maaf, saya nggak sengaja," ucap suara yang terasa seperti familiar. Saat menoleh, Raka cukup terkejut. Tapi tak lama setelah itu, ia membuang napas kasar. Lagi-lagi ia harus bertemu dengan gadis aneh yang jadi bahan pembicaraan seantero sekolah.
"Elo lagi," kata Raka. Membuat Yori jadi tampak salah tingkah.
"E-eh, beneran maaf banget. Saya nggak sengaja. Tadi jalannya sambil baca brosur ini," jelas Yori seraya mengangkat sebuah brosur di tangannya. Brosur yang sama dengan yang sedang Raka pegang. Merasa enggan menanggapi, Raka memilih untuk segera masuk dan menyelesaikan urusannya secepat mungkin. Mood-nya mendadak berubah sejak pertemuannya dengan orang tak terduga beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Réve
Teen FictionAwalnya, Raka sama sekali tidak peduli pada Yori. Gadis aneh yang jadi bahan perbincangan seantero sekolah. Bagi Raka, tidak ada yang lebih penting dari tujuannya pindah ke SMA Astara. Namun, entah mengapa keduanya justru sering bertemu secara kebet...