PT 2 : Empat

591 30 4
                                    

Pagi hari di kediaman keluarga Kim Jisoo.

Seora tengah bersama sang Nenek dari pihak Ibu, mereka tengah berada di ruang makan.

Karna semalam mereka tidur betiga.

Sedangkan Ibu nya sendiri? Nanti kita bahas.

"Halmoni eomma belum bangun?" Tanya nya.

Ibunya Jisoo tersenyum menatap gadis cantik yang merupai putrinya di waktu kecil.

"Eomma mungkin bangun siang." Jawabnya.

"Kenapa bangun siang?" Tanyanya lagi dengan dahi mengerut heran, karna setaunya sang Ibu tidak pernah kesiangan tuh.

"Eomma sedang marah dengan appamu, mungkin lelah karna terus mengomel." Tutur Ibu Jisoo asal, membuat gadis kecil tersebut semakin heran.

"Appa kesini juga halmoni?" Ujar Seora menatap Neneknya dengan penasaran, karna kemaren mereka kesini tanpa sang Ayah. Dan Ibunya hanya bilang akan menginap disini tanpa Ayah, jadi dia sedikit heran kenapa kejadiannya tidak sesuai ucapan Ibunya kemaren.

"Heum, Seora ingin menyusul atau membangunkan mereka?" Ujar Ibu Jisoo kepada cucunya.

"Bolehkah?" Tanyanya dengan kepala sedikit dimiringkan.

"Tentu saja, bangunkan mereka." Ibu Jisoo membantu menurunkan Seora dari kursi yang sedang di dudukinya.

Lalu gadis kecil tersebut dengan semangat menuju kamar orang tuanya, lebih tepatnya kamar Jisoo sebelum menikah.

"Maafkan eomma yang sudah mengganggu kalian." Gumam Ibu Jisoo sambil menatap kepergian Seora, lalu dia kembali mengurus keperluan anak serta mantunya untuk sarapan nanti.

Seora sesampainya di kamar Jisoo dengan pintu tertutup dia mencoba membukanya namun sayang pintunya di kunci, dengan begitu dia mengetoknya dengan brutal.

"EOMMA APPA KENAPA PINTU NYA DI KUNCI!" Teriaknya dengan keras, bahkan suara cempreng nya mungkin saja terdengar sampai dapur dimana Ibu nya Jisoo berada disana.

Masih tidak ada jawaban, Seora kembali mengetuk pintu tapi lebih tepatnya sekarang memukul pintunya dengan kerasa supaya orangtuanya mendengarkannya.

"EOMMA APPA-"

Cklek

"Hoam ada apa princess."

Seora yang melihat Ayahnya menggerutu kesal, karna orangtuanya tidak pernah mengunci pintu kamar kenapa sekarang di kunci.

"Appa jahat, kenapa pintunya di kunci." Ucapan sarkas dari putrinya membuat Seokjin membuka matanya dengan sempurna yang tadinya masih beler.

"Ouch mianhe, karna ini bukan di rumah kita sayang jadi appa menguncinya." Jelas Seokjin berjongkok menyamai tinggi badan putrinya, dilihat wajah bulatnya merengut kesal menatapnya. Oh imut sekali putrinya sekarang kalau sedang marah seperti ini.

"Tapi Seora mau masuk."

"Iya sayang, ayo kita masuk." Ajak Seokjin lalu menggendongnya.

Setelah menutup pintu Seokjin berjalan ke arah ranjang yang terdapat Jisoo tengah bersender dipapan ranjang sambil menatap mereka berdua.

"Eomma." Seora merentangkan tangannya, dengan begitu Seokjin segera menaruh putrinya di pangkuan sang istri, lalu dia duduk di pinggir ranjang samping istrinya.

"Ada apa putri eomma pagi-pagi ke sini eum?" Ujar Jisoo sambil merapihkan rambut Seora yang sedikit berantakan di bagian depan.

"Tentu saja membangunkan kalian, eomma kenapa tidak mengajak Seora tidur bersama appa juga." Ujar Seora dengan nada yang terdengar kesal.

My Wife is Famous [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang