ʏᴏᴜ ᴍᴀᴋᴇ

86 12 26
                                    

Setelah melepas rindu singkat, keduanya keluar dari kawasan dorm iKON

"Kita mau kemana?" tanya simungil pada yang lebih tua sembari memperhatikan kedua tangan cekatan itu yang tengah mengemudi

"Kerumah"

Jinhwan hanya menghela nafas pendek karena jawaban singkat itu
"Ge jika sajangnim tahu kau menyetir, kau bisa dikeluarkan dari perusahaan"

"Dia tidak akan tahu jika anak manisnya tidak mengadu. Benar?"

Merotasi bola matanya malas, Jinhwan mendengus
"Terserah kau saja. Aku mau tidur, bangunkan jika sudah tiba"

"Um"

Memilih memejamkan mata mengikuti keinginan tubuhnya yang sungguh meminta istirahat, Jinhwan menyandarkan diri pada sandaran kursi mobil.
Tapi baru saja saja beberapa detik, mata sipit itu kembali terbuka

"Tidak jadi"

Terdengar gelak tawa setelahnya dari sipengemudi, hal itu membuat Jinhwan mengembungkan kedua pipinya kesal
"Turunkan aku!!"

Mobil berhenti mendadak, untung saja ia memakai sabuk pengaman.
Jinhwan menatap sang pelaku dengan mata membulat kaget tapi sungguh itu menjadi sangat imut dimata yang lebih tua
"Yak!!"

Mengangkat sebelah alisnya ia menatap Jinhwan dengan tatapan tak bersalah
"Apa?kau sendiri yang minta berhenti kenapa balik marah padaku?"

Rasanya Jinhwan ingin menangis saja, bibirnya sudah melengkung kebawah menahan isakan. Ia bukan secengeng itu tapi demi apapun badannya saat terasa remuk,ia butuh istirahat.sangat. Tapi ia juga tidak bisa  tidur sedangkan disebelahnya seorang tengah menyetir ditambah dengan kondisi jalan yang tidak baik karena hujan, jadi mana mungkin ia bisa tidur dengan tenang.

Tak tega terus menggoda kekasih mungilnya, sosok yang memiliki citra swag itu meraih Jinhwan dalam pelukannya
"Maaf, maafkan gege hum? Gege hanya bercanda, tidak mungkin gege benar-benar meninggalkanmu disini Hwanie"

Jinhwan yang tadinya sudah akan menangis,tiba-tiba menjadi kesal dan melepaskan pelukan itu paksa
"Jangan peluk-peluk. Song Mino menyebalkan!!" ketusnya

Pemilik marga Song tersebut kembali tertawa
"Hahahaha maaf ok?"

Jinhwan menatap Mino sejenak, menikmati bagaimana tawa itu yang selalu ia butuhkan saat dimana ia sendiri,terpuruk,kesal atau dalam keadaan down. Memikirkan itu,tiba-tiba saja moodnya berubah. Ia melepas sabuk pengaman, merubah posisi duduknya menjadi meringkuk seperti bayi lalu menghadap kearah Mino yang kini sudah tidak tertawa melainkan menatap simungil dengan tatapan amat lembut

"Hehehe aku mengantuk~" ucap Jinhwan dengan sedikit rengekan namun sangat imut

Mino mengusap kepala Jinhwan lembut, saking lembutnya hingga membuat mata Jinhwan perlahan terpejam menikmati sentuhan dari tangan besar itu. Tak lama kemudian, terdengar nafas teratur khas orang tidur dari simungil. Mino tersenyum, merapikan anak rambut yang menutupi mata Jinhwannya dan setelahnya ia kembali menyalakan menjalankan mobil dengan menyetir satu tangan karena tangan kanannya ia gunakan untuk menahan tubuh Jinhwan agar tidak terbentur atau terjatuh. Meski sesekali tangannya harus ia lepaskan ketika menggunakan persneling.

Bicara tentang kedua idol tersebut, keduanya mulai memiliki hubungan saat awal 2014,tetapi sempat putus saat akhir 2014 karena Jinhwan memilih untuk menyerah tapi akhir 2019 hubungan mereka kembali baik setelah beberapa tahun belakangan menjadi canggung bahkan para anggota Winner merasa sangat aneh akan kecanggungan dua orang tersebut. Awalnya mereka berpikir itu karena kompetisi survival yang mengakibatkan ada jarak besar diantara keduanya namun sebenarnya tidaklah demikian. Jinhwan canggung berbicara pada Mino karena merasa bersalah, sedang Mino tidak tahu harus bagaimana sebab sangat sulit bersikap seolah tak terjadi apapun sementara hatinya masih sakit pun bertanya-tanya tentang alasan Jinhwan menyerah. Namun ketika 2019 itu tepat dibulan november, Mino berhasil meluluhkan Jinhwan kembali. Mino yang memang tidak pernah move on, memanfaatkan keadaan Jinhwan yang bisa dikatakan jauh dari kata baik-baik saja. Menjadi pendengar dan tempat bersandar adalah apa yang ia lakukan sehingga perasaan itu kembali terhubung.

