0.6

204 37 0
                                    

Keduanya sedang duduk di sofa ruang tengah dengan Renjun yang bermain gitar.

Tadi mereka sudah berbincang dan bercanda tentang banyak hal dengan segelas coklat hangat.

Tadi Renjun bercerita kalau dia itu bisa bernyanyi, lalu Haechan meminta bukti. Makanya sekarang Renjun sudah duduk dengan gitar dipangkuannya.

"Ekhem ekhem."

*Jreng~

"Oh tuhan, kucinta Haechan."

"Ku sayang Haechan, rindu Haechan. Haechannya enggak~"

Haechan tertawa mendengar nyanyian Renjun.

Renjun terus saja memperhatikan Haechan, bagaimana ia tertawa, bagaimana bibir peach itu tersenyum, dan bagaimana mata coklat indahnya itu sedikit menyimpit karena tertawa.

Tiba-tiba Renjun kembali menggenjrengkan gitarnya.

Ia tekan kunci B minor.

"Seribu wajah goda aku."

"Yang ku ingat hanya wajah kamu."

Haechan tersenyum, entah mengapa saat telinganya menangkap suara Renjun, bibirnya jadi tidak bisa dikendalikan.

"Janjiku tak pernah main-main."

"Sekali kamu tetap kamu."

Saat akan masuk reff, genjrengan gitar Renjun terdengar memukau.

"Aku tak perlu, bahasa apapun."

"Untuk mengungkap, aku cinta kamu."

Jujur Haechan tersipu, merasa senang mendengar kalimat yang Renjun lontarkan.

"Aku tak pernah, beristirahat."

"Untuk mencintai kamu, sesuai janjiku."

Tangan Renjun memegang sebelah tangan Haechan. Mengelus punggung tangannya lembut dengan ibu jari.

"Haechan, aku cinta kamu. Tapi jangan marah ya."

Haechan yang mendengarnya tersenyum. Ia senang, tapi malu, pipinya memanas, jantungnya berdegup kencang.

"Terimakasih, terimakasih udah cinta aku yang buta ini. Aku juga cinta Renjun."

Setelahnya Renjun layangkan kecupan mesra di dahi Haechan.

Ahh, manis sekali.

.

🦊🍁🌻

.

"Humm, baunya enak banget.." bisik Haechan disamping Renjun.

Sedangkan Renjun sendiri hanya tersenyum mengelus lembut rambut si manis.

Mereka sedang berada di depan kedai cumi bakar. Tadi Haechan mengatakan ingin cumi bakar yang empuk dan pedas manis.

Haechan teringat dulu Renjun pernah membelikannya cumi bakar. Karena rasanya yang enak, Haechan menginginkannya lagi.

Mereka berdiri didepan kedai selama 10 menit dan akhirnya apa yang Haechan inginkan ia dapat.

Renjun mengajak Haechan duduk di bangku yang agak jauh dari kedai.

Langit perlahan berubah warna menjadi orange kemerah-merahan. Indah sekali, kontras dengan daun mapel yang berwarna senada.

"Ini Renjun ambil satu."

Haechan mengarahkan tangannya yang menggenggam satu tusuk cumi bakar kepada Renjun. Lalu diterima baik oleh yang ditawari.

Tadi Renjun membelikan 4 tusuk cumi bakar kepada Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cinta itu buta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang