BAB 1 : Kucing Oren

880 123 6
                                    

"Cha, cobain yu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cha, cobain yu. Siapa tau kita dapet cogan dari kumis kucing itu."

Entah untuk ke berapa kalinya Sabrina berusaha mengajak Icha untuk ikut mencabut kumis kucing dan membuktikan apakan mitos itu benar atau tidak.

"Gue juga pengen dapet jodoh, tapi ga harus pake kumis kucing juga, kali," ucap Icha yang sudah mulai pusing dengan tingkah aneh sahabatnya itu. "Lagian emang lo tau harus gimana aja biar dapetin cogan dari kumis kucing itu?"

"Ck, kalo gue ga tau ngapain sampe ngajakin lo. Ayo, ah! pulang sekolah nanti nyari kucing."

"Tega bener lo, ga kasian bikin kucing kesakitan?"

Sabrina terdiam, sebenarnya kasihan juga jika di pikir-pikir. Hewan itu mungkin akan kesakitan jika di cabut kumisnya, apalagi jika dengan paksa. Oh, Astaga, ia hampir saja menjadi manusia yang jahat pada hewan.

"Ya udah ga jadi, lo bener, kasian juga kucingnya nanti."

"Nah, gitu kek dari tadi. Telinga gw udah sakit denger lo ngomongin kumis kucing itu. Lagian aneh banget mitos kok di percaya. Kalo mau jodoh tuh do'a sama kerja keras. Bukan malah nyiksa hewan."

"Iya, ya. Kenapa ga nyabut kumis om-om aja biar sekalian dapet si Om nya."

"Kalo gue sih ogah sama om-om."

"Kalo om-om nya ganteng?"

"Ya mau, hahahaha!"

Jam kosong di pelajaran terakhir, membuat semua murid bebas ke sana-kemari, bahkan ada yang mengganggu kelas lain. Kelas yang semula tenang kini bagaikan kebun binatang.

Masih ada setengah jam lagi untuk menunggu bel pulang berbunyi. Icha dan Sabrina yang sudah kehabisan topik pembicaraan akhirnya memilih untuk menidurkan kepalanya di meja.

Icha menatap langit lewat jendela kelasnya, menyegarkan mata dengan menyaksikan langit biru yang begitu cerah. Beberapa menit sebelum ia menyadari seekor kucing duduk di jendela kelasnya.

"Woy! liat ada kucing!"

"Ayo kita tangkap!"

Icha yang panik segera berlari mendahului para teman-temannya. Berdiri di depan si kucing untuk melindungi. "Kalian apa-apaan, sih? kasian tau kucingnya. Lagian mitos itu ga mungkin bener."

"Emang lo tau apa? Pernah ngebuktiin kalo mitos itu salah?"

Icha terdiam, menoleh menatap kucing yang masih diam di belakang tubuhnya. Ia memang tak tahu pasti mengenai mitos itu, tapi logika saja, mana mungkin kumis kucing bisa memberi mereka jodoh.

"Gue ga tau, tapi kan–"

"Ish, awas, ah! Gue pengen kucing itu, cuma buat seru-seruan aja."

Seru-seruan katanya.

Icha yang memang bertubuh kecil membuat teman-teman kelasnya mampu melawannya. Dan berakhir dirinya yang kembali duduk di kursi membiarkan kucing oren itu lagi-lagi di permainkan.

Sungguh malang, semoga teman-teman kelasnya tak benar-benar menyiksa kucing itu.

"Susah banget di cabut nya!" seru salah satu dari mereka dan itu berhasil membuat Icha menghembuskan nafas lega. Meskipun masih ada rasa cemas.

"Mau jadi pahlawan tapi gagal, hahaha!"

"Diem lo!"

Sabrina menutup mulutnya, takut jika dirinya kena amuk beruang ganas satu ini.

"Tapi, Cha. Gue percaya sama mitos ini. Tolong jangan tanya kenapa, pokoknya gue percaya, haha!"