Seiring berjalannya waktu, Jinhwan mengungkap bahwa dulu ia hanya tak ingin karir Mino yang baru saja debut bersama Winner terganggu karena hubungan mereka. Memahami itu, Mino memberikan solusi bahwa kerahasiaan hubungan mereka yang memang sejak awal tidak ada yang tahu akan tetap seperti itu, demi mereka demi karir,keluarga,grup dan perusahaan. Mereka berdua sepakat mejalani apa yang hati mereka inginkan dalam hubungan itu tanpa melibatkan orang lain.
Sikap keduanya yang pada dasarnya tidak terlalu peduli dengan tanggapan orang-orang terhadap diri mereka sendiri tapi sangat peduli pada pandangan orang pada grup mereka, adalah hal yang membuat Mino dan Jinhwan menjaga hubungan itu tanpa diketahui orang lain sekalipun member sendiri.
Bicara soal hubungan, keduanya bukanlah type orang yang cemburu berlebih jadi bertukar kabar yang tidak intenspun tidak masalah.
Tidak ada larangan pergi bersama siapa atau izin kemana dengan siapa. Itu merepotkan.
Bisa dikatakan hubungan mereka hanya dijalani dengan apa adanya, sex juga bukanlah hal yang mereka harus lakukan setiap kali bersama. Mereka hanya melakukannya saat ingin, selebihnya hanya cuddling.
Menurut Mino, kebersamaan yang terpenting.

Ngomong-ngomong, panggilan 'sayang' itu sangat jarang keduanya ucapkan sebagai gantinya Jinhwan memanggil Mino Gege dan Mino memanggil Jinhwan Qin. Panggilan dalam bahasa China memang, karena lebih nyaman dan tidak mencolok.
Ungkapan cintapun mereka ganti dengan 'heart' dengan balasan 'soul'. Pasangan yang unik bukan? lebih tepatnya tidak biasa.

Memikirkan hubungan mereka, mino merasa bahagia hingga tak terasa ia telah tiba dirumah, ia membuka pintu mobil lalu keluar dan memutar kesisi tempat Jinhwan masih terlelap. Dengan pelan Mino mengangkatnya ala bridal style, menutup pintu mobil dengan kaki lalu masuk kedalam rumah yang memiliki dominan warna gold. Mino membawa Jinhwan pada kamarnya dilantai dua, meletakkan tubuh mungil yang tak terusik itu diranjangnya, menyelimuti, memberikan kecupan singkat didahi lalu membiarkan Jinhwan menikmati tidurnya sementara ia memilih membersihkan diri lebih dulu, setelahnya barulah ia akan menyusul kesayangannya kealam mimpi.

_______

Sekitar beberapa tertidur, Jinhwan yang pertama kali bangun dan memutuskan untuk membuat sarapan karena jam sudah menununjukkan pukul 8 pagi. Meski ia tidak sebaik Yunhyeong dalam memasak tapi sekedar membuat sarapan atau makanan sederhana saja ia tentu bisa. Jadi pagi ini ia buat nasi goreng. Makanan yang pertama kali ia nikmati saat berlibur dengan Yunhyeong ke Indonesia tersebut membuatnya ketagihan hingga memaksa adik pertamanya itu mempelajari cara membuat nasi goreng kemudian mengajarinya juga.

Saat ia tengah sibuk memasak, sepasang lengan kekar memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagu pada pundaknya tak lupa satu kecupan hinggap dipipi kanannya
"Pagi Qin" sapaan dengan suara berat itu menggelitik telinga Jinhwan karena Mino berbisik tepat ditelinga kanannya

"Pagi Ge"

"Masak nasi goreng lagi? Seingatku tiga minggu lalu saat kau menginap juga memasak itu" ucap Mino dengan mata tertutup tapi hidungnya aktif mengendus leher putih Jinhwan yang tidak lagi memakai jaket melainkan hanya kaos hitam lengan pendek dipadukan dengan celana pendek milik Mino

"Aku hanya memasak apa yang aku makan, tidak menerima permintaan. Jika tidak mau makan ya pesan saja sana Ge"

Agak kesal dengan jawaban kekasih mungilnya, Mino menggigit leher putih tiba-tiba hingga Jinhwan berteriak kecil karena sakit dan terkejut.
Jinhwan mematikan menekan icon untuk mematikan api kompor lalu dengan cepat berbalik dan melompat kecil menggapai kepala Mino, menarik rambut pendek itu dengan kuat sampai Mino juga mengadu kesakitan
"Rasakan rasakan"

"Jinani lepaskan, ini sakit akkk"

"Apa peduliku. Ini sakit tapi leherku juga sakit. Kalau berbekas bagaimana?" acuh Jinhwan terus menarik rambut Mino tanpa ampun

Seolah tak mau kalah, Mino meletakkan kedua tangannya pada pinggang Jinhwan dan mengangkatnya ala koala. Gerakan itu membuat tangan Jinhwan terlepas dari rambut Mino karena ia terkejut, namun setelahnya itu ia membulatkan bibirnya karena kembali terkejut disebabkan ditangan mungilnya terdapat beberapa helai rambut Mino yang tercabut. Pemilik rambut sadar akan itu langsung melototkan matanya, namun balasan yang ia dapat hanya cengiran polos dan tawa kecil
"Hehehe rontok Ge, bukan salah Jinani"

Gemas sekali Mino dibuatnya,sebagai hukumannya pria bermarga Song tersebut menghujani Jinhwan dengan kecupan dipipi tembem serta bibirnya tanpa henti sampai Jinhwan mengangkat tangan tanda mengaku salah 

Ditempat lain, kelima member tengah dibingungkan dengan tidak adanya Jinhwan di dorm maupun diperusahaan




TBC

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang