ɪ ᴅᴏɴ'ᴛ ғᴇᴇʟ sᴏ ᴀʟᴏɴᴇ

48 9 3
                                    

Jam menunjukkan pukul tiga pagi ketika lengan kekar yang memeluk posesif tubuh mungil kekasihnya itu terasa terdorong berkali-kali oleh gerak gelisah Jinhwan dalam tidurnya. Mino yang baru saja terlelap beberapa menit lalu pun harus terbangun kembali, saat matanya telah menyesuaikan sekitar ia malah panik karena keadaan Jinhwan yang bergetar hebat hingga peluh membasahi wajah dan tubuh telanjang yang hanya terbalut selimut

"Qin atur nafas perlahan, ikuti Gege hum"
Jinhwan tak merespon bisikan lembut Mino pada telinga kanannya. Pemilik marga Song itu kemudian segera meraih Jinhwan kedalam pelukannya,memeluknya erat berharap dapat memberi ketenangan tetapi tidak berbuah banyak namun Mino bersyukur karena Jinhwan mulai merespon panggilannya

"Hyung-"

Wajah Mino semakin memancarkan kepanikan luar biasa. Mereka ada di perumahan dan mereka idol, tidak mungkin untuk memanggil dokter sekarang terlebih akan rumit sebab 'hubungan mereka'

"-ini salahku,m- ma maafkan aku mereka tidak tahu apapun" ingin rasanya Mino berteriak kencang karena amarah dan kekhawatiran yang memuncak bersamaan,ia hanya bisa melampiaskannya dengan memeluk Jinhwan semakin erat dan terus membisikkan kata-kata penenang meski ia pun tidak tahu sampai kapan ia bisa bertahan juga

"Qin ikuti Gege bernafas dengan teratur. Hirup dan hembuskan perlahan, ya bagus Qin...ulangi bersama hum" Mino mengumpat keras saat Jinhwan hanya mengikuti arahannya dalam dua kali tahapan dan kembali bernafas tidak teratur, ia tidak tahu harus berbuat apa hingga dengan berat hati ia mengambil salah satu dari dua ponsel yang ada di nakas. Mino tidak mengurungkan niatnya menghubungi salah satu kontak pada ponsel itu meskipun ia sadar jika itu bukan miliknya tetapi Jinhwan, ia akan memikirkan solusi lainnya nanti

"Tolong aku"

"Apa-apan hah? kau tidak tahu jam berapa sekarang Song?"

"Yoon"
Diseberang sana leader Winner tersebut menghentikan gerutuannya, ia dapat mengerti bahwa Mino sedang tidak dalam keadaan baik

"Katakan"

"Jinhwanie kambuh"

Terdiam cukup lama, sejujurnya Mino paham jika saat ini Yoon kaget bukan main. Mereka berlima tahu betul makna dari apa yang Mino sebutkan namun rasanya sulit menerima karena ini sudah cukup lama sejak itu

"Kami di rumah Jinhwan,datanglah bersama dokter tapi jangan memberitahu yang lain. Aku tutup"

Mino tidak menunggu balasan dari Yoon karena ia tidak punya waktu untuk itu. Keadaan Jinhwan memburuk, nafasnya makin tersengal serta bibirnya mulai membiru. Tak kenal lelah, mino tetap pada posisinya memeluk erat kesayangannya serta membisikkan kata penenang. Namun berselang sekitar tujuh menit, Jinhwan pingsan dan itu hal buruk sangat buruk untuk si mungil

__________

Untuk keadaan darurat bisa dikatakan kedatang Yoon sangatlah lama sebab memang jarak dari rumah mereka ke rumah Jinhwan memakan waktu agak lama meski keadaan lalulintas lenggang. Yoon datang bersama dokter pribadi Winner, ia tidak bisa membawa dokter lain karena selain untuk menjaga rahasia dokter Oh jugalah yang menangani Jinhwan sepuluh tahun lalu.
Keduanya sudah ditunggu oleh Mino yang sedari tadi menunggu dengan gelisah. Mereka bertiga segera ke kamar Jinhwan hingga dokter Oh bisa melakukan tugasnya. Sementara Mino dan Yoon berada di luar kamar berdiri menyandar pada dinding kamar tersebut dengan pintu pembatas jarak mereka

"Apa yang terjadi hyung"

"Apa yang bisa kukatakan? gejalanya tiba-tiba, aku tidak bisa melakukan pencegahan dan ya seperti yang kau tahu kelanjutannya"

Yoon merasa prihatin saat melihat Mino meremas rambutnya kuat,ia yakin hyungnya itu sedang cemas luar biasa.
Kejadian terakhir seperti ini adalah sepuluh tahun lalu dan saat itu mereka benar-benar hampir kehilangan Jinhwan.
Ia dan semua member team A begitu menyayangi Jinhwan bahkan sempat menyumpah serapah saat mereka harus berhadapan dengan simungil yang berada di team B.l terlebih saat mereka menang dan menjalani debut lebih dulu. Bahkan mereka berlima menangis ketika Jinhwan dengan senyum manis di video ucapan selamat pada mereka tersenyum manis untuk Winner.
Rasanya sesak menerima kenyataan mereka dipisahkan dengan adik bungsu mereka bahkan lebih saat melihat bagaimana semakin hari Jinhwan memaksa dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang dewasa dan menekan semua keinginannya.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang