0.1

496 43 1
                                    

Dialog menggunakan bahasa Inggris. Mohon maaf bila bahasa Inggris ku agak buruk. Saha gunakan bahasa yang simpel agar mudah dipahami oleh Saha sendiri dan readers.

Sekian, selamat membaca.










.

🦊🍁🌻

.

"Ughh, my gods!"

Disebuah perumahan sederhana, nampak seorang pemuda sedang membersihkan salju yang menutupi teras dan halaman rumahnya. Karena semalam terjadi badai salju.

Suhu yang sangat dingin membuat kedua pipi dan hidung pemuda itu menjadi merah.

"Morning Haechan!"

Pemuda itu mendongak mendengar namanya dipanggil. Di sebrang rumahnya nampak seorang pria muda keturunan Jepang melambai padanya.

Pemuda keturunan Jepang itu juga tengah membersihkan salju yang menumpuk dengan skop besinya.

"Morn too Yoshi-kun!"

Lalu keduanya terkekeh, entah apa yang lucu.

"I can help you."

Pemuda yang bernama Yoshi atau yang bernama lengkap Kanemoto Yoshinori tadi berjalan mendekati pagar rumah Haechan.

"If you don't mind."

Setelahnya Yoshi tersenyum dan membuka pagar rumah Haechan.

Mereka membersihkan salju-salju itu dengan diselingi obrolan dan candaan. Mereka berteman sangat akrab. Dimana Yoshi yang selalu menjadi teman ngobrol Haechan, karena ia tau bawasannya Haechan masih baru disini.

Haechan, pemuda keturunan Korea-Indonesia yang pindah ke Kanada satu tahun lalu.

Sebelumnya Haechan tinggal dan besar di Indonesia. Namun karena suatu hal ia harus pindah ke Kanada.

.

🦊🍁🌻

.

Di Hari Selasa ini, Haechan ingin pergi keluar menemui seseorang. Lebih tepatnya seseorang yang istimewa, seseorang yang perlahan sudah mengambil sedikit demi sedikit hatinya.

Haechan sudah siap dengan coat tebalnya dan syal merah melilit lehernya.

Ia nampak tenggelam dengan pakaiannya, membuat kesan imut dan menggemaskan bagi siapapun yang melihat.

Saat ia akan membuka pintu rumahnya, tiba-tiba Yoshinori berdiri di balik pintu dengan tangan yang menggantung di udara, seperti hendak memegang kenop pintu.

"Oh, Yoshi-kun. What wrong?"

"Eto, I'm going back to Japan, today."

Haechan melebarkan kedua matanya. Yoshi yang melihat respon Haechan meringis tak enak.

"What?! Why.. Suddenly??"

"Will you go now??"

Yoshinori meringis melihat Haechan yang menampilkan raut cemberut.

"Y-yes."

Haechan benar-benar merasa sedih, satu-satunya teman yang ia punya akan pergi ke kampung halamannya. Ia bahkan tak bisa membayangkan akan seperti apa hari-harinya tanpa Yoshi nanti.

"Please don't crying."

Akhirnya Haechan memeluk erat Yoshi, air matanya keluar.

"Will you come back?"

cinta itu buta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang