03. AC

8 2 5
                                    

Yeay! Fathan Update.

Ada yang nunggu? Gak ya pasti...

Nulis doang, gaada yang baca.

Gpp deh! Semangat.

____
Yakin aja dulu, urusan pahitnya kenyataan belakangan
-A-
________

Kafa menoyor kepala Agam "Halah gaya lo nyet. Ngaca! Modelan semvak Betmen kayak elu mau dapetin spek bidadari surga firdaus!"

Agam melotot tidak terima. Apa-apaan, dia disamakan dengan dalaman Batman?

"Mulut kalau gak pernah disekolahin!" Gemas Agam, menyumpal mulut Kafa dengan tisu bekasnya.

"Kotor bego."

"Idih, lo lupa? Tisu bekas gue aja pernah lo pakek! Gak usah gaya-gayaan lo."

Fathan yang dari tadi asik memakan soto Bu Yayuk itu hanya menggeleng, sesekali terkekeh  melihat kelakuan abstrak teman-temannya.

"Lo berdua sehat gak? Gaada sejarahnya Batman pakek semv**!" Arshen yang notabene nya masih waras ikut bersuara.

"Pakek nyet!" Balas Agam tak mau kalah.

Kafa berfikir sejenak "Eh, ck. Bukan Gam! Kan sji Suparman yang semv** nya diluar, bukan Batman."

Uhuk!

"Minum-minum," Kafa dengan sigap menyodorkan air mineral pada Fathan.

"Lo kenapa?"

"Suparman bapak gua. Lo bilang semv** nya diluar? Gue pecat dari D'shine tau rasa Kaf!" Fathan emosi di tempat.

Kafa membungkam mulutnya dengan tangan, merutuki dirinya sendiri.  sedangkan yang lain justru menertawakan kebodohan gitaris D'shine tersebut. Sudah tahu Parman itu nama bapaknya Fathan, masih saja disebut-sebut. Mana dikatain semv** nya diluar lagi.

Di sela-sela obrolan dan tawa mereka, tanpa disadari, seseorang tengah menatap ke arah mereka dengan wajah dingin. Menyandarkan punggungnya di tembok, dengan tangan dimasukkan ke saku celana.

Tatapan laki-laki itu jatuh pada...

Fathan.

"Gue harap El gak akan ketemu lo, Fathan."

***

"Agam Richolas Yudhistira."

"Tolong bacakan nilai ulangan harian fisika." Perintah Pak Cakra Abdinegara atau kerap disapa pak Cakra, menyodorkan lembaran hasil ulangan kelas XII IPA 4 Minggu lalu.

Hasil ulangan? Murid barisan paling depan tentu sangat antusias karena sudah diprediksi akan mendapat nilai jauh diatas KKM. Sedangkan untuk kaum-kaum pemalas yang bahkan kemarin nyontek, yang dirasakan adalah deg-degan. Salah! Bukan deg-degan karena nilainya jelek. Tapi deg-degan jika ketahuan ngepek.

"Heum, momen langka. Siap pak!" Berjalan ke depan dengan lagak sok paling oke sambil menyugarkan rambutnya.

Mengambil kertas-kertas yang disodorkan oleh Pak Cakra "Oke bestie, Agam yang uwuuwuwuwuwu ini akan membacakan nilai kalian. Tolong kupingnya di buka lebar-lebar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang