Bab 02. Murid Baru
Bel masuk baru saja berbunyi. Satu persatu murid SMA Galaska berlarian memasuki kelas mereka. Di kelas XI IPA 2 murid-murid sibuk dengan kegiatan mereka.l masing-masing. Ada yang main game online, ngerumpi dengan teman sebangku, baca buku, dan ada pula yang menghayal menjadi penyanyi dangdut terkenal seperti Rhoma Irama, siapa lagi jika bukan Guntur. Selain makan, kentut, Guntur juga hobi nyanyi.
Sedangkan Biru kini terlihat asik memainkan game online di handphone-nya. Kedatangan Taufan di kelas itu sambil berteriak heboh, membuat semua orang menatapnya.
"Huwa, demi apa pun gue seneng banget hari ini!" pekik Taufan.
"Kesambet setan apa lo?" tanya Biru.
"Barusan gue lewat di ruangan kepala sekolah dan lihat ada cewek cantik, sepertinya murid baru. Gila, tuh cewek cantik banget," jelas Biru, mendadak jadi mata keranjang.
"Cewek mulu isi otak lo. Pacarin kagak, diberi harapan iya," sambar Juli. Entah kenapa ia tidak menyukai Taufan? Menurutnya Taufan itu burik, tidak ada ganteng-gantengnya. Udah jelek, sering tebar pesona lagi! Gimana Juli tidak sebal?
"Sirik aja lo! Lagian lo punya dendam apa, sih, sama gue?"
"Selamat Pagi!"
Kedatangan Bu Mira ke kelas mereka membuat semua murid buru-buru ke tempat duduk mereka. Bu Mira tidak sendiri, wali kelas XI IPA 2 itu datang bersama seorang gadis dengan mengenakan seragam putih abu-abu. "Hari ini kalian kedatangan teman baru. Isabella, silahkan perkenalkan diri kamu."
Isabella menarik napas panjang, menghalau rasa gugupnya. "Perkenalkan nama saya Isabella Fransiska, biasa di panggil Bella. Saya pindahan da—"
"ISABELLA? KEK JUDUL LAGU!" celetuk Guntur memotong perkataan Bella lalu menyanyikan lagu berjudul 'Isabella' tersebut.
"Guntur, diam kamu!" marah Bu Mira, Guntur berhenti bernyanyi.
Taufan yang duduk disebelah Guntur tertawa pelan. "Mampus lo. Enak kena semprot?"
"Rasanya, ahh mantap," balas Guntur berbisik, padahal sebenarnya ia malu.
"Lanjutkan, Isabella," ucap Bu Mira.
Bella mengangguk. "Saya pindahan dari Bandung. Pada teman semua, ada yang ingin ditanyakan?"
Taufan langsung menunjuk tangan. "Udah punya pacar belum, Bel?"
"Bel?" Biru membeo. "Sok akrab lo."
Bella menggeleng. Membuat Taufan tersenyum lebar. "Mantep, nih. Ada kesempatan dong gue."
"Cih, belum tentu dia mau sama lo," cecar Juli.
"Dih, nyambung aja lo kek kabel. Cemburu bilang, Neng!"
"Gue cemburu sama lo? Ogah! Oppa Korea gue lebih ganteng. Wajah pas-pasan kayak lo bukan standart gue."
"Juli, Taufan, jika kalian masih ribut silahkan keluar!" bentak Bu Mira. Entah kenapa kedua muridnya itu bagaikan kucing dan tikus yang tidak pernah akur.
"Bella, kamu boleh duduk," ucap Bu Mira. Bella menuju ke bangku kosong yang ada di belakang. Ia berjalan sambil menunduk, merasa tidak percaya diri. Bella adalah orang yang pemalu jika bertemu dengan orang baru.
Cewek itu menghentikan langkahnya ketika melihat sebelah kaki menghadang langkahnya. Untung saja ia menoleh ke bawah, jika tidak mungkin ia akan tersandung.
"Gue pikir masih ceroboh kayak kemaren." Biru menyingkirkan kakinya, memberi akses Bella lewat. Cewek itu menatap Biru datar lalu melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BiruBella
Teen FictionBiru Argevano, murid diSMA Galaska. Lahir dari keluarga sultan, otak pintar, dan wajah tampan membuatnya mendapat julukan 'sempurna' dari semua orang. Julukan itu sering membuat hati Biru tercubit. Di balik kata sempurna yang diberikan orang padanya...