0.4

156 29 0
                                    


Pagi ini Haechan udah rapi, manis, pokoknya udah good lah. Celana jeans hitam dipadukan dengan Kaos putih dan jaket abu-abu.

Ia tersenyum manis dan berjalan menuju pintu depan dengan tongkatnya.

Haechan benar-benar sudah tidak sabar, ia sungguh bersemangat.

Ia keluar dan mengunci pintunya. Menunggu Renjun yang akan datang menjemput.

Yang ada didalam pikirannya sekarang adalah ia dan Renjun, jalan berdua, bercanda tawa, dan bahagia.

Ia terus saja tersenyum manis. Tanpa tau yang ditunggu-tunggu sebenarnya sudah berdiri didepan pagar rumahnya selama 15 menit.

Sebenarnya saat jalan-jalan kemarin pun Renjun sudah menunggu didepan pagar rumah Haechan selama setengah jam.

Alasannya, ia ingin melihat bahwa Haechan juga menginginkan kehadirannya. Ia ingin Haechan menunggunya. Ia ingin setidaknya si manis menginginkannya untuk satu hal saja.

Senyum tulus tercetak jelas dibibir Renjun. Pemuda ia perlahan membuka pintu pagar. Saat menggeser kuncian pintu, timbul suara decitan yang membuat Haechan sangat yakin bahwa itu pasti Renjun.

Senyum si manis tercipta indah. Raut wajahnya berubah antusias, membuat Renjun tak tega bila meninggalkannya nanti.

"Renjun?"

Yang dipanggil segera mendekat dan menggenggam sebelah tangan Haechan yang ada diatas meja.

"Iya, ini Renjun. Haechan udah lama nunggu?"

Si manis menggeleng dengan senyum yang masih mengembang.

"Enggak, aku belom lama nunggu."

Dielusnya tangan si manis lembut. Renjun tersenyum teduh.

"Sebelum berangkat, aku bawain kamu donat."

Ia bukakan kotak donat yang berisikan 4 biji, semua beraneka rasa. Haechan yang mendengarnya pun merasa senang.

"Beneran? Makasih.."

Tangannya Renjun tuntun menuju kotak donat. Ia memilih satu donat dan memakannya perlahan.

"Eumm, enwak! Hehe."

Renjun terus memandangi bagaimana si manis makan. Bagaimana ia mengunyah, menelan, dan noda yang tertinggal di bibirnya.

.

🦊🍁🌻

.

Setelah menunggu 10 menit Haechan makan dan Renjun yang hanya memandangi, akhirnya mereka berangkat.

Mereka naik bus.

Mungkin perjalanan membutuhkan waktu sekitar setengah jam sampai di halte tujuan.

Saat menaiki bus, Renjun sempat ribut karena ia tak punya kartu bus. Ia bermaksud membayar cash namun ditolak. Berakhir Haechan yang bayar, untung saja ia bawa di dompet.

Keduanya duduk di sisi kanan. Karena perjalanan yang masih setengah jam pun Haechan tertidur. Kepalanya perlahan jatuh ke pundak Renjun.

Renjun terus memandangi, bagaimana bibir cerry itu sedikit terbuka. Tangannya mencoba meraih wajah Haechan, namun tiba-tiba terhenti. Tangannya tergantung, perlahan ia kembali menurunkan tangannya.

Senyum sendu kembali tercetak dibibirnya.

"Haechan, aku cinta kamu." Bisiknya pelan.

Sedangkan Haechan sudah tertidur lelap. Ia tak mendengar apa yang baru saja Renjun katakan.

.

Perjalanan sudah memakan waktu hampir setengah jam. Renjun yang dari tadi tidak tidur pun membangunkan Haechan.

cinta itu buta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang