Kepercayaan yang dipertanyakan

18 4 0
                                    

Jinhwan memasuki dorm atas dengan Bobby dibelakangnya. Ada perasaan gugup dan rasa bersalah pada si bungsu karena tidak menepati janjinya tapi ia juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa Mino sosok yang mampu membuatnya melupakan segala kalut dalam pikirannya yang kian tak terbendung.

Kedatangannya disambut kesunyian, 4 orang adiknya duduk pada sofa dan memandangnya dengan masing-masing pertanyaan berbeda namun Jinhwan tahu inti dari semuanya adalah sama.

"Aku tidak lupa Chan,hanya saja tadi aku memiliki hal yang cukup berat. Maaf, hanya itu yang aku bisa katakan"

Chanu bergeser sedikit memberi ruang pada Bobby yang datang disampingnya, sementara Jinhwan berjalan melewatinya dan duduk disamping June yang duduk paling diujung kanan dekat jendela. Chanu terus mengikuti pergerakan sang hyung hingga mata sipit itu juga menatapnya
"Sekarang tidak apa-apa. Aku marah tapi tidak begitu kecewa, hanya saja ku harap hyung minta maaf karena benar-benar tahu apa penyebabnya bukan menerka"

"Aku tahu. Terima kasih"

"Jadi apa hyung akan membelikan kami makan sebagai permintaan maaf?"

Jinhwan tersenyum lebar dan hanya mengangguk singkat sebagai jawaban dari pertanyaan Chanwoo
"Pesan apapun yang kalian ingin makan"

Namun Jinhwan melupakan fakta bahwa adik-adiknya kadang tidak tahu batas dan benar saja, mereka tidak hanya memesan makanan tapi apapun yang terlintas dalam pikiran mereka dan dapat dibeli online mereka segera membelinya tanpa pikir panjang. Terbukti dengan bertubi-tubinya pengiriman paket makanan,baju, sepatu dan barang-barang lain yang terus datang ke dorm atas.
"Hahhhh jika kalian membuatku kesal atau marah, apa aku bisa menerima permintaan maaf yang sama seperti ini huh?"

"Tentu saja....tidak"
Itu bukan jawaban dari 1 orang namun dari kelima membernya sekaligus

"Hahh terserah sajalah. Aku ke bawah ya, badanku terasa sangat merindukan kasur"

June menghentikan kunyahannya sejenak dan menatap Jinhwan dalam
"Jangan kunci pintumu"

Jinhwan hanya mengangguk paham, ia tahu bahwa June ingin berbicara dengannya dan member lainpun paham akan itu jadi mereka tidak menanggapi

______________

Tubuh dan pikirannya sangat lelah hingga menuntut untuk segera tidur, namun dengan berat hati ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Didering ke dua panggilannya diangkat
"Jinhwanie? Kenapa?

"Terima kasih"

"Untuk apa?"

"Karena telah membawa dokter Oh. Aku tahu dari obat-obat yang dia suntikkan pada tubuhku,karena itu langsung bekerja tidak seperti obat dari dokter lain"

"..."

Keheningan tercipta antara keduanya,hingga Jinhwan mengambil langkah
"Jangan tahu lebih dari ini Yoon, aku tidak ingin itu"

"Kau bisa menganggap aku tidak tahu,sama seperti bagaimana kalian menyembunyikan hubungan kalian dari kami sekian lama.  Jinhwanie...aku pikir kita saudara,apakah aku salah?"

"Tidak ada manfaatnya jika aku atau Mino hyung memberitahu kalian lebih awal. Ini hubungan yang salah, apa yang harus aku banggakan saat mengatakannya didepanmu atau para hyung? Tidak ada Yoon"

Terdengar helaan nafas kasar dari seberang sana dan Jinhwan paham bahwa saudaranya tersebut benar-benar kecewa
"Kau hanya memilih ketakutanmu atau apapun itu ketimbang kepercayaanmu pada kami."

Pria mungil yang kini memilih memejamkan matanya seakan ingin menghapus semua rasa campur aduk yang kini melandanya

"Kau mencintainya?" Pertanyaan itu mengudara begitu saja dari leader Winner tersebut

"Ya" jawaban Jinhwan mantap tanpa keraguan

"Lebih dari Hanbin?"

Kim Jinhwan tersentak kaget,tak bisa mengatakan apapun sejenak
"Apa yang kau katakan"

"Bukan hanya aku yang tahu,semua member Winner tahu..termasuk Mino. Sayangnya Hanbin terlalu lemah dan berhenti berjuang hanya karena satu orang"

"Tidak ingin menjawab? Baiklah kalau begitu aku bertanya untuk perasaanku sendiri, kenapa kau menerima Mino dan aku tidak?"

Rasanya dada Jinhwan sesak, ia kesulitan mengatakan apapun nanun ia berjuang untuk hal yang ia sendiripun tak tahu mengapa harus menjelaskan apa yang telah lalu
"Kau menyukaiku sebatas penasaran Yoon, bukan cinta. Sementara Mino hyung berbeda...dia-"

"Tahu apa kau tentang perasaanku Hwan? Kenapa mengatakannya seakan perasaanku bukan apa-apa? Aku mencintaimu lebih dulu dan lebih dalam dari Mino. Namun pada akhirnya aku juga menyerah karena satu orang...aku menahan perasaan tersiksa ini begitu lama,bersikap seakan tak pernah terjadi apapun. Terpikir olehku jika melepasmu untuk Hanbin adalah pilihan baik namun ternyata kau memilih orang lain. Jinani... Kau tidak mengenalnya dengan baik Hwan, opsesinya atas kepemilikanmu sungguh diluar nalar"

"Maaf....aku minta maaf atas perasaanmu tapi aku tidak bisa lari dari pilihan hatiku. Hanya saja Yoon, Mino tidak seperti yang kau pikirkan dan orang lain pikirkan."

Yoon menggeram rendah, muak dengan segala pembelaan Jinhwan
"Jadi karena itu kau lari dan terus berlari dari kenyataan yang sebenarnya kau tahu dengan jelas? Bahkan saat kau tahu bahwa dia tidak akan melepaskamu meski kau berlinangan air mata di bawah kakinya untuk meminta dilepaskan. Jinhwanie..dengarkan aku, Song Mino berbahaya-"

Panggilan terputus tiba-tiba, bersamaan dengan pintu kamarnya yang dibuka oleh adiknya. Ia mendudukkan tubuhnya dan menepuk sisi kosong disampingnya diatas tempat tidur
"Kemarilah,duduk disini"

Bukannya duduk diatas tempat tidur, pemilik suara berat tersebut memilih duduk dibawa lantai tepat disamping kanan kaki Jinhwan.

Kesunyian tercipta, hanya deru nafas lembut yang ada. Jinhwan menyentuh rambut hitam adinya itu lembut, hingga sang empunya merasa sangat nyaman dan hampir terbuai masuk dalam tidur
"Kau darimana saja?"

"Dari dokter..bukankah sudah ku katakan sebelumnya?"

"Begitukah? Jadi bagaimana?"

"Dokter mengharuskanku memakai penyanggah agar tidak semakin memburuk"

"Itu karenaku kan?"

"Apa yang kau bicarakan, ini hanya karena aku terlalu berlebihan saat dance"

"Kau pembohong yang buruk, kau harus menyadari itu"

Pria dengan tinggi diatas rata-rata itu bangkit dari duduknya dan hendak pergi dari sana, namun Jinhwan menghentikan niatannya dengan segera menggenggam tangan kirinya
"Jangan pergi Juneyaa"

"Bukan aku yang pergi, tapi kau yang terus bersembunyi dari semua ini."
"Hyung....mengapa harus Song Mino"

Hati Jinhwan seakan tersayat begitu dalam tanpa terkendali. Kenyataan bahwa semua orang disekelilingnya satu persatu mulai mengetahui apa yang ingin ia tutupi sekian rupa membuatnya takut dan sekarang mereka mulai mempertanyakan mengapa harus 'Song Mino'

"Kau tahu berapa lama aku menunggu untuk sebuah keputusan yang tak pasti? Untuk sebuah penantian yang tak pernah menemukan jawabannya? Untuk sebuah perasaan aneh yang merubah segalanya dalam hidupku...kau pikir berapa lama aku berjalan dalam ketidak pastian? Sangat lama. Tapi yang ku dapati adalah kau menjalani hubungan rahasia dibelakangku, dibelakang kami semua, dan sekarang kau mengatakan agar aku tetap tinggal? Kau egois Jinhwan. Kau tidak bisa merasakan dicintai sepenuh hati, kau tidak pernah bisa menerima cinta karena bagimu semua perasaan itu adalah semu.-

Aku lelah untuk terus bertahan disisimu hyung"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang