0.2

248 38 3
                                    

Warning typo!



"Good morning Haechan!! I'm coming back!!"

Sedangkan yang dipanggil masih bergelung dengan selimut dan bantal. Namun semakin lama semakin keras saja teriakan diluar sana.

"Haechan!— oh.. good morning."

Ucap orang asing itu ceria. Karena Haechan membukakan pintu rumahnya. Haechan keluar dengan keadaan yang berantakan.

"I cook seaweed soup. Eh, bener gak sih? Bahasa Inggrisnya rumput laut apa sih?"

"Y-you."

Haechan nampak terkejut saat orang asing yang sudah pasti adalah orang yang sama dnegan yang kemarin-kemarin.

"W-why?"

Si lawan bicara malah ikut terkejut, padahal ia tak tau kenapa ia ikut terkejut.

"You speak Indonesia?"

"Ya jelas, kan gue orang Indo."

Kini tercetak jelas ekspresi kaget dari Haechan. "Aku juga."

"Udah tau, makanya gue sering kesini. Tapi disinisin mulu."

Ucapnya dengan bibir yang melengkung kebawah. Walau begitu tetap saja Haechan tak bisa melihat.

"Tapi tau aku dari mana? Kita kenal?" Ucap Haechan yang perlahan menuju bangku dengan dibantu orang tadi.

(Hmm, cape sebenernya dari tadi nulisnya orang itu, orang tadi, orang asing, mulu.)

"Gue kenal Lo kok, Lee Haechan kan? Kenalin, gue Renjun, Huang Renjun. Gue dari Surabaya."

"O-oh"

"Ya udah sih, nih gue bawain sop rumput laut. Tadi gue sendiri yang bikin, dijamin halal." Ucap Renjun dengan terkekeh.

Haechan ikut terkekeh kecil mendengarnya. Setelah tau bahwa orang asing yang selama ini selalu datang kerumahnya itu orang Indonesia, ia jadi merasa sedikit lebih percaya.

"Enggak di kasih racun kan?"

Haechan meraba-raba kotak makan yang dibawakan Renjun. Membukanya perlahan dan mengangkatnya. Masih sedikit hangat, sepertinya setelah masakan matang, pemuda itu langsung menuangkannya pada kotak makan dan bergegas pergi menemui Haechan.

"Menurut lo? Kalo gitu gue juga ikut makan, jadi kalo misal ada racunnya gue juga ikut keracunan."

Renjun duduk di bawah bersila. Ia membawa dua kotak sop, yang mana untuknya dan Haechan.

Perlahan Haechan menyendokkan sup kemulutnya. Ia kunyah rumput laut pelan. Senyumnya terbit, saat setelah menelan apa yang baru saja ia masukkan ke mulutnya.

Sedangkan Renjun, pemuda itu hanya mengamati Haechan yang memakan sup buatannya. Bagaimana si manis menyendokkan sup tersebut dan memasukkan kedalam mulut. Bibir yang bergerak saat si pemilik mengunyah dan menelannya.

"Sopnya enak."

"Enakkan? Gue kan jago."

Renjun masih belum memakan supnya, ia masih saja memperhatikan Haechan yang kembali memasukan sesendok sup ke mulutnya dengan senyum manisnya.

"Tapi gak tau nanti kalo aku keracunan. Paling kalo gak nanti malem ya besok pagi racunnya bereaksi."

Renjun terkekeh mendengar ucapan Haechan.

"Haechan, kalo senyum manis ya. Cantik."

Haechan yang mendengar pun langsung salting. Ia tersenyum malu malu, pipinya memerah.

cinta itu buta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang