03🦋

1.1K 126 4
                                    

Setelah kejadian sore beberapa hari yang lalu, dimana Lalisa diberi suatu barang oleh orang asing berpakaian serba hitam. Gadis itu jadi lebih sering mendapatkan suatu barang tanpa di ketahui pengirimnya. Entah di depan apartemennya atau bahkan sering menitipkannya pada satpam penjaga Kediaman rumahnya.

Cukup mengesalkan dan membuat Lalisa penasaran. Kenapa tidak langsung mengirimkannya saja? Lalisa pasti akan menerimanya kok. Tidak seperti ini, ini malah membuat Lalisa mati penasaran namanya.

Sebenarnya Lalisa tidak terlalu banyak memiliki teman di kampus sih. Maksudnya yang benar-benar dekat dengannya, masih bisa di hitung dengan jari. Itupun karena dulu mungkin satu SMA. Lalisa ini sangat jarang berinteraksi di lingkungan kampus, kecuali jika benar-benar dibutuhkan. Seperti mewakili universitas, jurusan atau hal penting lainnya. Sangat berbeda dengan dirinya yang di luar kampus.

Jadi, kemungkinan besar.. seseorang yang mengirimkan Lalisa adalah seseorang yang di luar lingkup kampusnya. Meskipun Lalisa tidak yakin. Lihat, gadis itu saja kini berdiam diri di dalam perpustakaan. Entah naluri apa yang menyuruhnya datang ke perpustakaan ini, karena biasanya ia akan datang jika sangat-sangat di perlukan.

"Aku kenapa datang kesini sih?" Monolognya.

"Bukankah lebih baik aku dirumah atau ikut Jennie? Lingkup kampus ini membosankan." Decaknya.

"Lalisa Kim?"

Lalisa mengerutkan keningnya, mendapati kehadiran seseorang yang tidak ia kenal sama sekali. Garis berambut panjang berwarna blonde.

"Ya, siapa?" Tanya Lalisa. Ketahuilah, Lalisa sepertinya tidak pernah melihat gadis itu selama ini.

"Apakah aku boleh duduk disini?"

Sebelum memberikan persetujuan, Lalisa melihat sekeliling masih banyak bangku yang kosong. Kenapa gadis ini ingin duduk di sampingnya.

"Sorry, but.. masih banyak bangku kosong disana." Ujar Lalisa menolak. Sedikit tidak enak sebenarnya menolak gadis yang sepertinya masih lebih muda di bawahnya ini.

"Aku hanya mau dengan mu." Kekeuhnya.

"Tapi--

Belum juga Lalisa menyelesaikan balasannya. Gadis itu sudah duduk di sampingnya, tentunya tanpa persetujuan dari Lalisa.

"K-kau?"

"Aku ingin duduk dengan mu disini." Ujar gadis asing itu, tersenyum lebar kearah Lalisa.  Lalisa hanya diam melihat gadis itu, bingung harus merespon seperti apa lagi. Gadis di sampingnya ini sok kenal dan sok dekat dengannya. Namanya saja Lalisa tidak tahu.

"Jeon Somi."

Lalisa mengerutkan kedua keningnya. Akh.. namanya Jeon Somi? Nama yang bagus menurut Lalisa.

"Hm, kenapa kau ingin duduk disini?" Tanya Lalisa penasaran, sesekali ia melihat ke arah layar ponselnya.

"Tidak tahu. Tapi aku ingin dekat dengan mu. Lalisa Kim? Itu namaku kan?"

"Ya, kau tahu dari mana sih? Aku tidak pernah melihat ku sebelumnya." Tanya Lalisa. Somi sedikit berfikir.

"Seseorang memberitahu namamu padaku, hahaha. Tidak-tidak, aku hanya pernah mendengarnya. Aku mahasiswi tahun ini, mungkin itu alasan kenapa kau tidak pernah melihat ku. Atau.. memang kau yang hanya tidak pernah keluar dari kelas ya? Ehh.. tapi banyak mahasiswa yang membicarakan mu." Ujar Somi, gadis blonde itu terkekeh sebentar.

"Kau, cerewet." Decak Lalisa.

Somi menekuk wajahnya, "ish. Aku tidak cerewet, aku hanya ingin lebih mengenal dirimu."

She's Perfect || LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang