#6

989 175 5
                                    

Yoongi menghela nafas melihat kelakuan Hoseok yang terlihat kekanak-kanakan menurutnya.

"Ayolah kau sudah umur 19th Hoseok" Ucap Yoongi sebari mengelus surai rambut hitam milik sang anak angkat (?).

"T-tapi saat ini kepalaku sungguh sakit badanku juga rasanya tidak enak" Keluhnya tampak melepaskan pelukannya pada Yoongi.

"Makanya lepas pelukan mu ini biarku kompres"

Hoseok menggeleng "Tidak , jika kepalaku pindah maka akan lebih pusing"

"Itu juga ulahmu sendiri segala menunggu tengah malam , sudah tau udara din~"

"Diamlah kepalaku tambah pusing karenamu" Hoseok memotong ucapan sang daddy dengan nada sedikit dinaikkan , tentu itu membuat Yoongi sedikit terpancing emosi.

"Kau ini menyusahkan sekali" Geram Yoongi.

"Ya , semoga saja sakit ini beralih padamu agar bisa merasakan rasa sakit yang saat ini ku rasakan" Yoongi memutar bola matanya malas mendengar ucapan Hoseok yang terdengar seperti mendoakan hal buruk padanya.

"Kau bicara seperti orang yang sudah sekarat saja"

"Daddy kumohon diamlah , kepalaku sungguh sakit" Mohon Hoseok dan Yoongi pun menurut , mau bagaimanapun dirinya juga pernah merasakan demam.

~||||||||~

Kini 3 jam telah berlalu dan sejak 1 jam yang lalu Hoseok sudah tertidur.

Sekarang yang Yoongi lakukan hanya tinggal menunggu Hoseok bangun dari tidurnya untuk memberinya makan , bukan kerena apa hanya saja Yoongi berfirasat Hoseok akan menolak makan jika dirinya tidak ada untuk memaksanya makan.

"euh...daddy" dipanggil Hoseok saat dirinya mulai terbangun dari tidurnya.

Yoongi yang menyadari sang anak sudah mulai terbangun dari tidurnya langsung mengelus lembut rambut Hoseok berkode bahwa sang daddy masih berada disana untuk menemani'nya.

"Daddy aku ingin ke kamar mandi" Hoseok merengek sebari memegang tangan sang daddy yang sedang mengelus rambutnya.

Yoongi yang mendengar rengekan Hoseok hanya mengerutkan dahinya.

"Lalu?." Tanya Yoongi.

"Bantu aku berdiri , kepalaku pusing aku juga takut jatuh karena tidak bisa menahan tubuhku" Yoongi mengangguk dan mulai beranjak dari tempatnya untuk mendekati Hoseok yang sepertinya sedang berusaha untuk duduk di sisi ranjang.

"Eh?" Hoseok membulatkan matanya kaget saat dengan tiba-tiba Yoongi menggendongnya dari arah depan , padahal Hoseok pikir tadinya Yoongi akan membantunya menuju toilet dengan memegang tangannya bukan dengan menggendong dirinya.

sungguh diluar duga'an pikir hoseok.

"Kenapa tidak suka?biarku lepas" Tanya Yoongi dibarengi dengan ancaman saat menyadari orang yang sedang dirinya gendong terus menatap wajahnya.

"Hha aku suka kok" Tawa Hoseok canggung karena dirinya takut jika Yoongi benar-benar melepas gendongannya.

"Bagus kalo begitu" ucapnya dengan menyeringai.

"Cepatlah" Perintah Yoongi saat dirinya sudah menuruni tubuh Hoseok dari gendongannya dan sekalian membuka pintu kamar mandi untuk sang anak.

Hoseok menghela nafasnya sebelum mengangguk untuk menuruti perintah dari Yoongi.

Entahlah menurut Hoseok , Yoongi itu tipe orang suka memerintah.

Tetapi mau bagaimanapun juga Hoseok baru mengenal Yoongi beberapa hari lalu jadi dirinya tidak tau pasti tentang sifat pria tersebut , namun seperti apapun sifat yang Yoongi tunjukan padanya itu mampu membuatnya merasa nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu terlintas dibenak Hoseok yaitu.

"Apa aku menyukai ayah angkatku sendiri?"

Tidak sampai 3 menit Hoseok didalam kamar mandi tetapi Hoseok sudah keluar dari sana.

Sama.

posisi Yoongi masih sama seperti sebelumnya , dan rupanya dia masih setia menunggu Hoseok untuk keluar dari kamar mandi.

"Sudah selesai?" Tanya Yoongi saat melihat sang anak sudah keluar dari dalam kamar mandi.

Hoseok mengangguk untuk menanggapi pertanyaan pria dewasa tersebut.

Yoongi yang melihat Hoseok mengangguk langsung kembali menggendong tubuh sang anak untuk menuju kembali kasur empuk mereka.

Dan Hoseok kembali menghela nafasnya saat melihat Yoongi mulai mengambil mangkuk yang berisi bubur di atas naskah.

Dapat Hoseok pastikan nanti Yoongi akan memintanya untuk memakan bubur tersebut.

"Aku ingin kau cepat sembuh jadi makanlah" Yoongi mengangkat sendok yang berisi bubur tersebut tepat didepan mulut Hoseok , seakan-akan dirinya sangat memaksa Hoseok untuk memakannya.

Hoseok tersenyum lesu pada Yoongi lalu membuka mulutnya pasrah untuk memperbolehkan bubur suapan dari Yoongi itu masuk kedalam mulutnya.

Sebenarnya Tubuh Hoseok menolak untuk menelan bubur tersebut namun hatinya terus memaksa untuk menelannya.

Dan itu berlangsung sampai suapan terakhir dari Yoongi selesai dirinya telan.

"Istirahatlah" Hoseok mengangguk lalu mulai berbaring untuk menahan tenggorokannya yang terus memberontak untuk mengeluarkan bubur yang tadi ia makan.

Sungguh rasanya tidak nyaman.

Sedangkan Yoongi setelah menaruh mangkuk bekas bubur tersebut dirinya beralih mengambil ponsel miliknya dan tidak lama dirinya tampak menelpon seseorang dengan berdiri di luar balkon.

15 Menit berlalu dan akhirnya Yoongi menyudahi percakapan lewat ponselnya , ya walaupun Yoongi hanya diam mendengarkan ucapan dari orang yang dirinya telpon.

Yoongi tampak menyimpan ponsel nya tersebut kedalam saku celananya , dan setelah itu barulah dirinya pergi dari balkon untuk kembali kedalam kamar.

Yoongi juga tidak lupa menutup kembali pintu kaca yang berfungsi untuk menutup balkon agar angin dari luar tidak masuk kedalam kamar , karena mengingat Hoseok yang sedang sakit angin dari luar tidak cukup baik untuk tubuhnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Yoongi kepada Hoseok yang tampak melamun menatap luar balkon yang transparan karena ditutupi oleh pintu kaca sehingga dirinya masih bisa melihat keluar ruangan.

Hoseok tersenyum tipis untuk menatap Yoongi yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur sebelah kiri.

"Tidak ada" Jawab Hoseok singkat.

Yoongi mengangguk paham sebari mulai mendekati tubuhnya kepada tubuh Hoseok.

"Apa kepalamu masih pusing?" Yoongi bertanya dengan tangan yang mencoba memegang dahi Hoseok , berniat untuk memeriksa suhu badan sang anak.

"Sedikit , hanya berdenyut"

"Ingin minum obat?"

"Tidak!!"

Yoongi terkekeh mendengar tuturan sang anak yang menolak keras.

"Kalo begitu tidurlah kembali agar pusingnya hilang" Hoseok menggeleng.

"Mataku akan sakit nanti"

"ck dasar cerewet" Kesal Yoongi dibarengi dengan tangan yang mencubit gemes pipi Hoseok.

Sedangkan Hoseok yang berlaku pipinya sedang di cubit hanya bisa mengeluh sakit.

"Berhentilah tubuhku sudah sakit!! jangan menambah rasa sakitnya lagi daddy~" Lagi dan lagi Yoongi hanya terkekeh menanggapi keluhan Hoseok.

Apa dia senang melihat orang menderita pikir hoseok.

Sekian.
Maaf kalo kurang nyambung

Sebenarnya ini cerita ini up malam kemarin dan hari ini jadwalnya up bagian 7 nya.

Ya karena sinyal daritadi malam gak ada jadi siang ini Qya baru bisa up.

See You Soon dan semoga suka dengan ceritanya dan jangan lupa beri vote ya

Mafia in love - YoonseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang