Dikediaman keluarga Kim, sedang ramai karna semua anaknya sedang berkumpul disini. Setelah putra bungsunya sudah memiliki keluarga sendiri, dirumah ini jadi sepi. Walaupun kerjaan putranya itu hanya makan, tidur dan main game.
Seokjin tengah duduk diruang tengah bersama keponakannya yang sudah berumur 3 tahun, mereka hanya berdua karna istrinya tengah berada dikamar sedang tidur. Kalau Kakaknya sedang pergi bersama Ayahnya dan Kakak iparnya sedang didapur bersama Ibunya.
Seokjin menonton tv sekalian menemani bocah kecil ini bermain dibawah yang beralasan karpet berbulu halus, Seokjin tidak perduli kalo keponakannya ini mau jungkir balik, guling-guling, dan koprol sekalipun. Yang penting dia sudah bersama bocah ini.
"Oppa."
Seokjin menolehkan kepalanya dan mendapati istrinya yang sepertinya baru saja bangun tidur siang, wajah khas bangun tidur terlihat gemas dimata Seokjin.
"Oh sayangnya oppa sudah bangun, sini-sini." Seokjin menepuk sofa kosong yang berada disebelahnya, Jisoo berjalan mendekati suaminya.
Dia mendudukan dirinya disamping Seokjin, dan langsung memeluk tubuh suaminya dengan berseder di dada bidangnya. Seokjin tersenyum merangkul istrinya dan mengecup keningnya sekilas.
Seokjin melirik istrinya yang tengah terpejam dan terkekeh setelah itu, "Kamu kalau masih ngantuk ngapain bangun sayang." ujar Seokjin, Jisoo malah mengeratkan pelukannya.
Seokjin mengusap perut buncit Jisoo yang berisakan anak mereka, usianya sudah 7 bulan lebih dan Seokjin ekstra hati-hati pada segala aktivitas istrinya.
Jisoo yang sedang memejamkan matanya merasakan kakinya disentuh oleh tangan kecil membuatnya membuka matanya untuk melihat siapa yang berada disana.
"Imo."
Junhoe menepuk kaki Jisoo dengan mainannya, sedangkan sang empu baru sadar kalau ada keponakan Seokjin disini.
"Oh kamu ada disini, kenapa tampan?" tanya Jisoo setelah melepaskan pelukannya dan mengusap kepala Junhoe lembut.
"Imo kenapa pelut imo besal?" tanyanya polos dengan mengerjapkan mata bulatnya.
"Karna ada dedek bayinya disini." jawab Jisoo tersenyum mengusap perutnya.
"Kenapa dia didalam, aku mau ajak main." tuturnya dengan wajah bingung memandang perut besar Jisoo.
"Belum saatnya, nanti kalau sudah lahir dan bisa berjalan sepertimu dia akan bermain denganmu." jelas Jisoo lembut, dia sangat menyukai anak kecil seperti Junhoe. Mata bulat polosnya membuatnya gemas, belum lagi pipi tembamnya yang tumpah rasanya ingin menggigitnya.
Apa anaknya nanti gambarannya akan seperti ini? Kalau begitu, sunggu tidak sabar Jisoo menantikan kehadirannya.
"Telus kapan dedek bayinya kelual?" tanyanya, Seokjin yang mendengar mereka berbicara sedari tadi hanya mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife is Famous [END]
Short Story[Shortstory]. . Gimana sih jadinya kalo punya istri yang profesinya itu sebagai Artis? Ya pasti banyak yang kenal dong, udah gitu waktunya juga pasti sedikit buat dirumah. Belum lagi suaminya yang ga mau terkenal kaya istrinya, cuman karna punya ist...