4

1.7K 209 40
                                    

Kalau belum nangis, belum lega rasanya. Begitulah Jennie saat tangan Papa tidak pernah terangkat, melebarkan jari jemarinya lalu merapat!

" Sikapmu....sama seperti apa yang Mamaku dapat." Ucap Rose, berdiri di samping Jennie, menarik genggam tangannya agar termundur sedikit.

" Jika anda tidak menyukai hal seperti ini, silahkan untuk mengusir Jennie." Lanjut Rose dan Hanbin berdiri depan Papa nya, mendorong pelan dan bilang untuk bicara secara baik-baik tanpa kekerasan yang terjadi.

Orang tua Jennie jelas marah!!! Apa-apaan!? Pulang membawa masalah?

Dengan santainya mengatakan jika dia hamil!!! Mau di taruh dimana muka Papanya depan keluarga Park!?

" Katakan sesuatu untuk menyelesaikan masalah ini. Jika anda tidak... silahkan campakkan." Kata Rose karena dia malas sekali ataupun paling kesal jika pembicaraan berlarut-larut.

" What!?" Teriak Papa Kim. Dia langsung naik darah melihat kelakuan Rose.

" Siapa kamu hah!!? Berani-berani nya dengan saya!!!?" Tunjuknya.

Jennie langsung nunduk, nempel Rose sambil terpejam sangking takutnya melihat orang tua seperti itu.

Rose tenang menatap. Tapi mulutnya saja yang tajam bicara.

" Aku anak direktur yang membuatmu sukses sampai sekarang~~" Jawab Rose, suaranya yang sangat pelan namun stabil terdengar.

Jennie mendongak. Menatap Rose yang menyipitkan mata, langsung menjaga sorot mata ke arah tuan Kim yang terdiam menggali ingatan.

.

.

.

.

.

.

.

" Ambilah. Jika kamu berhasil, kembali saat aku butuh."

" Ini terlalu banyak Mina."

Wanita ini tersenyum.

" Saat aku menyentuh uang sebanyak itu, aku juga mengatakan kalimat yang sama sepertimu Oppa." Senyumnya.

" Uang mudah di cari jika berusaha. Tapi teman sulit ditemukan bahkan saat sedang berusaha~" Lanjutnya bersamaan dengan pria ini yang langsung mundur 2 langkah kemudian memberi tundukan di depan Mina yang ikut nunduk untuk menghargai yang lebih tua.

" Aku akan kembali saat kamu membutuhkanku~"

" Hemm...."

.

.

.

.

Pintu mobil terbuka. Keluarlah keluarga Kim yang langsung mengangkat payung karena hujan lumayan deras di daerah pemakaman Seoul.

Pria itu melihat kuburan Mina dari jauh. Memperhatikan seorang yang berdiri membelakangi.

" Itu siapa?"

" Anak direktur tuan."

Tuan Kim mengangguk pelan. Dia noleh ke belakang, melihat anaknya Jennie yang ngintip buat memperhatikan seseorang yang rela basah-basahan berdiri di tengah kuburan sore ini.

.

.

.

.

.

" Aku sudah berkunjung." Jawab tuan Park, tersenyum pada Papa Jennie yang diam, memperhatikan suami Mina yang nampak tidak peduli jika istrinya meninggal.

Jove 4 | Chaennie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang