"Bokongku sakit. Gege kenapa main kasar sih?"
"Qin itu namanya kasih sayang. Kau tahu,cinta..c i n t a"
"Huekkk. Kau membuatku merinding Ge. Jangan lanjutkan"
"Sakit sekali?"
"Gege nanya?"
Mino berdecak lidah mendengar balasan Jinhwan. Lalu memutuskan fokus menyetir.
"Ge...Qin lapar hehe"
"Mau beli makanan dulu tidak?"
Jinhwan menggeleng pelan,ia alihkan pandangan menatap pejalan kaki yang lalu lalang menikmati indahnya malam
"Chanu akan semakin merajuk jika aku pulang lebih lambat lagi. Ngomong-ngomong bagaimana kau tahu jika aku berjanji akan pulang cepat pada Chan?"Berdehem ringan sekedar membersihkan tenggorokannya untuk berbohong,Mino menambah sedikit kecepatan demi mengurangi kegugupannya
"Sebelum tidur tadi,kau mengatakannya agar aku membangunkanmu sebelum larut malam. Kau ada janji dengan Chanu""Benarkah? Aku tidak ingat Ge"
Jinhwan menyipitkan matanya pada Mino yang terus menatap jalan. Beberapa detik kemudian mengangguk beberapa kali"Ge,sudah aku katakan jika ini akan berakhir jika ada yang tahu bukan?"
Rem mendadak membuat kepala Jinhwan hampir saja terhantuk. Namun saat akan protes,ia takut melihat tatapan mino yang berkilat marah
"Jangan memancing kemaranku Qin. Sudah Gege katakan berkali-kali 'tidak ada perpisahan' sekalipun ada yang tahu,memangnya mereka bisa apa? ini hidupmu..hidupku..jadi apa yang salah dari menentukan jalan sendiri. Kau membuatku berpikir bahwa hubungan ini hanya permainan bagimu"Awalnya Jinhwan merasa bersalah karena membicarakan hal yang jelas akan membuat kekasihnya itu marah. Tapi kini ia merasa Mino merendahkan perasaannya
"Memangnya apa yang salah membicarakan tentang kesepakatan kita sejak awal. Kenapa kau jadi marah padaku"Main Vocal iKON tersebut tersulut akan ucapan Mino yang seharusnya tidak berujung pertengkaran seperti ini. Ia sungguh tidak ingin memperbesar masalah,karena itu ia ingin turun dari mobil dan menaiki taxi untuk pulang
"Bisa jangan terus melarikan diri?"
Cukup sarkas dan Jinhwan paham betul makna dari kalimat ituIa memejamkan mata sesaat,
"Aku akan naik taxi. Gege pulanglah duluan"Mino membuka pintu mobil lebih cepat,ia keluar dan memutari bagian depan mobil lalu menutup kembali pintu yang Jinhwan buka. Ia menutupnya dengan gerakan cepat dan kasar hingga hampir saja jari Jinhwan terjepit jika saja pria mungil itu terlambat sedetik menghindarinya.
Jinhwan menenangkan jantungnya yang berirama tidak beraturan karena kaget akan tindakan Mino
"Jangan membuatku gila Hwan. Kau akan terluka"
Pria kelahiran 1994 tersebut bungkam,mengangkat kedua kakinya naik keatas jok mobil,menekuknya dan menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya
"Aku takut dan aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Banyak hati akan kecewa dan terluka"Rahang Mino mengeras,ia kembali menjalankan mobil dengan menambah kecepatan. Entah apa yang ia pikirkan sampai melupakan fakta bahwa sang kekasih yang berada di sampingnya tengah gemetar ketakutan karena kilas balik kejadian yang mengakibatkan cidera panjang pada bahunya.
Jinhwan menahan sekuat tenaga agar ia tidak mengeluarkan suara teriakan yang pasti akan jelas terdengar gemetar karena takut. Semakin menenggelamkan kepalanya menunduk alih-alih meminta Mino memelankan laju mobil.
Jinhwan tidak dapat memikirkan apakah Mino akan mendengarkannya atau tidak sebab hubungan mereka tidaklah berada pada titik benar-benar saling memahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA
FanfictionLingkaran antara dua orang yang anomali, sulit dipahami tetapi memang terjadi. Tetap berjalan meski terasa berada dijalan buntu nan gelap. Namun anomali tetaplah anomali, meski orang-orang menyebut bahwa jatuh cinta bukanlah kesalahan tetapi bagi me...