Love is you

311 11 4
                                    

"Chia..lo beneran nolak Devan?" tanya Kinan

"Iyelah..masa gue boongan nolaknya. Gue kaga suka apalagi cinta sama dia."

"Ntar nyesel loh..lo jadi cewek peka dikit napah ama cowok. Devan selalu nunjukkin keseriusannya hlw Chi, nyatain cinta itu nggak harus lewat lisan tapi bisa juga lewat perbuatan." jelas Kinan panjang lebar.

"Nan, kok kayaknya lo seneng banget sih kalo gue jadian sama Devan. Oh.. Lo mau ambil Aldi dari gue kalo gue jadian sama Devan?"

"Oopss! Jadi maksud lo, lo udah jadian sama Aldi?"

"Ya gituu deh." jawab Chia cengengesan

"Jadi itu alesan lo nolak Devan.."

"Yaa bisa dibilang gitu sih."

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memandang mereka dan sepasang telinga yang mendengar pembicaraan mereka. Devan pergi meninggalkan acara ngupingnya. Ia patah hati..

Ditengah perbincangan mereka, Aldi datang dengan membawa coklat.

"Hay, By." sapa Aldi.

"Haiii By, tumben nyamperin. Bukannya kamu lagi latihan basket?" ucap Chia.

"Kangenn kamu By. Lagi istirahat kok. Ini, By ada coklat buat kamu. Kamu suka?"

"Nggak usah ditanya, By. Udah pasti aku suka banget kok." jawab Chia malu malu..

"Etdahh!!! Gue jadi kambing congek gitu? Kamfrett lu pada." kesal Kinan sambil mencubit perut Chia.

"Aww. .sakit tau!"

"Nan, lu apain cewek gua. Kasian kan dia, kamu gapapa kan By?" Aldi menatap Kinan lalu menatap Chia.

"Gapapa kok By..." Alfi lalu beralih menatap Kinan. "Makanya lu jangan jones mulu..buruan sono nyari pacar biar taken kaya gua dan kaga jones lagi."

Kinan mencibir. "Gue kaga usah nyari juga udah pada nyari." gelagar kinan.

"Oh yaa?? Kalo gitu...gue pergi dulu ya sama my love..kamu tunggu aja para cowok yang nyari kamu..!" ejek Chia sambil berlalu pergi bersama Aldi.

"Chia.....nyebellin deh luu.." teriak Kinan.

--------------------------------------------------

Chia's POV

Aku memejamkan mataku agar aku bisa segera tidur malam ini. Memaksakan mata ini agar terpejam tapi susahnya minta ampun. Saat aku mulai memejamkan mata, HP ku bergetar.

Drrttt...Drrttt..

Aku kira telepon dari Aldi, ternyata Devan. Angkat ngga ya? Pikirku. Akhirnya aku memutuskan untuk mengangkatnya.

"Chia, aku mau minta maaf kalau selama ini aku udah nggangguin kamu. Aku bakalan pergi kok dari kehidupanmu. Aku nggak akan muncul lagi dihadapanmu. Aku akan menjauh dari duniamu. Aku akan menghapus semua cerita tentangmu. Aku akan melupakan semua tentangmu. Aku ngga bisa buat kamu jatuh cinta sama aku. Lebih baik aku mundur karena sudah ada laki-laki lain yang lebih pantas dariku. Aku menyesal akan semua perbuatanku yang telah membuatmu malu. Aku mundur karena aku tau makna kata 'Tahu Diri'. Tapi aku rasa akan cukup lama untuk menghapus rasa ini terhadapmu. Sekali lagi aku minta maaf Chia yang telah mengusik kehidupanmu. Maav telah membuat hari-harimu menjadi buruk karenaku. Aku tahu, kamu pasti lupa denganku. Kita udah pernah berjumpa dulu, 12 tahun yang lalu. Aku mencintaimu sejak kita pertama bertemu, sejak 12 tahun yang lalu. Tapi semua itu sia-sia. Buat apa aku memperjuangkan seseorang yang memperjuangkan orang lain. Selamat tinggal Chia, aku cuma mau bilang itu dan mau pamit. Aku akan pindah ke Jerman. Aku percaya, kalau kita memang jodoh, kita akan dipertemukan kembali. Bye, Chia. Jaga kesehatan ya?? Juga selamat atas jadian kalian. Semoga kamu bahagia bersamanya."

Tuttt...tutt...

Sambungan terputus. Kenapa muka ku basah? Hah..aku nangis. Ngga mungkin. Lo ngapain sih Chia pake acara nangis segala. Devan pergi? Kita udah bertemu 12 tahun lalu?

Flashback

Anak perempuan itu mengendarai sepedanya riang. Nanananana...alunan lagu itu ia nyanyikan disepanjang perjalanannya. Sesekali ia memejamkan mata sambil menghirup udara pagi di Jerman. Saat sampai di perempatan jalan, ia melihat sosok anak laki-laki sedang menangis sambil memegang lututnya. Sepedanya ambruk ditanah, sepertinya ia habis terjatuh dari sepedanya. Anak perempuan bernama Chia itu menghampiri anak laki-laki tersebut.

"Are you fine??" tanya Chia.

"A little fine.. What is your name??" jawab anak laki-laki itu.

"Name?? Im Chia.. And you??"

"I am Adit. Nice to meet you. Im Indonesian people.." katanya sambil mengulurkan tangan.

"Really?? Oh..aku juga dari Indonesia.."

"Wow..suatu kebetulan ya??"

"Iya..ayo aku obatin luka kamu di rumah.. Jangan menolak. Kamu udah jadi teman aku. Eh, Kamu sekolah disini??"

"Ya, di Germany Kindergarden School. Kamu??"

"Aku hanya liburan disini, Dit. Aku di TK Nusantara."

Itulah percakapan mereka di sepanjang perjalanan. Sesampainya di rumah, Chia mengobati luka Adit. Selama seminggu mereka berteman, hingga akhirnya mereka berpisah karena Chia harus kembali ke Indonesia.

"Dit, Chia senang memiliki teman sepertimu. Adit udah seperti kakak Chia. Adit selalu menjaga Chia dan menjadi teman bermain Chia. Maaf Dit, Chia harus kembali ke Indonesia. Adit gapapa kan?? Ini gelang persahabatan kita. Semoga suatu saat kita bisa bertemu." kata Chia dengan matanya yang mulai meneteskan air mata.

"Adit gapapa kok. Chia baik baik ya di Indonesia. Gelangnya bagus. Adit bakal simpen ini kok. Seperti Adit menjaga Chia. Adit janji, kalo kita udah dewasa, Adit bakal cari Chia. Aku janji Chia. Jangan sedih ya??" Ucap Adit sembari menghibur Chia.

Flashback End

Jadi.. Adit ini Devan??? Tanda tanya besar muncul di kepala Chia.

Kamu Pacarku !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang