4
Ari dan Imori untuk sementara waktu hanya saling tatap menatap dan tidak mengeluarkan suara apapun. "Uhmm" yang pertama kali berbicara adalah Ari. "aku benar-benar takut sekarang"
"kalau aku sangat bersemangat sekarang" kata Imori. "aku tidak menyangka masih ada hal semenakjukban ini di dunia. Benar-benar mengejutkan"
"apa maksudmu? Uhm, apakah kau terkejut akan hal yang sama dengan ku?"
"kanapa kau bicara bertele-tele seperti itu?"
"jika aku salah sangka dan langsung membicarakannya, aku yakin kau akan menyangka aku orang gila"
"maksudmu tentang kebetulan kau tahu tentang kata sandinya?"
"sudah kuduga"
"ya, itu yang ku maksud"
"jadi begini,......uhm. Ah, tidak bisa. Aku tidak bisa mengatakannya"
"kenapa kau tidak bisa mengatakannya? Aku tidak mengerti"
"karena ini terlalu aneh. Aku juga tidak mengerti"
"aneh atau tidaknya kan kita tidak tahu kalau kau tidak mengatakannya. Kalau kau tidak mengatakannya kita tidak memiliki kesimpulan apapun"
"aku tetap tidak akan mengatakannya. Aku yakin setelah mengatakannya, kau akan menertawakanku"
"kalau begitu, aku saja. Kalau begini terus kita tidak akan menyelesaikan apapun" Imori menatap Ari. "Kita bermimpi berada di Negeri Ajaib. Dan saat itu aku adalah Bill dan kamu Alice"
Ari berteriak.
Orang-orang di sekitar sontak menatap mereka berdua.
"Hei, kenapa kau berteriak seperti itu? Orang-orang akan berpikir aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak padamu"
"aku benar-benar terkejut" kata Ari.
"bukannya kau sudah bisa menebaknya?"
"Iya. Tapi, aku berpikir mungkin itu hanya imajinasiku saja.....Ah. Perkataanmu barusan juga mungkin hanya imajinasiku"
"kalau sampai ragu seperti itu, kau lama-kelamaan tidak bisa percaya pada pikiranmu sendiri loh"
"tepat sekali, sekarang aku benar-benar tidak percaya pada pikiranku sendiri"
"ya, padahal aku merasa kau yang berada di Negeri Ajaib cukup pintar"
"jadi apa maksud semua ini? Ini hipnotis atau apa?"
"apanya yang hipnotis?"
"ya maksudku, kau membuatku melihat mimpi aneh itu"
"tidak, aku tidak melakuakan hal seperti itu"
"jadi apa maksud semua ini? Kenapa kau bisa tahu isi mimpiku?"
"karena kau dan aku melihat mimpi yang sama"
"maksudmu mimpi kita saling terhubung? Bagaimana bisa?"
"aku tidak tahu. Tapi aku berpikir ini tidak hanya sesederhana mimpi kita saling terhubung"
"ah, apakah aku akan menjadi gila?"
"dalam artian luas, iya"
"sudah kuduga..."
"tapi jangan khawatir. Kau hanya perlu mengasumsikan itu sebagai fenomena obyektif, lalu kau bisa meragukan kewarasanmu ketika muncul kontradiksi dengan fenomena tersebut"
"dan fenomena tersebut adalah?"
"asumsi bahwa Negeri Ajaib benar-benar nyata"
"sekarang aku lebih mengkhawatirkan kewarasanmu daripada kewarasanku"
"apa kau tahu Pisau Ockham?"
"Pisau merek luar negeri?"
"prinsip yang menyatakan untuk tidak berasumsi lebih dari yang seharusnya. Jadi, kau hanya perlu memilih asumsi yang paling sederhana untuk menjelaskan suatu fenomena"
"jadi asumsi yang paling sederhanalah yang benar?"
"bukan begitu. Maksudnya adalah percuma berasumsi banyak hal yang tidak diperlukan"
"bedanya apa?"
"maksudku adalah sekarang bukan waktunya untuk berhipotesa atau menganalisis. Jika kau berasumsi bahwa Negeri ajaib benar-benar ada, semuanya jadi terasa lebih jelas"
"Jika tempat itu benar-benar ada, lalu dimana letaknya? Di bawah tanah? Di dasar laut? Atau mungkin di Planet lain?"
"menurutmu dimana?"
"aku pikir di bawah tanah. Karena, kita bisa sampai kesana kan karena jatuh ke dalam lubang"
"kalau di bawah tanah tidak mungkin bisa terlihat langit disana. Dan lagi, disana kan ada matahari"
"jadi, di dasar laut?"
"kalau di dasar laut sama saja kan dengan di bawah tanah"
"ya, kalau begitu berarti di planet lain?"
"ya kemungkinannya tinggi. Tapi yang jadi masalah, sangat sulit menjelaskan bagaimana kita bisa berpindah tempat dari sini ke sana"
"apakah kita benar-benar berpindah tempat? Saat tidur? Sleepwalking?"
"tidak hanya berpindah tempat. Kita juga berubah wujud"
"bukankah itu hanya perasaan mu saja, karena kau setengah tertidur?"
"Jadi saat kita setengah tertidur kita pergi keluar rumah, lalu bertemu di suatu tempat dan seperti di dalam mimpi kita saling berbicara?"
"cuman itu saja yang bisa kupikirkan"
"kalau begitu, pasti ada yang sadar keberadaan kita dan langsung mengirim kita ke rumah sakit"
"kalau begitu, bagaimana cara kita bisa berjalan-jalan ditengah malam seperti itu?"
"bagaimana kalau kita tidak meninggalkan rumah masing-masing? Kita berdua tetap berada di rumah dan hanya badan kita saja yang tertidur"
"kalau begitu, benar ini mimpi dong"
"bukan mimpi biasa. Kita terhubung dengan orang tertentu di dunia lain"
"maksudmu?"
"di dunia ini,ada aku, Ken Imori. Di dunia sana ada Bill si Kadal. Lalu kedua individu saling terhubung, jadi kenyataan bagi satu individu menjadi mimpi bagi individu lainnya"
"jadi ini mimpi atau bukan?"
"demi memperhatikan kesehatan mental mu, lebih baik sekarang kita bilang ini mimpi saja"
"setuju ya?"
"ya aku sih tidak masalah dengan itu, hanya saja jika kau tidak menganggap serius masalah ini, kau yang di dunia lain akan terlibat masalah"
"apa maksudmu?"
"Alice dianggap sebagai pembunuh Humpty Dumpty"
"oh iya masalah itu. Tapi kan itu hanya tuduhan sepihak oleh Mad Hatter dan March hare saja"
"tapi mereka memiliki bukti-buktinya"
"yang kau maksud dengan bukti itu celoteh tidak masuk akal si White Rabbit?"
"Mungkin di dunia ini perkataan White Rabbit tidak bisa dijadikan bukti, tapi di dunia sana perkataannya dianggap sebagai bukti yang penting"
"jadi bisa saja Alice ditangkap maksudmu?"
"kemungkinan tersebut sangat tinggi"
"yah bagaimana pun, itu hanya mimpi"
"apa kau yakin itu akan berakhir sebagai mimpi saja? Jika, kau dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara, kau bisa kehilangan separuh hidupmu"
>>>
YOU ARE READING
The Murder of Alice
Mystery / ThrillerSeorang mahasiswa pascasarjana, Ari Kurisugawa, akhir-akhir ini selalu bermimpi mengenai Alice yang tersesat di Negeri ajaib. Pada suatu hari ia pergi ke kampus dan mendengar kabar tentang seorang mahasiswa pascadoktoral dengan nama panggilan 'eg...