"apa kau yakin itu akan berakhir sebagai mimpi saja? Jika, kau dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara, kau bisa kehilangan separuh hidupmu"
"separuh hidupku? Bukankah kalau aku bangun mimpi itu akan selesai?"
"aku juga berpikir seperti itu 6 bulan lalu. Tapi setelah terus memimpikan hal yang sama, aku mulai menulis buku harian mimpi"
"aku juga mulai menulisnya. Aku baru mulai hari ini"
"itu kebiasaan yang bagus. Orang cepat melupakan mimpinya, dan hanya mengingat hal yang berkesan saja. Tapi dengan buku harian mimpi, aku menemukan hal luar biasa"
"hal luar biasa apa"
"selama 6 bulan terakhir ini, setiap hari, aku hanya bermimpi tentang Negeri ajaib saja"
"tiidak mungkin.... tapi setelah kau bilang begitu, aku jadi berpikir bisa saja aku sama denganmu"
"apakah kau ingat sejak kapan kau bermimpi seperti itu?"
Ari menggelengkan kepalanya. "aku punya firasat itu hanya muncul baru-baru ini saja, tapi aku juga merasa ini sudah berlangsung selama beberapa tahun"
"kalau begitu aku ganti pertanyaannya" kata Imori "selain Negeri ajaib, apakah kau mengingat mimpi lain?"
"tentu saja"
"contohnya?"
"mimpi...eh?"
"mimpi seperti apa?"
"kalau tiba-tiba begini, tidak ingatlah"
"tapi mimpi Negeri ajaib langsung bisa diingat?"
"ya itu karena aku baru-baru ini memimpikannya"
"kalau begitu, jika kita menunggu kau bisa mengingat mimpi yang lain?"
"ya. Tentu saja"
"baiklah, aku bisa menunggu sampai kapan pun. Jadi cobalah kau ingat-ingat" Imori menutup mulutnya.
Ari memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Tenang jangan terburu-buru, kalau relax pasti bisa langsung ingat.
3 menit telah berlalu.
Ari mengerutkan alisnya.
Imori tidak mengatakan sepatah kata pun
1 menit lagi telah berlalu.
Ari pelan-pelan membuka matanya
Imori menatap Ari sambil menyeringai.
"apa?"
"sudah ingat?"
"tidak ingat. Lagian kan bisa saja tidak ingat"
"seburuk apapun ingatan mu, masa selama kau hidup tidak bisa mengingat satu mimpi pun?"
"aku bukannya tidak mengingat apapun"
"kalau begitu kau ingat mimpi apa?"
"...Negeri ajaib" Ari mengatakannya dengan suara yanag sangat pelan hampir tidak terdengar.
"kau bilang apa?"
Ari menghela nafasnya. "ya ya, selama aku hidup sepertinya aku hanya bermimpi satu jenis mimpi saja"
"kau mungkin tidak percaya sekarang, tapi kalau kau terus menulis buku harian mimpi setiap hari kau akan semakin yakin"
"dengan kata lain, mulai malam ini kita akan terus melihat mimpi aku di penjara?"
YOU ARE READING
The Murder of Alice
Mystery / ThrillerSeorang mahasiswa pascasarjana, Ari Kurisugawa, akhir-akhir ini selalu bermimpi mengenai Alice yang tersesat di Negeri ajaib. Pada suatu hari ia pergi ke kampus dan mendengar kabar tentang seorang mahasiswa pascadoktoral dengan nama panggilan 'eg...