"Papi, kangen." ujar seorang perempuan yang masuk ke dalam suatu ruangan yang cukup besar di suatu rumah. Ini adalah rumah oma dan opa dari Nebulla. Oma Rina dan Opa sam, kedua orang tua dari papi nya. Nebulla memeluk pria tinggi berkumis tipis itu dengan cepat. Membuat reon membalas pelukan itu dengan hangat.
"Hai sayang, makin cantik aja. Apa kabar? sekolah nya baik baik aja kan?," tanya reon membuka suara mendongak cepat bulla.
Bulla terkekeh, "Seperti yang papi liat, good. Bulla makin cantik kan? papi naksir ngga sama bulla?, " goda Bulla menatap Pau reon yang terlihat sangat bahagia melihat anak nya kembali.
"Naksir, pengen papa cubit pipi pipi nya nih bapau, makin chubby aja pipi kamu bul," ujar papi dengan mencubit pelan pipi bulla dengan tangan nya yang sudah lepas dar pelukan bulla.
"Jangan, aset negara. Gaboleh sembarangan pegang." larang Bulla bercanda, membuat Papi reon mengerit menggoda.
"Ini masih aset papi loh, nggak ada yang berhak cubit selain papi sama pacar kamu nanti. Tapi kamu kan jomblo mana ada pacar, kasian." roasting reon dengan menyombongkan diri.
Bulla menantang cepat, "Sok tau, papi gatau diem aja, cuman aku, bunda sama om john yang tau, papi buang ajaa, gatau rumah kayak bang toyip." suara bulla mendeka dada dengan sombong. Papinya itu kalau bulla udah bawa bawa Om John pasti selalu bete.
"Oh gitu ya kamu sama papi, awas aja yaa." ancang ancang Reon ingin mengelitiki perut Bulla, namun Bulla keburu menghindar dengan lari cepat menuju pintu ruangan. Namun saat berlari dia menabrak sesuatu dengan selang waktu detik.
Bruk..
"Oh, Abay. Apa kabar bro." canda Bulla dengan senyum yang tak kunjung pudar. Abay pun tersenyum senang juga rasa ingin memeluk gadis yang ia anggap ponakan ini dengan kencang. Namun dia tidak bisa karena tangan nya memegang satu tangan mungil anak laki laki yang tampan dengan kulit putih bersih bak pangeran.
"Om abay pulang pulang udah bawa anak aja, kok ganteng banget si om, ga ada mirip mirip nya sama om." cerocos Bulla yang menjongkok dan menatap manik mata anak kecil itu yang hanya diam.
"Hai ganteng, siapa namanya? lucu bgt, mata nya kayak pake soflens." ujar Bulla yang jongkok dengan mendongak sedikit menatap mata anak kecil yang indah itu.
"Aklan," cicit lelaki kecil itu dengan imut. Bulla tersenyum pelan dan menoel pipi putih yang sedikit berwarna pink seperti pakai blush on.
"Hai Aklan, aku Bulla." sapa Bulla. anak kecil itu pun hanya diam dan sembuyi sembuyi tersebut. Bulla pikir Aklan tipe orang yang pendiam.
“Hai B-bula, ” cicit nya.
Bulla terkekeh gemas, namun saat ingin melanjutkan suara telfon mengalihkan perhatiaan nya. Bulla pun pamit untuk menjauh dan keluar dari ruangan Papa nya.
“Kapan pulang? mau gua jemput nggak?, ” tanya seseorang lelaki dari sebrang yang merupakan sebrata selatan alias sebat.
“Baru jam berapa ebat, bokap gua juga baru sampe. Kayaknya gua bakal betah di sini, soalnya ada anak kecil ganteng gitu, bule. Lucu banget, tadi dateng sama om abay.” ujar Bulla dengan semangat sambil tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
pasutri prik ; series 1
Teen Fictionkejadian saat di bali membuat sebat dan nebulla harus terikat secara tiba tiba. sebat kebobolan dan harus bertanggung jawab. dan ini kisah mereka dari detik itu hingga menikah, dan mempunyai anak. "Ngasih nama anak yang bener dodol, di kira ngasih...