"Asalkan jangan sampai nyiksa kucingnya, ya, gapapa. Cukup percaya aja."

Sabrina mengangguk. "Iya, terus lo tau ga?"

"Apaan?"

"Dari artikel yang gue baca, kalau lo udah dapet cowo hasil dari nyabut kumis kucing, lo harus nyembunyiin kumis kucing itu dari si pemiliknya. Dan kalau seandainya lo ngerasa ga cocok sama cowo itu, lo boleh bakar kumis kucingnya biar si cowo jadi kucing lagi."

"Tunggu-tunggu, gue masih bingung. Emangnya kalau kumis kucing itu di cabut, jodoh yang di maksud itu dateng dari mana?"

Sabrina mendekatkan wajahnya, menoleh ke kanan dan kiri memeriksa apakah ada orang yang akan mendengarnya atau tidak, seolah ia ingin memberi tahu rahasia negara.

"Si kucing yang kita cabut kumisnya, bakal jadi manusia," bisiknya.

"Ngaco, kayak film kartun aja. Bener-bener, deh, orang Indonesia kalau bikin mitos tuh ga nanggung-nanggung, ya, hahaha!"

"Iya, kadang gue males, pengen pindah aja rasanya. Tapi, ya, gimana lagi, gue masih cinta negara indah ini, hahaha!"

Keduanya sama-sama tertawa, menertawakan keanehan yang kadang terjadi di negara yang mereka tinggali ini, tapi itulah ke unikan nya. Meskipun mitos ini terkesan terlalu mengada-ngada, ada saja orang yang percaya. Lama-lama dunia nyata di samakan dengan film fantasi.

Waktu berjalan dengan cepat, jam pelajaran terakhir sudah habis dan bel pulang sekolah pun sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Icha dan Sabrina sama-sama ke luar kelas, dan berpisah di parkiran karena letak motor keduanya terlampau jauh.

"Neng, ga boleh bawa hewan peliharaan ke sekolah."

Pa Udin, si satpam kepercayaan SMA Bunga Berlian itu mencoba menegur Icha. Teguran yang Icha sendiri tak mengerti. Membawa hewan peliharaan? Bahkan dirinya saja tak punya hewan peliharaan lalu bagaimana bisa ia membawa hewan ke sekolah?

"Hewan apa, Pak? Aku ga punya hewan peli–"

Meow~

"Nah, itu kucing Neng dari tadi keliaran di halaman sekolah. Susah banget di tangkapnya," ujar Pak Udin yang memang sudah menyerah menghadapi tingkah kucing oren tersebut.

"Itu bukan kucing aku, Pak Udin. Aku ga punya hewan peliharaan. Hahaha! dasar bapak ini sembarangan aja."

"Tapi kucing itu tadi ikut sama Neng waktu dateng ke sekolah."

Datang bersamanya? Sungguh?

Icha menatap kucing yang tengah memutari motornya itu. Yang benar saja? Kucing itu mengikutinya dari saat macet tadi?

"Besok-besok jangan di bawa kucingnya, ya, Neng."

Icha hanya bisa tertawa pasrah lalu mengangguk. Mau bagaimanapun, kucing itu datang ke sekolah karena ikut bersamanya, jadi ini memang salahnya.

"Hehe, iya, Pak, maaf, ya."

"Gapapa, Neng."

Akhirnya, Icha pergi menggunakan motornya menjauhi area sekolah. Dan entah karena apa, kucing itu ikut dengannya di belakang sana. Dan lebih membingungkan nya lagi, kenapa Icha membiarkan kucing itu ikut?

 Dan lebih membingungkan nya lagi, kenapa Icha membiarkan kucing itu ikut?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Btw, pengen rasanya punya kucing:(
  [cry]

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
SEHAT SELALU BUAT KALIAN❤

[✔] Kumis Kucing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang