BAB 25 : Bertemu

205 43 1
                                    

"Bunda!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda!"

Rizky segera berlari menghampiri Bunda yang berjalan dengan sempoyongan masuk kedalam rumah. Ia bantu wanita paruh baya itu duduk di kursi.

"Bunda kenapa?" Rizky tentu panik, wajah Bunda sangat pucat, juga hidung dan mata yang memerah sembab seperti habis menangis. Juga, tak biasanya bunda pulang lebih cepat. Bahkan lebih dulu dari Icha.

"Bunda pusing."

"Udah minum obat belum, Bunda? Atau mau aku ambilin makan dulu?"

"Antar Bunda ke kamar aja, Bunda pengen istirahat."

Rizky mengangguk lalu memapah Bunda menaiki tangga dan membawanya ke kamar. Menidurkan tubuh lemah itu dengan hati-hati. "Bunda kalau butuh apa-apa panggil aku aja, ya."

Bunda mengangguk, mengelus kepala Rizky dengan lembut. "Iya, Sayang. Makasih, ya."

"Iya, Bunda. Ya udah, Bunda istirahat, ya."

Rizky menarik selimut untuk menghangatkan Bunda. Tersenyum sebelum pamit pergi keluar dari kamar. Sebenarnya ia tak yakin jika Bunda baik-baik saja. Apa mungkin ada masalah di kantor? Atau Pak Aris mulai mengganggu Bunda lagi?

Rizky turun kembali, sedikit bingung karena terdengar suara mobil yang mendekat ke rumah mereka. Awalnya ia kira itu Icha dan Sabrina, tapi saat melihat jam dinding, masih ada setengah jam lagi untuk para gadis itu pulang.

"Kevin?"

"Hai, boleh saya masuk?"

Rizky mengangguk lalu keduanya duduk di ruang tamu.

"Ada apa kesini?"

"Saya cuma mau nanya tentang pencarian itu?"

Rizky menggeleng. "Kami belum nemuin wanita itu."

Kevin menghela nafas sedih. "Dia ga mungkin pergi dari kota ini, kan? Kalau itu sampai terjadi, ga ada harapan lagi buat saya."

"Engga mungkin, dia masih sekolah. Dan dia pasti sekolah disini."

"Mungkin aja ... hmm, dimana Icha?"

"Dia masih sekolah, bentar lagi juga pulang. Hmm ...," Rizky sedikit menggantung ucapannya. "Tolong bilang ke ayah kamu, buat berhenti ganggu Bunda. Bunda itu lagi sakit, dia ga bisa terus di ganggu. Dia butuh ketenangan."

Kevin mengangguk. Ya, ia tahu, ayahnya pasti lagi-lagi memaksa Bunda Icha. Karena tadi malam, ayahnya bilang akan secara langsung meminta strategi itu pada Bu Raisa. Kevin pikir hal itu akan membuatnya lepas dari Pak Aris, tapi pria itu bilang Kevin tetap akan ikut bekerja dengannya saat dia mendapatkan bocoran dari Bu Raisa.

"Saya minta maaf atas perlakuan ayah saya."

"Kalau ayah kamu tetap ganggu Bunda, aku ga akan tinggal diam."

[✔] Kumis Kucing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang