"Gimana kabar kamu, setelah kita pisah?, " ujar seorang laki laki dengan jas hitam ala baju kerja bos kantor yang membalut tubuh kekar laki laki tersebut.
Sang perempuan yang di ajak bicara menatap pelan laki laki tersebut dengan tertawa pelan, "Baik, lebih baik pas kita sudah pisah." ujar Lerissa dengan sengit seperti yang di jelaskan tadi, wanita itu tertawa pelan... hm atau tertawa mengejek? .
"Aku nggak mau berantem lagi ya Sa, kamu jangan lupa perjanjian kita untuk selalu tetap akur di depan Nebulla kan?," desak Reon yang duduk di sofa dengan menompang satu kaki nya.
"Perjanjian itu lagi perjanjian itu lagi yang kamu bahas. Kamu nggak mikirin anak kamu ya a?," ucap Lerissa dengan nada naik turun.
"Nebulla pasti bertanya tanya kenapa kita nggak tinggal bareng lagi? mikir, dia bukan anak anak yang bisa kita boongin gitu aja. Dia udah besar." ujar Lerissa sengit.
Reon menyipitkan mata nya pelan, "Tapi dia masih polos dan anak kecil buat saya." ujar Reon.
"Karena kamu nggak ngikutin proses pertumbuhan dia a, jadi kamu ngerasa dia selalu masi kecil. Kamu aja ngga tau kan anak gadis mu udah bisa patah hati dan kecewa kan?, " ucap Lerissa yang ucapan nya tidak mau di potong.
"Jangan pernah anggep Bulla anak kecil lagi. Aku yakin dia ngga bakal mau tinggal sama kamu karena pola pikirnya yang ga kecil lagi." ujar Lerissa.
"Oke oke fine, kita emang ngga bisa terus terusan begini, saya bakal jujur ke nebulla kalau kita udah ngga ada apa apa lagi, dan ngenalin istri serta anak saya ke dia." ujar Reon dengan santai tanpa memperdulikan emosi Lerissa yang sudah menggebu gebu.
"Anak? gila kamu mas." Lerissa.
"Kenapa? toh dia lahir pas kita sudah cerai, jadi saya ngga brengsek brengsek banget kan di mata kamu dengan embel nyelingkuhin?, " ucap Reon tersenyum yang tidak bisa di artikan.
"Terserah aku nggak perduli sama keluarga kamu itu, yang aku perduliin cuman Nebulla sekarang," desis Lerissa.
"Saya nggak pernah rela buat Nebulla tinggal sama kamu, mending tidak sama kamu dan tidak sama saya." ujar Lerissa yang membuat Reon membolakan mata nya.
"Gila kamu, mau ngusir anak sendiri?, " cegat Reon yang tidak mengerti atau lebih tepat nya salah paham dengan konteks yang di beri Lerissa.
”Nanti kamu juga bakal tau sendiri Nebulla akan tinggal sama siapa. Banyak hal yang nggak kamu tau dan gapenting kalau kamu tau.” ujar Lerrisa dengan sengit.
Reon berfikir sebentar, ”Pasti kamu nyuruh Nebulla untuk tinggal sama mama kamu kan? kalau emang kamu nggak mau ngurusin anak sendiri, mending dia gue bawa.” ujar Reon dengan sedikit emosi. Reon tau bahwa sendari dulu Mama nya Lerissa tidak terlalu menyukainya. Bahkan sama cucu sendiri pun mertua nya berbicara ketus dan tidak menganggap Nebula ada.
”Nebulla bakal tinggal bersama pihan nya.”
***
”Udah berapa batang hari ini bos?,” sapa Nebulla yang berjalan dari arah ruang tamu menuju balkon tempat Sebat membakar rokoknya.
Nebulla tau pasti akhir akhir ini calon suami nya itu di beratkan oleh banyak pikiran yang tak berujung. Memang Nebulla memutuskan belum memberitau keluarga nya mengenai kehamilan nya itu. Sekeras apapun Sebat memaksa nya untuk jujur pemikiran Nebulla akan tetap sama seperti itu, Masih tetap berusaha menutupi.
”Give me punishment.” serak Sebat yang mengeluarkan kata kata yang mampu Nebulla terkekeh pelan. Kata kata andalan Sebat ketika dirinya bertanya sudah berapa batang hari ini?
”Like? kiss or hug?,” goda Nebulla yang menatap mata sebat yang tadi akan berbinar kini kembali padam.
”Drunk.”
”Intoxicating kiss.” lanjut Sebat.
Nebulla tersenyum dan perlahan mengangguk, mata sebat berbinar dan ingin segera menghantam bibir pink milik Nebulla.
”Bau rokok, anak kamu nanti bau rokok.” kabur Nebulla yang berlari sambil terkekeh.
”Nebulla, pls.” sambar Sebat mematikan rokok nya dan menyusul Nebulla kedalam ruang tamu.
**
TBC DEHH, ini update segini duluu nanti akuu bakal up lagi. Maaf kalau nunggu nya kelamaan.
aku bingungg hehe, boleh kasi saran dan request yaa. semoga suka !
KAMU SEDANG MEMBACA
pasutri prik ; series 1
Подростковая литератураkejadian saat di bali membuat sebat dan nebulla harus terikat secara tiba tiba. sebat kebobolan dan harus bertanggung jawab. dan ini kisah mereka dari detik itu hingga menikah, dan mempunyai anak. "Ngasih nama anak yang bener dodol, di kira ngasih...